Beberapa
penjelasan mengenai filsafat tentang
pengetahuan. Dipertanyakanlah
hal-hal misalnya : Apa itu pengetahuan?
Dari mana asalnya? Apa ada
kepastian dalam pengetahuan, atau semua hanya hipotesis atau dugaan belaka? Teori
pengetahuan menjadi inti diskusi, apa hakekat pengetahuan, apa unsur-unsur
pembentuk pengetahuan, bagaimana menyusun dan mengelompokkan pengetahuan, apa
batas-batas pengetahuan, dan juga apa saja yang menjadi sasaran dari ilmu
pengetahuan. Disinilah
filsafat ilmu memfokuskan kajian dan telaahnya. Yakni pada sebuah kerangka konseptual yang
menyangkut sebuah system pengetahuan
yang di dalamnya terdapat hubungan
relasional antara, pengetahu /yang mengetahui (the Knower) dan yang
terketahui /yang diketahui (the
known) dan juga antara pengamat (the
observer) dengan yang diamati (the observed).
Pengertian-pengertian
tentang filsafat ilmu, telah banyak dijumpai dalam berbagai buku maupun
karangan ilmiah. Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap
persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun
hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia. Filsafat ilmu
merupakan suatu bidang pengetahuan integrative yang eksistensi dan pemekarannya
bergantung pada hubungan timbal-balik dan saling-pengaruh antara filsafat dan
ilmu.
Filsafat ilmu
merupakan penerusan pengembangan filsafat pengetahuan. Objek dari filsafat ilmu
adalah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu setiap saat ilmu itu berubah mengikuti
perkembangan zaman dan keadaan. Pengetahuan lama menjadi pijakan untuk mencari
pengetahuan baru.
Untuk memahami
arti dan makna filsafat ilmu, di bawah ini dikemukakan pengertian filsafat ilmu
dari beberapa ahli yang terangkum dalam sejumlah literatur kajian Filsafat Ilmu.
·
Robert Ackerman “philosophy of science in one aspect as a
critique of current scientific opinions by comparison to proven past views, but
such aphilosophy of science is clearly not a discipline autonomous of actual
scientific paractice”. (Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu
tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan
terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian
itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari
praktek ilmiah secara aktual.
·
Lewis White Beck “Philosophy of science questions and
evaluates the methods of scientific thinking and tries to determine the value
and significance of scientific enterprise as a whole. (Filsafat ilmu
membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba
menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan)
·
Cornelius Benjamin “That philosopic disipline which is
the systematic study of the nature of science, especially of its methods, its
concepts and presuppositions, and its place in the general scheme of
intellectual discipines. (Cabang pengetahuan filsafati yang merupakan telaah
sistematis mengenai ilmu, khususnya metode-metodenya, konsep-konsepnya dan
praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam kerangka umum cabang-cabang
pengetahuan intelektual.)
·
Michael V. Berry “The study of the inner logic if
scientific theories, and the relations between experiment and theory, i.e. of
scientific methods”. (Penelaahan tentang logika interen dari teori-teori
ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang metode
ilmiah.)
·
May Brodbeck “Philosophy of science is the ethically and
philosophically neutral analysis, description, and clarifications of science.”
(Analisis yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan dan penjelasan
mengenai landasan – landasan ilmu.
·
Peter Caws “Philosophy of science is a part of philosophy,
which attempts to do for science what philosophy in general does for the whole
of human experience. Philosophy does two sorts of thing: on the other hand, it
constructs theories about man and the universe, and offers them as grounds for
belief and action; on the other, it examines critically everything that may be
offered as a ground for belief or action, including its own theories, with a
view to the elimination of inconsistency and error. (Filsafat ilmu
merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang
filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia. Filsafat
melakukan dua macam hal : di satu pihak, ini membangun teori-teori tentang
manusia dan alam semesta, dan menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi
keyakinan dan tindakan; di lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala
hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan,
termasuk teori-teorinya sendiri, dengan harapan pada penghapusan ketakajegan
dan kesalahan
·
Stephen R. Toulmin “As a discipline, the philosophy of
science attempts, first, to elucidate the elements involved in the process of
scientific inquiry observational procedures, patens of argument, methods of
representation and calculation, metaphysical presuppositions, and so on and
then to veluate the grounds of their validity from the points of view of formal
logic, practical methodology and metaphysics”. (Sebagai suatu cabang ilmu,
filsafat ilmu mencoba pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam
proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola
perbincangan, metode-metode penggantian dan perhitungan,
pra-anggapan-pra-anggapan metafisis, dan seterusnya dan selanjutnya menilai
landasan-landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal,
metodologi praktis, dan metafisika).
Dari paparan
pendapat para pakar dapat disimpulkan bahwa
pengertian filsafat ilmu itu mengandung konsepsi dasar yang mencakup hal-hal
sebagai berikut:
1)
sikap kritis dan evaluatif terhadap kriteria-kriteria ilmiah
2)
sikap sitematis berpangkal pada metode ilmiah
3)
sikap analisis obyektif, etis dan falsafi atas landasan
ilmiah
4)
sikap konsisten dalam bangunan teori serta tindakan ilmiah
Selanjutnya
John Losee dalam bukunya yang berjudul,A Historical Introduction to the
Philosophy of Science, Fourth edition,
mengungkapkan bahwa : The
philosopher of science seeks answers to such questions as:
·
What characteristics distinguish scientific inquiry from other
types of investigation?
·
What procedures should scientists follow in investigating
nature?
·
What conditions must be satisfied for a scientific explanation
to be correct?
·
What is the cognitive status of scientific laws and principles?
Dari ungkapan tersebut
terdapat sebuah konsep bahwa tugas dari pemikir filsafat ilmu itu untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan
persoalan yang menyangkut: pertama, apa yang menjadi perbedaaan ilmiah
karakteristik type masing – masing ilmu ntara satu ilmu dengan ilmu lainnya melalu penelitian. Kedua Prosedur apa yang
harus dilakukan secara ilmiah dalam melakukan penelitian atas kenyataan yang
terjadi di alam?, Ketiga apa
yang mestinya dilakukan dalam mendapatkan penjelasan
ilmiah untuk melakukan penelitian dan
eksperimen itu ? Dan keempat apakah teori itu dapat diambil sebagai konsep
dan prinsip-prinsip ilmiah?
Sehingga sketsa filsafat ilmu dapat di gambarkan dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
Level
|
Disciplin
|
Subject-matter
|
2
|
Philosophy of Science
|
Analysis of the Procedures and Logic of Scientific
Explanation
|
1
|
Science
|
Explanation of Facts
|
0
|
|
Facts
|
Dengan
memperhatikan tabel diatas secara jelas ditampilkan bahwa filsafat ilmu menempati
level ke-2 sedangkan ilmu (science)
pada level pertama dan semuanya pada satu pangkal pokok yakni fakta (kenyataan)
menjadi basis utama bangunan segala disiplin ilmu. Kalau ilmu itu menjelaskan
Fakta sementara filsafat ilmu itu subyek materinya adalah menganalisa
prosedur-prosedur logis dari ilmu (Analysis of the Procedures and Logic of
Scientific Explanation).
0 komentar:
Posting Komentar