Jenis alat dan
bahan untuk seni rupa sebenarnya sangat banyak sebab apa saja yang ada
dilingkungan kita dapat digunakan sebagai bahan membuat karya seni rupa. Namun,
dalam pembahasan ini dibatasi pada penggunaan alat dan bahan seni rupa dua dan
tiga dimensional yang lumrah digunakan dikalangan perupa seperti arang, pensil,
pastel, cat air, cat poster, cat akrilik, karton, tanah liat, plastisin, gip,
kayu dan sebagainya.
a.
Arang
Di antara sekian banyak bahan untuk membuat karya seni rupa dua
dimensional, arang adalah bahan yang paling mudah untuk didapat karena jika
tidak ada bahan lain arang dapat dibuat sendiri. Ambil bilah-bilah kayu yang tingkat
kekerasannya sedang, kemudian bakar menjadi bara; tutuplah rapat-rapat dalam
wadah dari bahan tanah liat dan bila baranya telah padam anda sudah mendapatkan
arang. Mudah bukan?
Perhatikan, kayu yang sangat keras atau sangat lunak kurang baik untuk dibuat arang gambar. Sebab kayu yang amat keras arangnya pun keras dan
sulit untuk mendapatkan goresan yang baik, begitu pula kayu yang amat lunak arangnyapun
amat rapuh. Maka bahan kayu yang digunakan sebaiknya kayu yang tidak keras atau
sebaliknya tidak terlalu lunak, dari referensi yang ada, untuk membuat arang
batang yang baik digunakan adalah kayu pohon jeruk. Namun, karena ada banyak
jenis kayu maka diperlukan banyak
percobaan dalam mendapatkan alternatif arang yang berkualitas baik.
Goresan yang dibuat dengan arang sangat rapuh karena mudah rontok dan
terhapus sehingga untuk menguatkannya diperlukan bahan pelapis pengawet
seperti fixative dengan cara disemprotkan atau dioleskan
atasnya, jika karya sudah dianggap selesai. Resiko untuk tidak merusak gambar
atau lukisan yang telah dibuat, lebih baik menggunakan zat pelapis dengan
menyemprotkannya, karena tidak ada kontak langsung antara alat dengan karya
sebagaimana menggunakan kuas. Pada saat ini ada empat jenis arang yang dijual
di pasaran, yaitu arang batangan, arang serbuk,
arang pensil, dan arang cetak atau pres.
Arang batangan, arang pensil, dan arang pres baik untuk membuat garis
sedangkan arang serbuk baik digunakan untuk
blocking dan shading
serta teknik dry brush, karena
serbuk arang tersebut tinggal menerapkannya ke atas kertas dengan menggunakan
tisu atau kain halus. Sifat yang menyenangkan dari arang adalah gambar dapat
dengan mudah diperbaiki jika ada yang terasakurang terutama dalam menggambar realis atau naturalis. Karena arang mudah
dihapus.
Bahan arang sangat baik bagi pemula menggeluti seni rupa dua dimensional,
karena bahan tersebut mudah didapat dan murah, sehingga untuk latihan
meluweskan goresan dan pemahaman tentang gelap terang sangat baik digunakan.
Namun, bukan berarti karya seni rupa dengan menggunakan arang tidak berkualitas
dan murahan. Teknik berkarya dengan menggunakan arang merupakan awal
’keberangkatan’ menekuni bidang seni rupa dua dimensional dan jika ditekuni
secara mendalam juga dapat menghasilkan karya yang berkualitas baik.
Pelukis kenamaan zaman Renaissance seperti Leonardo da Vinci Rembrant dan
Durrer, sangat mahir menggunakan arang untuk melukis. Seharusnya para pemula
banyak menggunakan arang untuk melatih
keterampilan dasar dalam membuat
bentuk dan ilusi tiga dimensional pada kertas.
b.
Pensil
Selain arang, pensil juga
merupakan alat sederhana dalampembuatan karya seni rupa dua dimensional.
