filsafat ilmu
merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat
ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis, epistemelogis maupun aksiologisnya.
Dengan kata lain filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat
pengetahuan) yang secara spesifik mengakaji hakikat ilmu, seperti :
- Obyek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana ujud yang
hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan
daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan ? (Landasan ontologis)
- Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya
pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang
harus diperhatikan agar mendakan pengetahuan yang benar? Apakah
kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah kriterianya?
Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan
yang berupa ilmu? (Landasan epistemologis)
- Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan?
Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah
moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan
moral ? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi
metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional ? (Landasan aksiologis).
Sedangkan di
dalam introduction-nya Stathis Psillos
and martin Curd menjelaskan bahwa
filsafat ilmu secara umum menjawab pertanyaan – pertanyaan yang meliputi :
- apa tujuan dari ilmu
dan apa itu metode ? jelasnya apakah ilmu itu bagaimana membedakan
ilmu dengan yang bukan ilmu (non science) dan juga pseudoscience?
- bagaimana teori ilmiah dan hubungannya dengan dunia
secara luas ? bagaiman konsep teoritik itu dapat lebih bermakna dan
bermanfaat kemudian dapat dihubungkan dengan penelitian dan observasi
ilmiah?
- apa saja yang membangun struktur teori dan konsep-konsep
seperti misalnya causation(sebab-akibat dan illat),
eksplanasi (penjelasan), konfirmasi, teori, eksperimen, model, reduksi dan
sejumlah probabilitas-probalitasnya?.
- apa saja aturan – aturan dalam pengembangan ilmu? Apa
fungsi eksperimen ? apakah ada kegunaan dan memiliki nilai (yang mencakup kegunaan epistemic atau
pragmatis) dalam kebijakan dan
bagaimana semua itu dihubungkan dengan kehidupan social, budaya dan
factor-faktor gender?
0 komentar:
Posting Komentar