Di Indonesia, Irian Jaya dikenal sebagai pemasok utama para olahragawan.
Dalam rangka persiapan Sea Games, Ketua Umum KONI Wismoyo mengadakan peninjauan
lapangan ke sejumlah atlit yang sedang berlatih
di Senayan. Wismoyo yang sudah lama tertarik kepada rahasia sukses atlit
Irian segera meminta agar menghadapkan
padanya seorang atlit dari Pulau Kepala Burung. Rupanya seorang atlit serba
bisa yang mantan pendukung OPM, Karel Rumaurir, sedang berlatih didekat
rombongan KONI. Ia didekati seorang staf KONI dan diminta menghadap Wismoyo.
Kepada Wismoyo, Karel diperkenalkan sebagai pemegang medali emas olahraga
panahan, lempar lembing dan lari sprint. " Apa benar kamu juara di bidang
panahan, lempar embing dan lari cepat ? " tanya Wismoyo " Siap Pak.
Benar ! " sahut Karel dengan posisi tegak. "Coba ceritakan rahasia
suksesmu di tiga cabang olahraga itu, saya ingin tahu ! " " Siap Pak
! Dulu saya dan kawan-kawan selalu berlatih memanah ABRI. Bila masih ada ABRI
yang nekad maju, kami akan melempar lembing. Dan bila ada banyak ABRI yang
nekad, kami akan lari cepat !"
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Kontes Senjata
Dalam suatu kontes senjata tajam dunia, tiga orang finalis lolos.Jago
pedang dari Spanyol, samurai Jepang, dan pendekar dari Indonesia. Di babak
final,semua peserta mesti unjuk kemampuan membunuh seekor lalat.
Kotak penyimpan lalat dibuka,seekor lalat terbang dengan lincahnya.Sang
jago pedang dari Spanyol menghunuskan senjatanya dan mengibasnya cepat.Tubuh
lalat itu terpotong dua bagian.Penonton bersorak mengaguminya. Giliran sang
samurai menghunuskan senjatanya.Dengan satu jurus secepat kilat, tanpa ampun
tubuh lalat itu terbagi tiga bagian.Tepuk tangan penonton kembali
membahana,memuji sang samurai.
Kini giliran sang pendekar silat Madura.Segera ia menghunus senjata khasnya
clurit. Dengan konsentrasi tinggi beberapa detik, ia kibaskan clurit di udara
menyambut lalat yang dilepas. Juri dan penonton yang sejak tadi menahan nafas,
heran melihat lalatnya tetap utuh dan masih terbang.Melihat reaksi demikian,
sang pendekar segera berkata, "Sampeyan jangan salah sangka, itu lalat
baru saja saya sunat."
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Lomba menghirup
DEPKES RI mengadakan Lomba Menghirup bagi segala umur yang penting
statusnya warga negara Indonesia. Sampailah pada hari yang di tentukan dan
terpilihlah tiga orang yang akan diadu untuk memperebutkan gelar juara
Menghirup. Peserta pertama, sekali menghirup dengan hidungnya, Busyet, sebuah
motor Tiger 2000 lenyap, terhirup ke dalam hidungnya. Semua penonton bertepuk
tangan dengan meriah......
Peserta kedua, mulai menghirup, o la la... sebuah mobil Kijang B 2908 EA terhirup ke dalam hidungnya.
Seluruh penonton pun memberikan standing applaus.....
Peserta terakhir, penonton sudah tidak memperdulikan lagi, karena tidak ada
lagi yang lebih besar yang dapat di hirup oleh peserta ke tiga ini. Ketika
peserta ketiga ini mulai menghirup, tiba-tiba terjadi Gerhana Matahari, keadaan
pun menjadi gelap-gulita, lalu terdengar suara Dewan Juri berkata.....
