Zaman dahulu, ada seorang Sultan yang perangainya aneh-aneh. Tidak jarang
ia minta hal-hal yang menyusahkan pejabatnya, dan senantiasa meminta
pertunjukan hiburan yang benar-benar segar.
Pada suatu hari ia berkata kepada Perdana Menteri :
Sultan : "Aku ingin hiburan segar hari ini. Carilah akal agar aku bisa
merasa senang".
PM : "Bagaimana pula hamba
harus mencari hiburan lain bagi Baginda, sedangkan di istana ini sudah begitu
banyak hiburan tersedia. Apalagi yang Baginda kehendaki ?', tanya Perdana
Menteri dengan agak bingung Sultan : "Sesuatu yang baru begitulah !', kata
sang Raja. "Sesuatu yang belum pernah aku lihat sebelumnya!".
'Baiklah Yang Mulia', jawab Perdana Menteri, "Hamba segera usahakan
itu !'.
Perdana Menteri itupun pergilah ke pasar. Disana di jumpainya seorang laki
muda yang botak kepalanya, ia menderita borokan di kepala.
PM : "Hei, anak muda, kemari',
katanya.
Sultan : "Ada apa Tuan ?', jawab lelaki muda yang botak itu.
'Aku membawamu ke Raja', kata Perdana Menteri itu. 'Kau akan menerima
hadiah dan uang di istana. Kau tentu senang, bukan ?'.
'Baiklah, Tuan saya ikut saja'. Perdana Menteri meneruskan pencariannya di
pasar tersebut. Akhirnya dia bertemu seorang lelaki yang punggungnya borokan
dan penuh gatal-gatal. Ia tak henti-hentinya menggaruk
punggungnya yang gatalan itu. 'Aku akan membawamu ke Raja di istana, kau
akan menerima hadiah dan uang. Kau tentu senang kan ?'. 'Baiklah, saya ikut
saja', jawab lelaki yang punggung gatalan itu. Perdana Menteri itu masih
meneruskan pencariannya. Kali ini ia ketemu seorang yang bibirnya selalu kering
sehingga tak henti-hentinya menjilati bibirnya sendiri, 'Kau ikut aku ke istana
Raja. Kau akan diberi hadiah dan uang disana'.
'Setuju, Tuan', jawab sipenjilat bibir itu. 'Saya ikut saja'. Dalam
perjalanan menuju istana, ketiga orang itu bertanya kepada Perdana Menteri apa
yang harus mereka kerjakan dihadapan Raja agar bisa menerima hadiah dan uang
itu. Perdana Menteri pun menjawab,'Pokoknya kau bertiga ini tidak usah
melakukan apa-apa. Justru kalian ini akan mendapat hadiah kalau sama sekali
tidak berbuat apapun !'. 'Loh, kok aneh ?', tanya si botak. 'Apa memangnya
orang bisa dapat duit banyak kalau tidak mengerjakan apa-apa ? 'Benar', jawab
Perdana Menteri. 'Kau diam saja selama satu jam di hadapan raja, jangan
mengerjakan apapun. Dan itu tugasmu'.
Ketiga lelaki itu terheran-heran karena tugas mereka begitu mudah, dan
dengan gembira mereka pun meneruskan perjalanan menuju istana. Sesampai di
istana, Perdana Menteri membisikkan sesuatu kepada Raja, katanya, 'Yang Mulia,
dihadapan Baginda ini ada tiga orang. Yang seorang si Botak, kepalanya borokan.
Yang seorang lagi si punggung gatal. yang seorang lagi si penjilat bibir, yang
bibirnya kering terus sehingga ia selalu menjilati bibirnya sendiri. Baiklah
Baginda saksikan sampai berapa lama mereka bisa bertahan untuk tidak melakukan
apa-apa'. Sang Raja tampaknya sangat gembira mendapat tontonan ini, dan
iapun mengangguk-angguk tanda setuju.
