FRANS & IRENE Mudika di suatu paroki sangat aktif dalam mengikuti
kegiatan-kegiatan paroki, baik rohani maupun kegiatan-kegiatan lainnya. Mereka
selalu bekerja sama di dalam menjalankan kegiatan-kegiatan di Mudika,
"tiada Frans tanpa Irene" atau "Ada Irene ada Frans",
demikian ungkapan teman-teman Mudika yang lain. Teman-teman Mudika yang lain
sering mengolok-olokan dan menjodohkan mereka berdua, mereka hanya tersenyum
saja. Sampai pada suatu hari, sehabis mengikuti Misa Sabtu Sore, mereka
mengikut Bible Study (KKS= Kelompok Kitab Suci, Ind.), yang diadakan di samping
gereja. Sepulang dari Bible Study, hari belum begitu malam, Frans akan
mengantarkan Irene pulang kerumah dengan mobilnya. Di dalam mobil, Frans :
"Irene, bagaimana kalau kita makan dulu di Pecenongan?" Irene :
"Terserah kamu saja Frans." Setelah makan; Frans : "Irene,
bagaimana kalau kita jalan-jalan dulu? Malam ini kan malam minggu besok hari
libur." Irene : "Terserah kamulah Frans." Mobil melaju dari
pecenongan ke arah pantai utara, dimana banyak mobil-mobil lain memarkirkan
kendaraannya di tepi pantai, demikian pula Frans memarkir kendaraannya di tepi
pantai, mereka tidak turun dari mobil, hanya duduk-duduk saja didalam mobil
mendengarkan musik, bercerita dari satu hal ke hal yang lain, hingga akhirnya
mereka kehabisan bahan untuk bercerita lagi. Irene & Frans berdiam diri
sambil mendengarkan alunan musik. Lalu... tiba-tiba.... Frans meletakkan
tangannya di atas paha (maaf diatas pangkuan) Irene, tetapi Irene hanya diam
saja, beberapa detik kemudian 'si tangan' tsb bergerak beberapa inci (hanya
beberapa inci) dan Irene... menggumam Mmmm..... lalu "Frans, Ingatlah pada
Amsal 15". Setelah mendengarkan perkataan Irene tentang Amsal 15, walaupun
tidak tahu atau lupa akan isinya, Frans langsung menarik tangannya, ia merasa
disadarkan seketika itu juga. Frans :"Maafkan saya." Irene :
"Tak apa" Mereka pulang. Di rumah, Frans langsung masuk kamar dan
mengambil kitab suci, membuka Amsal 15, isinya : "....teruskanlah, jalanmu
sudah benar." Frans : "???"
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Pesen pasir juga, ya ???
Disebuah kota ada sebuah gereja Katholik dengan pastornya yang mempunyai
rencana untuk merenovasi gereja itu menjadi lebih besar. Pastor itu juga
mempunyai seekor burung beo yang sudah terlatih sedemikian rupa. Pada suatu
hari Pastor tersebut menelepon toko bahan material untuk mempersiapkan
kira-kira 2 truk pasir. Pastor : Tapi tolong jangan dikirim dulu karena saya
harus mendapatkan persetujuan dari Roma, tetapi cukup persiapkan saja pasir
tersebut. Pemilik toko : Okey, Pastor Dua hari kemudian Pastor tersebut datang
kegereja dan dia kaget sebab didepan gereja sudah menumpuk 2 truk pasir yang
belum dia pesan (karena persetujuan dari Roma belum didapatkan) Pastor tersebut
marah-marah dan dia menanyakan semua pekerja di gereja tersebut, tetapi tidak
ada yang mengaku. Pemilik toko tersebut bersumpah-sumpah bahwa yang memesan itu
adalah pastor sendiri, suaranya mirip, katanya. Si pastor mulai curiga kepada
siburung Beo, karena burung ini memang sudah sangat terlatih dan dapat
menirukan banyak suara, bahkan bisa menelpon. Pastor kepada burung beo : Kamu,
ya, yang menelpon ?! Burung Beo : Enggakk, enggakkkk. Pastor : Awas, kamu!!!
