Teori Uses And Gratifications
Teori uses and
gratification (kegunaan
dan kepuasaan) ini dikenalkan pada tahun 1974 dalam bukunya the uses on massa communication. Current
perspectives on gratification research. Teori uses and gratification milik Blumer dan Katz ini mengatakan bahwa
menggunakan media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunkan media
tersebut. Santoso, Edi dan Setiansah, Mike (2010:106).
Dengan
kata lain, pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi.
Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam
usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya, teori uses
and gratification mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif
untuk memuaskan kebutuhannya. Menurut Ardianto, dkk (2009:73-74) menyatakan
khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya.
Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (gratifications) atas kebutuhan
seseorang. Oleh karena itu, sebagian besar perilaku khalayak akan dijelaskan
melalui berbagai kebutuhan (needs)
dan kepentingan individu.
Teori
ini jelas merupakan kebalikan dari teori peluru. Dalam teori peluru media
sangat aktif dan all powerfull,
sementara audience berada di pihak yang pasif. Sementara itu, dalam
teori uses and gratification ditekankan
bahwa audience aktif untuk menentukan
media mana yang harus dipilih untuk memuaskan kebutuhannya. Kalau dalam teori
peluru terpaan media akan mengenai audience
sebab ia berada di pihak yang pasif, sementara dalam teori uses and gratification justru sebaliknya.
Teori
uses and gratification lebih
menekankan pada pendekatan manusiawi dalam melihat media massa. Artinya manusia
itu mempunyai otonomi, wewenang untuk memperlakukan media. Blumer dan Katz
percaya bahwa tidak hanya ada satu jalan bagi khalayak untuk menggunakan media.
Sebaliknya, mereka percaya bahwa ada banyak alasan khalayak untuk menggunakan
media. Menurut pendapat teori ini, konsumen media mempunyai kebebesan untuk
memutuskan bagaimana media itu akan berdampak pada dirinya. Teori ini juga
menyatakan bahwa media dapat mempunyai pengaruh jahat dalam kehidupan.
Penggunaan teori ini bisa dilihat dalam kasus selektivitas musik personal. Kita
menyeleksi musik tidak hanya karena cocok dengan lagunya, tetapi juga untuk
motif-motif yang lain, misalnya untuk gengsi diri, kepuasan batin, atau sekedar
hiburan.
0 komentar:
Posting Komentar