Ruang terasa panas, sehingga ketiga lelaki yang di perintah diam saja itu
mulai gelisah. Sibotak pingin menggaruk kepalanya yang borokan. Sipunggung
gatal ingin menggaruk punggungnya. Dan yang seorang lagi hampir tak tahan
melawan keinginan untuk membasahi bibirnya. Namun mereka menyadari sepenuhnya
bahwa kalau mereka melakukan itu, mereka tidak akan menerima hadiah dari Raja.
Janjinya, mereka akan diam tidak mengerjakan apapun di hadapan Raja. Akhirnya si
botak tidak tahan lagi maka berkatalah ia, 'Yang Mulia', sembahnya. 'Hamba akan
menceritakan sesuatu yang sangat penting. Ketika hamba berada di Pasar kemarin,
ada seorang yang sangat baik hati memberi hadiah kopiah baru kepada hamba.
Kopiah itupun hamba coba pakai. Hamba pasang kopiah itu di kepala, lalu hamba
tekankan begini. Setelah itu hamba putar kekiri, begini. Lalu hamba pasang
kopiah itu, begini. Terus hamba geser agak kedepan, begini, hingga akhirnya pas
hamba pakai di kepala hamba'. Dengan cara seolah-olah menggerak-gerakkan
kopiahnya tadi, si botak punya kesempatan untuk menggaruk-garuk kepalanya yang
sudah tidak tertahankan gatalnya. Si punggung gatal rupanya mendapat inspirasi
dari apa yang telah dilakukan rekannya. Ia pun berkata kepada raja, 'Yang
Mulia, ada juga seorang yang baik hati memberi hamba hadiah berharga. Tadi pagi
ia memberi hamba selembar jaket. Hamba pun mencoba mengenakannya. Hamba tarik
jaket itu di punggung ini, lalu hamba geser sedikit kemari. Setelah itu hamba
tarik lagi kebawah. Eh masih kurang pas juga jaket hamba tarik agak keatas.
Akhirnya terasa pas juga jaket pemberian tadi'. Dengan menirukan gaya orang
mengenakan jaket itu, si punggung gatal mencuri kesempatan menggaruk-garuk
punggung yang gatalnya minta ampun.
Dan sekarang giliran si penjilat bibir. Ia kebetulan berdiri antara si
botak dan si punggung batal. Katanya kepada Raja, 'Yang Mulia, orang disebelah
kiri hamba ini berbohong', dan sambil berkata itu ia menunjuk orang yang
berdiri di kirinya, dengan menjukurkan lidahnya kekiri, sehingga bibirnya yang
sebelah kiri menjadi basah. Kemudian dikatakannya, 'Dan orang yang berdiri
disebelah kanan saya ini juga berbohong'. Sambil mengatakan itu, ia menjulurkan
lidahnya kesebelah kanan, sehingga bibirnya yang kanan menjadi basah juga. Raja
merasa sangat terhibur oleh tontonan itu, dan menganggap bahwa ketiga orang itu
telah memperlihatkan kecerdikannya. Mereka bertiga kemudian menerima hadiah dan
uang seperti yang telah di janjikan.
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Anjing Terkuat
Zaman dulu di Inggris, ketika zaman para landlord memiliki anjing-anjing
pemburu yang tangguh, tersebut seorang yang memiliki anjing dengan tinggi cuma
30cm. Saat ia berjalan-jalan, ia bertemu Sir Graham yang memiliki anjing buldog
gede dan serem. "Hai, orang asing," kata Sir Graham, " anjingmu
kecil sekali!" Orang itu menjawab, "Oya, baiklah, kalo anjingmu bisa
mengalahkan anjing ku ini dalam 15 detik, kau kuberi 1000 keping emas."
Dan mereka mengadu anjingnya. Setelah 10 detik, darah berceceran dimana-mana.
Si buldog hancur.