Pastor tersebut menelpon toko bahan bangunan dan meminta agar pasir tersebut
diambil kembali karena dia belum merasa memesan dan membutuhkan pasir tersebut
sekarang. Pasir tersebut diambil kembali oleh toko bangunan. Tetapi dua hari
kemudian saat pastor tersebut datang kembali ke gereja, didepan gereja sudah
menumpuk kembali 2 truk pasir seperti terjadi beberapa hari yang lalu. Sang
pastor kembali marah-marah dan kembali menanyakan semua pekerja di gereja
tersebut, tetapi kembali jawabannya sama, yaitu mereka tidak tahu menahu
mengenai hal tersebut. Ini pasti ulah si Beo, pikir si Pastor.... Pastor
langsung masuk keruang kerjanya, dan dilihatnya si Beo sedang bersiul-siul
dengan paras muka Innocent. Pastor (marah-marah) : Kamu pasti yang pesan pasir
itu, ya! Beo : Engak, engakkk, engakkkk. Orang engak pesen!! Pastor : Alaa,
pasti kamu ! Awas kalau berani lagi bertingkah, gue.......(mikir)....
gue....gue salib elo. Dengan marah-marah juga diteleponnya toko bahan bangunan
dan minta agar pasir diambil lagi. Tentu saja toko bahan bangunan enggak mau,
tapi masak sih Pastor berbohong, pikir pemilik toko, dan akhirnya pasir
tersebut diambil juga. Keesokan harinya si Pastor datang lagi ke gereja, dan
bener............. pasir tadi ada lagi didepan gerejanya. Kembali ditanyanya
semua pekerja gereje, jawabannya sama seperti yang sudah-sudah, yaitu
"enggak tahu" Yakinlah si Pastor bahwa ini pasti ulah si Beo. Dengan
berangnya dia masuk keruang kerjanya dengan membawa kayu, paku dan palu.
Ditangkapnya si Beo, disalibnya si Beo. Beo itu tentu saja menjerit-jerit,
"bukan saya,engakkk, engakkk,," , tapi si Pastor tidak peduli.
Disalibnya si Beo, digantungkannya didinding dan ditinggalkannya beo tersebut.
Suasana ruang kerja pastor sepi sekali, yang terdengar hanya tangisan si Beo.
Anda tahu, khan, biasanya digereja katholik selalu ada salib di dinding
ruangannya, begitu juga dengan ruang kerja si Pastor. Beo tersebut menangis dan
tidak sengaja ketika dia menoleh kesamping dilihatnya ada salib dengan patung
disalib tersebut. Kembali dengan muka Innocentnya, burung beo tersebut
bertanya" Pesen pasir juga, ya ???"
--------------------------------------------------------------------------------------------------
MOGA UGHA Test
Tiga orang pria sedang melakukan ekspedisi mencari harta karun di hutan
Amazon. Dasar peta yang mereka gunakan itu hasil fotokopian... (makanya jadi
ngaco). Setelah berjalan berhari-hari, mereka tidak menemukan lokasi yang
dimaksud. Makanan dan air sudah habis. Di tengah kelelahan yang amat sangat,
mereka ditangkap oleh sekumpulan penduduk primitif yang kanibal. Ketiga pria
tersebut diikat di batang bambu, lalu ditenteng rame-rame ke perkampungan
mereka. Seperti biasa, ketiga pria yang telah menjadi tawanan ini dihadapkan
pada kepala suku mereka. Kepala Suku : "Kalian bertiga sangat beruntung.
