Bakteri bekerja secara terstruktur dalam proses degradasi
organisme atau proses pembusukan mayat. Proses pembusukan berawal dari
mikroorganisme, misalnya bakteri-bakteri yang hidup di dalam usus besar
manusia. Bakteri tersebut mulai mendegradasi protein yang terdapat dalam tubuh.
Jika seluruh jenis ikatan protein sudah terputus, beberapa jaringan tubuh
menjadi tidak berfungsi. Proses ini disempurnakan bakteri yang datang dari luar
tubuh mayat, dan dapat pula berasal dari udara, tanah, ataupun air. Seluruh
jenis bakteri ini menyerang hampir seluruh sel di tubuh dengan cara menyerang
sistem pertahanan tubuh yang tidak lagi aktif, menghancurkan jaringan otot,
atau menghasilkan enzim penghancur sel yang disebut protease. Kemudian dengan
berbagai jenis metabolisme, mikroorganisme mulai memakan jaringan mati dan
mencernanya. Tak jarang kerja proses ini dibantu reaksi kimia alami yang
terjadi dalam organisme mati.
Bakteri heterotrof
Tidak semua mikroorganisme mampu mendegradasi mayat.
Kebanyakan mereka berasal dari jenis bakteri heterotrof. Bakteri ini
membutuhkan molekul-molekul organik dari organisme lain sebagai nutrisi agar ia
dapat bertahan hidup dan berkembang biak. Berbeda dengan bakteri autotrof yang
mampu menghasilkan makanan sendiri dengan CO2
sebagai nutrisi makro serta bantuan dari cahaya matahari atau sumber energi
kimia lainnya.
Jenis bakteri heterotrof biasanya hidup dan berkembang
biak pada organisme mati. Mereka mendapatkan energi dengan menguraikan senyawa
organik pada organisme mati. Molekul-molekul besar seperti protein,
karbohidrat,
lemak,
atau senyawa organik lain didekomposisi metabolisme tubuh bakteri tersebut
menjadi molekul-molekul tunggal seperti asam amino,
metana,
gas CO2, serta molekul-molekul lain yang mengandung enam nutrisi
utama bakteri, yaitu senyawa-senyawa karbon (C), hidrogen
(H), nitrogen
(N), oksigen
(O), fosfor
(P), serta sulfur
(S).
Kumpulan unsur organik
Tubuh mayat adalah tempat hidup, sumber makanan, serta
tempat berkembang biak bakteri-bakteri tersebut, karena tubuh terdiri dari kumpulan
protein, karbohidrat, lemak, atau senyawa organik dan anorganik lain. Secara
biologis, tubuh makhluk hidup (khususnya manusia) kumpulan dari unsur-unsur
organik seperti C, H, N, O, P, S, atau unsur anorganik seperti K, Mg, Ca, Fe,
Co, Zn, Cu, Mn, atau Ni. Keseluruhan unsur tersebut dibutuhkan bakteri
heterotrof sebagai sumber nutrisi alias makanan utama mereka. Sementara
cairan-cairan dengan pH
(tingkat keasaman suatu larutan) tertentu yang berada dalam tubuh manusia
adalah media kultur (lingkungan) pertumbuhan yang baik bagi bakteri-bakteri
tersebut.
Bau busuk
Bau busuk dari tubuh mayat tidak hanya mengganggu, namun
juga membahayakan. Pembusukan dimulai dengan pemutusan ikatan protein-protein
besar pada jaringan tubuh oleh bakteri fermentasi menggunakan enzim protease.
Kumpulan hasil pemutusan ikatan protein yang disebut asam amino ini dicerna
berbagai jenis bakteri, misalnya bakteri acetogen. Bakteri ini mereaksikan asam
amino dengan oksigen dalam tubuhnya untuk menghasilkan asam asetat, hidrogen,
nitrogen, serta gas karbon dioksida. Produk asam asetat ini menimbulkan bau.
Asam asetat yang dihasilkan ini diproses
kembali oleh bakteri jenis methanogen, misalnya Methanothermobacter
thermoautotrophicum yang biasa hidup di lingkungan kotor seperti
selokan dan pembuangan limbah (septic tank). Asam asetat
direaksikan dalam sel methanogen dengan gas hidrogen dan karbon dioksida untuk
menghasilkan metana,
air, dan karbon dioksida.
Metana dalam bentuk gas juga menghasilkan bau busuk.
Selain asam asetat dan gas metana, beberapa bakteri
menghasilkan gas hidrogen sulfida yang baunya seperti telur busuk. Lebih dari
itu, bau busuk mayat di lautan yang bercampur dengan uap garam bersifat racun,
karena mampu mereduksi konsentrasi elektrolit dalam tubuh.
Produk berbahaya selain gas yang dihasilkan adalah cairan
asam dan cairan lain yang mengandung protein toksik. Jika cairan-cairan ini
sempat menginfeksi kulit yang luka atau terkena makanan, bukan hanya produk
beracun yang dapat masuk ke dalam tubuh tetapi juga bakteri heterotrof patogen
seperti clostridium.
Bakteri serta produk beracun ini dapat menginfeksi
manusia lewat kontaminasi makanan, minuman, atau luka di kulit. Karena adanya
saluran masuk ini, maka berbagai penyakit seperti malaria,
diare,
degradasi sel darah merah, lemahnya sistem pertahanan tubuh, infeksi pada luka
(tetanus),
bengkak, atau infeksi pada alat kelamin menjadi ancaman yang serius.
Cara mengatasi serangan mikroorganisme ini adalah dengan
menjaga makanan dan minuman tetap steril, yaitu dengan dipanaskan. Mencuci
tangan dan kaki dengan sabun antiseptik cair
sebelum makan. Menjaga lingkungan agar steril dengan cara menyemprotkan obat
pensteril.
Bakteri-bakteri tersebut juga dapat dicegah
pertumbuhannya dengan cara meminum obat antibiotik atau suntik imunitas.
Sifat-sifat inilah yang harus dipahami dengan cara mengikuti prosedur standar
penanganan mayat. Antara lain menggunakan masker standar minimal WHO (tipe N-95), memakai
sarung tangan khusus, serta mencuci tangan sebelum dan sesudah mengangkat satu
mayat. Langkah terbaik adalah segera menguburkan mayat.
0 komentar:
Posting Komentar