Klasifikasi Vitamin
Secara klasik, berdasarkan kelarutannya, vitamin digolongkan dalam dua
kelompok, yaitu (1) vitamin yang larut dalam lemak dan (2) vitamin yang larut
dalam air, karena yang pertama dapat diekstraksi dari bahan makanan dengan
pelarut lemak dan yang terakhir dengan air. Beberapa vitamin larut lemak adalah
vitamin A, D, E, dan K, yang hanya mengandung unsur- unsur karbon, hidrogen dan
oksigen. Vitamin yang larut dalam air terdiri atas asam askorbat (C) dan
B-komplek (B1 sampai B12), yang selain mengandung
unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen, juga mengandung nitrogen, sulfur atau
kobalt.
Vitamin yang larut dalam lemak, yaitu A, D, E dan K, memiliki sifat-sifat
umum, antara lain
- Tidak terdapat di semua jaringan;
- Terdiri dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen;
- Memiliki bentuk prekusor atau provitamin;
- Menyusun struktur jaringan tubuh;
- Diserap bersama lemak;
- Disimpan bersama lemak dalam tubuh;
- Diekskresi melalui feses;
- Kurang stabil jika dibandingkan vitamin B, dapat dipengaruhi oleh cahaya, oksidasi dan lain sebagainya.
Vitamin yang larut dalam air memiliki sifat-sifat umum, antara lain :
- Tidak hanya tersusun atas unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen;
- Tidak memiliki provitamin;
- Terdapat di semua jaringan;
- Sebagai prekusor enzim-enzim;
- Diserap dengan proses difusi biasa;
- Tidak disimpan secara khusus dalam tubuh;
- Diekskresi melalui urin;
- Relatif lebih stabil, namun pada temperatur berlebihan menimbulkan kelabilan.
Fungsi Vitamin
Beberapa vitamin berfungsi
langsung dalam metabolisme penghasilan energi Jalur metabolisme yang
menghasilkan energi untuk mendukung kerja sel diantaranya adalah
glikolisis, siklus kreb, transport elektron, dan β oksidasi.
Metabolisme Umum Vitamin
Vitamin yang larut lemak atau
minyak, jika berlebihan tidak dikeluarkan oleh, tubuh, melainkan akan disimpan.
Sebaliknya, vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B kompleks dan C, tidak
disimpan, melainkan akan dikeluarkan oleh sistem pembuangan tubuh. Akibatnya,
selalu dibutuhkan asupan vitamin tersebut setiap hari. Vitamin yang alami bisa
didapat dari sayur, buah dan produk hewani. Seringkali vitamin yang terkandung
dalam makanan atau minuman tidak berada dalam keadaan bebas, melainkan terikat,
baik secara fisik maupun kimia. Proses pencernaan makanan, baik di dalam
lambung maupun usus halus akan membantu melepaskan vitamin dari makanan agar
bisa diserap oleh usus. Vitamin larut lemak diserap di dalam usus bersama
dengan lemak atau minyak yang dikonsumsi.
Vitamin diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme yang berbeda. Terdapat
perbedaan prinsip proses penyerapan antara vitamin larut lemak dengan vitamin
larut air. Vitamin larut lemak akan diserap secara difusi pasif dan kemudian di
dalam dinding usus digabungkan dengan kilomikron (lipoprotein) yang kemudian
diserap sistem limfatik, baru kemudian bergabung dengan saluran darah untuk
ditransportasikan ke hati. Sedangkan vitamin larut air langsung diserap melalui
saluran darah dan ditransportasikan ke hati. Proses dan mekanisme penyerapan
vitamin dalam usus halus diperlihatkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Proses dan Mekanisme
Penyerapan Vitamin dalam Usus Halus
Jenis Vitamin
|
Mekanisme
Penyerapan
|
Vitamin A, D, E, K dan
beta-karoten
|
Dari micelle, secara difusi
pasif, digabungkan dengan kilomikron, diserap melalui saluran limfatik.
|
Vitamin C
|
Difusi pasif (lambat) atau
menggunakan Na+ (cepat)
|
Vitamin B1 (Tiamin)
|
Difusi pasif (apabila
jumlahnya dalam lumen usus sedikit), dengan bantuan Na+ (bila
jumlahnya dalam lumen usus banyak).
|
Vitamin B2
(Riboflavin)
|
Difusi pasif
|
Niasin
|
Difusi pasif (menggunakan Na+)
|
Vitamin B6
(Piridoksin)
|
Difusi pasif
|
Folasin (Asam Folat)
|
Menggunakan Na+
|
Vitamin B12
|
Menggunakan bantuan faktor
intrinsik (IF) dari lambung.
|
Sumber : Muchtadi,
2009
0 komentar:
Posting Komentar