Kami sudah berkecukupan daging manusia setelah memenangkan perang dengan suku
lain. Saya memberikan dua pilihan, anda menjadi budak kami atau mengikuti tes
MOGA UGHA." Salah satu dari ketiga pria bertanya : "Apa yang Anda
maksud dengan MOGA UGHA itu ?" Kepala Suku : "Begini, kalian akan
kami lepaskan ke hutan, tentunya dengan pengawasan. Kalian harus membawa pulang
10 buah hutan yang sama ke sini sebelum matahari terbenam." Pria : "
Lalu buah itu diapakan ?" Kepala Suku : "Perintah selanjutnya akan
saya beritahu nanti. Pokoknya, kalau kalian berhasil melewati tes ini, maka
kalian boleh pulang dengan bebas. Cepaaaat, pilih mana??!! Jadi budak kami atau
MOGA UGHA ??!!!!" Ketiga pria itu berdiskusi sebentar, kemudian berkata :
"Jelas kami pilih tes MOGA UGHA...!" Maka dilepaskanlah ketiga orang
tersebut ke tengah hutan dengan pengawalan. Masing-masing pria tersebut
ditugaskan untuk mengumpulkan 10 buah hutan yang sama. Pria pertama kembali ke
perkampungan dengan membawa 10 buah salak. Kepala Suku : "Baiklah,
sekarang kamu harus menelan semua salak itu utuh-utuh tanpa ekspresi
sedikitpun. Kalau wajahmu berkerut sedikit, maka langsung kami
bunuh....!!" Dengan wajah ketakutan, pria itu menelan buah salak pertama.
"Gleeeek......" Kemudian buah salah kedua.
".....Gleekkkk......" Wajahnya mulai berkeringat ... lalu buah salak
ketiga ... "..... Gleeekk....", Ia tidak tahan lagi menahan sakit,
sehingga secara refleks mengerutkan keningnya. Melihat raut wajah pria itu yang
berubah, kepala suku langsung mengatakan : "Gagal.....!!!!", pria
itupun akhirnya dibunuh. Pria kedua kembali ke perkampungan dengan membawah 10 buah
ceri hutan. Mendengar perintah si kepala suku, pria itu tertawa gembira.
Pikirnya, betapa mudah menelan utuh-utuh 10 buah ceri. Dengan perlahan-lahan,
ia menelan buah ceri yang pertama. "....Bluup..." Buah ceri kedua.
"......Blupp...." Tanpa masalah dan perubahan di ekspresi wajah. Pada
saat pria itu akan menelan buah ceri yang kesepuluh, tiba-tiba ia tertawa
terkekeh-kekeh, sehingga kepala suku memutuskan: "Gagal.....!!!!! ",
pria kedua akhirnya dibunuh. Di Surga, pria yang pertama bertemu dengan pria
yang kedua. Pria pertama : "Saya heran kenapa kamu tertawa pada saat akan
menelan ceri ke-10. Padahal kalau kamu bisa menelan satu buah lagi tanpa
ekspresi, kamu bisa pulang dengan selamat." Pria kedua : " Bagaimana
saya bisa tahan untuk tidak ketawa. Saya melihat temanmu (pria yang ketiga)
pulang ke kampung dengan membawa 10 buah DURIAN!" Dan memang, pria ketiga
mengamati pembicaraan pria pertama dan kedua dari jauh. Ketiga-tiganya tidak
ada yang lolos dari tes MOGA UGHA . Suka menunda
Alek mengeluh kepada Robet karena dia tidak bisa menghilangkan kebiasaan
buruknya yaitu suka menunda suatu pekerjaan. Robet memberikan sebuah solusi
dengan menunjukkan buku yang berjudul
"BAGAIMANA SUPAYA ANDA TIDAK MENUNDA LAGI". Alek mengambil buku
itu lalu berkata, "Baiklah, akan aku baca buku ini kapan-kapan."
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Ya cucuku
Seorang anak ingin mengetahui seberapa baik pendengaran neneknya.
"Nek, apakah Nenek bisa mendengar suara saya?" katanya dengan
nada biasa dari jarak 30 meter.
Tidak terdengar jawaban.
"Nek, apakah Nenek bisa mendengar suara saya?" katanya lebih
keras lagi dari jarak 20 meter.
Kembali tidak terdengar jawaban.
"Nek, apakah Nenek bisa mendengar suara saya?" katanya dengan
berteriak keras dari jarak 10 meter.
Kali ini terdengar jawaban si Nenek dengan tidak kalah kerasnya, "Ya,
cucuku. Untuk ketiga kalinya Nenek bilang Ya!!!"
0 komentar:
Posting Komentar