Spekulasi
awal dari sifat-sifat ikatan kimia yang berawal dari abad ke-12
mengganggap spesi kimia tertentu disatukan oleh sejenis afinitas kimia. Pada tahun 1704, Isaac Newton
menggarisbesarkan teori ikatan atomnya pada "Query 31" buku Opticksnya dengan mengatakan atom-atom disatukan satu
sama lain oleh "gaya"
tertentu.
Pada tahun
1819, setelah penemuan tumpukan volta, Jöns Jakob Berzelius mengembangkan sebuah teori
kombinasi kimia yang menekankan sifat-sifat elektrogenativitas dan
elektropositif dari atom-atom yang bergabung. Pada pertengahan abad ke-19 Edward Frankland, F.A. Kekule, A.S.
Couper, A.M. Butlerov, dan Hermann Kolbe, beranjak pada teori radikal,
mengembangkan teori valensi yang pada awalnya disebut
"kekuatan penggabung". Teori ini mengatakan sebuah senyawa tergabung
berdasarkan atraksi kutub positif dan kutub negatif. Pada tahun 1916, kimiawan Gilbert N. Lewis mengembangkan konsep ikatan elektron
berpasangan. Konsep ini mengatakan dua atom dapat berkongsi satu
sampai enam elektron, membentuk ikatan elektron tunggal, ikatan tunggal, ikatan rangkap dua, atau ikatan rangkap tiga.

Dalam
kata-kata Lewis sendiri:
Pada tahun
yang sama, Walther Kossel juga mengajukan sebuah
teori yang mirip dengan teori Lewis, namun model teorinya mengasumsikan transfer
elektron yang penuh antara atom-atom. Teori ini merupakan model ikatan polar. Baik Lewis dan Kossel
membangun model ikatan mereka berdasarkan kaidah Abegg (1904).
Pada tahun
1927, untuk pertama kalinya penjelasan matematika kuantum yang penuh atas
ikatan kimia yang sederhana berhasil diturunkan oleh fisikawan Denmark Oyvind
Burrau. Hasil kerja ini menunjukkan bahwa pendekatan kuantum terhadap ikatan kimia
dapat secara mendasar dan kuantitatif tepat. Namun metode ini tidak mampu
dikembangkan lebih jauh untuk menjelaskan molekul yang memiliki lebih dari satu
elektron. Pendekatan yang lebih praktis namun kurang kuantitatif dikembangkan
pada tahun yang sama oleh Walter Heitler and Fritz London. Metode Heitler-London
menjadi dasar dari teori ikatan valensi. Pada tahun 1929, metode orbital
molekul kombinasi linear orbital atom (Bahasa Inggris: linear
combination of atomic orbitals molecular orbital method), disingkat LCAO,
diperkenalkan oleh Sir John Lennard-Jones
yang bertujuan menurunkan struktur elektronik dari molekul F2 (fluorin)
dan O2 (oksigen)
berdasarkan prinsip-prinsip dasar kuantum. Teori orbital molekul ini mewakilkan ikatan
kovalen sebagai orbital yang dibentuk oleh orbital-orbital atom mekanika
kuantum Schrödinger yang telah dihipotesiskan untuk
atom berelektron tunggal. Persamaan ikatan elektron pada multielektron tidak
dapat diselesaikan secara analitik, namun dapat dilakukan pendekatan yang
memberikan hasil dan prediksi yang secara kualitatif cukup baik. Kebanyakan
perhitungan kuantitatif pada kimia kuantum
modern menggunakan baik teori ikatan valensi maupun teori orbital molekul
sebagai titik awal, walaupun pendekatan ketiga, teori fungsional rapatan
(Bahasa Inggris: density functional theory), mulai mendapatkan perhatian
yang lebih akhir-akhir ini.
Pada tahun
1935, H. H. James dan A. S. Coolidge melakukan perhitungan pada molekul
dihidrogen.Berbeda dengan perhitungan-perhitungan sebelumnya yang hanya menggunakan
fungsi-fungsi jarak antara elektron dengan inti atom, mereka juga menggunakan
fungsi yang secara eksplisit memperhitungkan jarak antara dua elektron. Dengan 13 parameter yang dapat diatur, mereka mendapatkan hasil yang sangat
mendekati hasil yang didapatkan secara eksperimen dalam hal energi disosiasi.
Perluasan selanjutnya menggunakan 54 parameter dan memberikan hasil yang sangat
sesuai denganhasil eksperimen. Perhitungan ini meyakinkan komunitas sains bahwa
teori kuantum dapat memberikan hasil yang sesuai dengan hasil eksperimen. Namun
pendekatan ini tidak dapat memberikan gambaran fisik seperti yang terdapat pada
teori ikatan valensi dan teori orbital molekul. Selain itu, ia juga sangat
sulit diperluas untuk perhitungan molekul-molekul yang lebih besar.
0 komentar:
Posting Komentar