Pada tahun 1927,
teori ikatan valensi dikembangkan atas dasar argumen bahwa sebuah ikatan kimia
terbentuk ketika dua valensi elektron bekerja
dan menjaga dua inti atom bersama oleh karena efek penurunan energi sistem.
Pada tahun 1931, beranjak dari teori ini, kimawan Linus Pauling
mempublikasikan jurnal ilmiah yang dianggap sebagai jurnal paling penting dalam
sejarah kimia: "On the Nature of the Chemical Bond". Dalam jurnal
ini, berdasarkan hasil kerja Lewis dan teori valensi ikatan Heitler dan London,
dia mewakilkan enam aturan pada ikatan elektron berpasangan:
1. Ikatan elektron berpasangan
terbentuk melalui interaksi elektron tak-berpasangan pada masing-masing atom.
2. Spin-spin elektron haruslah
saling berlawanan.
3. Seketika dipasangkan, dua
elektron tidak bisa berpartisipasi lagi pada ikatan lainnya.
4. Pertukaran elektron pada
ikatan hanya melibatkan satu persamaan gelombang untuk setiap atom.
5. Elektron-elektron yang
tersedia pada aras energi yang paling rendah akan membentuk ikatan-ikatan yang
paling kuat.
6. Dari dua orbital pada sebuah
atom, salah satu yang dapat bertumpang tindih paling banyaklah yang akan
membentuk ikatan paling kuat, dan ikatan ini akan cenderung berada pada arah
orbital yang terkonsentrasi.
Buku teks tahun 1939
Pauling: On the Nature of Chemical Bond menjadi apa yang banyak orang
sebut sebagai "kitab suci" kimia modern. Buku ini membantu kimiawan
eksperimental untuk memahami dampak teori kuantum pada kimia. Namun, edisi 1959
selanjutnya gagal untuk mengalamatkan masalah yang lebih mudah dimengerti menggunakan
teori orbital molekul. Dampak dari teori valensi ini berkurang sekitar tahun
1960-an dan 1970-an ketika popularitas teori orbital molekul meningkat dan
diimplementasikan pada beberapa progam komputer yang besar. Sejak tahun
1980-an, masalah implementasi teori ikatan valensi yang lebih sulit pada
program-program komputer telah hampir dipecahkan dan teori ini beranjak bangkit
kembali.
0 komentar:
Posting Komentar