"Ini dia pemenangnya !!! Lihatlah kita sudah berada di lubang
hidungnya!!! "
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Bejo dan dukun sakti
Pada suatu hari datanglah seorang dukun ke sebuah desa untuk mendoakan
orang-orang di desa itu. Lalu dukun sakti itu menyuruh semua orang kampung di
desa itu berkumpul di sebuah gunung
kliwon. Dan seluruh orang kampung pun berkumpul digunung Kliwon tanpa
terkecuali si " Bejo ". Pada hari pertama sang dukun menyuruh orang
orang kampung berkumpul di gunung kliwon dengan membawa batu sebesar kepalan
tangan , dan orang -orang kampung pun menuruti perintah sang dukun itu. Tapi
berbeda halnya dengan si Bejo, karena malasnya dia hanya membawa batu sebesar
ujung jari saja (batu kerikil) karena dia tidak mau cape-cape membawa batu ke
atas gunung yang terkenal jauh itu. Lalu sesudah semua orang berkumpul sang
dukun pun berdoa dengan suara yang keras katanya : Biarlah Batu yang kalian
bawa akan aku berkati menjadi Roti. Lantas Batu yang mereka bawa menjadi roti,
tak beda halnya dengan Bejo, tapi karena
Bejo hanya membawa batu hanya sebesar ujung jari maka tidak puas lah ia memakan
roti itu. Lalu sesudah orang kampung memakan roti itu, sang dukun pun berkata
kembali dengan suara lantang : Bawalah
kembali Batu sebesar gemgaman tangan
kalian esok hari ! Lalu hari berikutnya seluruh orang kampung pergi
kegunung itu dengan membawa batu sebesar gemgaman tangan tampa terkecuali si
Bejo. Si Bejo dengan keyakinannya bahwa
sang dukun mengubah Batu yang disuruh bawa itu akan diubah kembali menjadi roti
, Ia nekat membawa batu yang sangat besar, karena ia tidak mau mendapat roti
yang kecil lagi pikirnya. Kemudian dengan tergopoh-gopoh, Bejo membawa batu
besar itu keatas Gunung Kliwon. Lalu sesudah semua orang berkumpul di gunung
itu mulailah sang dukun berdoa dengan sura lantang : Lemparkanlah Batu yang
kalian bawa, sepanjang batu itu terlempar, maka sepanjang itu pula lah umur
kalian di dunia. Maka semua orang membuang batu yang mereka bawa sejauh -jauh
mereka melempar, tak terkecuali si Bejo, tapi kerena batu yang ia bawa sangat
lah besar, maka walaupun ia
melempar dengan sekuat tenaga,
batu besar itu hanya dapat terlempar beberapa langkah saja dari tempatnya
melempar. Lalu sang dukun pun menyuruh orang orang kampung untuk berkumpul
kembali digunung itu, tetapi kali ini ia menyuruh orang-orang untuk membawa dua
buah batu sebesar gemgaman tangan mereka yang sama besarnya. Dan untuk kali ini
sang dukun hanya membolehkan kaum pria saja yang boleh pergi ke gunung itu.
Lalu pada keesokan harinya semua kaum
pria kampung itu berkumpul dengan
membawa batu sebesar gemgaman tangan
mereka sebanyak dua buah tepat seperti yang diamanatkan sang Dukun. Begitu juga
halnya dengan si Bejo, tetapi kali ini ia membawa batu yang tidak sama
besarnya. Ia membawa batu sebesar ujung jari dengan harapan jika sang Dukun
menyuruhnya melempar agar umurnya panjang maka ia akan melempar batu yang kecil
terlebih dahulu, tetapi bila sang dukun mendoakan supaya batu yang mereka bawa
berubah menjadi roti maka ia akan tetap mendapatkan roti yang sangat besar.
Maka dengan tergopoh-gopoh pula Bejo
pergi ke gunung Kliwon. Maka sesudah semua kaum pria berkumpul di gunung itu
sang dukun pun berdoa dengan suara yang lantang : Angkatlah kedua batu yang
sama besarnya itu tinggi-tinggi, maka semua orang mengangkat batu yang mereka
bawa tinggi-tinggi tak terkecuali si Bejo. Tetapi karena batu yg di bawanya tdk
sama besarnya, yang satu kecil seperti kerikil dan yg satunya lagi besar bahkan
melebihi ukuran badannya, ia pun mengangkat kedua batu itu dengan
tergopoh-gopoh. Sesudah semua pria kampung itu mengangkat batu yg mereka bawa
maka mulailah sang dukun berdoa dengan suara lantang : Angkatlah batu sama
besar yang kalian bawa itu tinggi-tinggi, maka sebesar batu yang kalian bawa
akan sebesar itu pulalah biji kemaluan kalian.....!!!!
0 komentar:
Posting Komentar