Dan orang itu menerima 1000 keping emas dari pemilik buldog. Setelah
berjalan sebentar, ia bertemu Sir John yang memiliki anjing blasteran herder
dan serigala. Kali ini pun ia menantang anjing serigala itu dengan waktu
20 detik dan taruhan 5000 keping emas. Anjing hereder itu hancur dalam 15
detik. Ketika ia akan pergi, Sir John menyarankannya untuk menemui raja yang
memiliki anjing terkuat di seantero kerajaan. Lalu orang asing itu pun menemui
Raja dan menantang anjingnya dengan taruhan 10000 keping emas. Lagi-lagi anjing
lawan dihancurkan. Terherean-heran, raja bertanya," Hebat sekali, anjing
apa ini dan bagaimana kau melatihnya?"
Orang asing itu menjawab, "Oh, latihannya biasa-biasa saja, dan rasnya
pun saya sendiri kurang jelas. Tapi
kalo gak salah, sebelum ekornya dipotong dan diberi kuping-kupingan,
namanya buaya."
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Yang Putih Atau yang Hitam?
Seorang gembala sedang menggembalakan dombanya. Seorang yang lewat berkata,
"Engkau mempunyai kawanan domba yang bagus. Bolehkan saya mengajukan
beberapa pertanyaan tentang domba-domba itu?" "Tentu," kata
gembala itu. Orang itu berkata, "Berapa jauh domba-dombamu berjalan setiap
hari?"
"Yang mana?, yang putih atau
yang hitam??"
"Yang putih."
"Ah, yang putih berjalan sekitar enam kilometer setiap hari."
"Dan yang hitam?"
"Yang hitam juga."
"Dan berapa banyak rumput mereka makan setiap hari?"
"Yang mana?, yang putih atau yang hitam?"
"Yang putih."
"Ah, yang putih makan sekitar empat pon rumput setiap hari."
"Dan yang hitam?"
"Yang hitam juga."
"Dan berapa banyak bulu yang mereka hasilkan setiap tahun?"
"Yang mana, yang putih atau yang hitam?"
"Yang putih."
"Ah menurut perkiraan saya, yang putih menghasilkan sekitar enam pon
bulu setiap tahun kalau mereka dicukur."
"Dan yang hitam?"
"Yang hitam juga."
Orang yang bertanya menjadi penasaran.
"Bolehkah saya bertanya, mengapa engkau mempunyai kebiasaan yang aneh,
membedakan dombamu menjadi
domba putih dan hitam setiap kali engkau menjawab pertanyaanku?"
Gembala itu menjawab, "Tentu saja.
Yang putih adalah milik saya." "Ooo, dan yang hitam?"
"Yang hitam juga," kata gembala itu.
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Baik
Saking susahnya nyari kerjaan, akhirnya seorang lulusan ITB terpaksa
menerima tawaran untuk bekerja di Kebun Binatang Ragunan. "Apa boleh buat
daripada nganggur, kerja beginian juga bolehlah, yang penting halal!"
begitu tekadnya. Maka sejak hari itu sang insinyur muda mulai bekerja
sebagai 'monyet monyetan' Sepanjang hari harus betah mengenakan baju monyet,
pakai topeng monyet sambil mengunyah pisang atau kacang rebus terus terusan.
Dan harus jempalitan selincah mungkin untuk menarik perhatian pengunjung.
Pokoknya tak beda dengan monyet asli yang sudah mulai punah. Tak ayal lagi
pengunjung Kebon Binatang Ragunan membludak
lantaran mau ngeliat si monyet super yang konon tidak hanya lincah dan
gesit tetapi juga cerdas, Wong ITB kok... Sayang sekali yang namanya sial itu
sulit dielakkan ... dan akhirnya bisa datang juga. Sedang enak enaknya
jempalitan, tiba tiba: gedebuk.... Byurrrrrrrrr..........
Sang monyet terjatuh ke dalam kandang buaya.
"Waduh, mati aku!" pikiran sebelon dimangsa oleh buaya buaya
ganas itu. Tapi ketika mulut buaya terbuka lebar siap menggigit,,,,,, dari dalam
terdengar suara berbisik:
jangan takut mas..... kami dari UI"
0 komentar:
Posting Komentar