Menurut sejarahnya, pensilmulai berkembang pada abad ke 16 ketika
diketemukannya bahan grafitsecara kebetulan dibawah pohon tumbang karena badai
di desaBarrowdale, Cumberland, Inggris. Grafit merupakan benda menyerupaibatu
hitam mengkilap tetapi dapat menghasilkan tanda hitam yang awalnya
dinamakan plumbago dalam bahasa Latin. Grafit kemudian digunakan
untuk berbagai keperluan terutama sebagai bahan menulis dan menggambar dengan
cara ditajamkan dan dibungkus dengan benang agar mudah dipegang. Pada
perkembangannya di akhir abad ke 18, Nicolas Jacques Conte diminta oleh
Napoleon untuk mengembangkan pensil. Ia mencampur serbuk grafit dengan tanah
liat untuk membuatnya keras. Semakin
banyak campuran tanah liat semakin keras pensil yang dihasilkan dan tanda yang
dihasilkan semakin tipis warna hitamnya. Jadi dengan perbandingan campuran
grafit dan pensil, gelap terang tanda yang dihasilkan oleh pensil menjadi
bervariasi. Campuran grafit dan tanah liat dibakar dan dimasukkan ke dalam
tabung kecil terbuat dari kayu sebagaimana halnya pensil yang kita ketahui saat
ini. Derajat kekerasannya ditentukan oleh jumlah kandungan grafitnya sehingga
untuk kepentingan penggunaannya pensil dibuat dalam variasi dengan sistim
bertingkat. Untuk dapat mengenalinya, pensil dengan kode H menunjukkan bahwa
pensil itu keras (hard) sedangkan dengan kode B adalah pensil lebih lunak dan
hitam (black). Pensil 3H lebih keras dibanding pensil 2H, begitupula pensil 3B
lebih hitam hasil goresannya dibanding pensil 1B.
Untuk keperluan
berkarya seni rupa
dianjurkan menggunakan pensil
hitam yang lunak (B). Penggunaannya dalam praktek, biasanya pensil keras H
digunakan untuk sketsa awal kemudian dilanjutkan penye-lesaiannya dengan
pensil B dalam berbagai variasi kepekatan. Namun perlu diperhatikan
bahwa pensil H karena sangat keras, jika digunakan, sering membuat kertas
gambar ’luka’ dan bekasnya sulit dihilangkan.
Selain pensil H ada jenis
pensil HB yang merupakan pensil dengan
kekerasan yang sedang. Pensil ini baik
untuk memulai pekerjaan awal berupa sketsa karena tidak merusak kertas dan
hasil goresannya tidak terlalu tipis atau gelap. Pensil yang terlalu lunak dan pekat kurang
baik untuk sketsa awal karena agak sulit dihapus. Menghapus sket atau goresan gunakan penghapus
karet yang selunak mungkin agar kertas tidak luka waktu digosok. Upayakan jangan terlalu sering menghapus agar
kertas tetap terjaga kondisinya. Pada waktu menghapus jaga tekanan penghapus
pada kertas, begitu pula jaga kebersihan penghapus, karena apabila penghapus
sudah terlalu sering digunakan warna hitam pensil akan melekat pada penghapus
dan dapat membuat kotor kertas gambar. Oleh karenanya, bersihkan penghapus
karet dengan menggsokkannya pada kertas yang tidak terpakai dan gunakan alas
kertas ketika tangan menggambar dan menyentuh bagian yang tidak sedang
dikerjakan tetapi sudah ada goresan pensilnya. Upaya ini adalah untuk tetap
menjaga kebersihan gambar.
Pensil berwarna agak berbeda
dengan kedua jenis pensil hitam sebelumnya, karena diproduksi tidak berdasar
tingkatan kualitas tetapi berdasar jumlah warna. Seiring dengan perkembangan teknologi, pensil
berwarna ada yang diproduksi sebagai kombinasi dengan cat air dan pastel. Dalam
penggunaan pensil cat air, pada awalnya sama dengan penggunaan pensil pada
umumnya, hanya untuk proses selanjutnya digunakan kuas cat air basah yang dikuaskan di atas goresan pensil
dan goresan tersebut akan mencair sehingga warnanya memiliki karakter sama dengan cat air namun masih terlihat
bekas goresan pensilnya. Hal itu menjadi ciri khasnya yang tersendiri. Pensil
ini sangat praktis digunakan untuk membuat karya out door
karena tidak banyak memerlukan perlengkapan sebagaimana halnya melukis
menggunakan bahan cat minyak.
Kelemahan pensil berwarna biasa
maupun pensil cat air adalah warna-warna yang dihasilkan tidak cemerlang
seperti halnya warna yang dihasilkan pastel atau perwarna lainnya.
c.
Pastel
Pastel adalah media menyerupai kapur tulis tetapi dibuat dengan pigmen
warna dicampur dengan zat pengikat berupa resin dan plaster.
Bahan ini dicampur, dibuat pasta kemudian dibentuk batangan lalu
dikeringkan. Kualitas pastel tergantung
dari komposisi bahannya. Pastel dengan warna cerah biasanya bahan plasternya
sedikit, karena bahan ini
berfungsi untuk mengurangi cerahnya pigmen warna. Pigmen warna cerah
disebabkan oleh tingginya konsentrasi (extract) pigmen yang dibuat dari
dedadunan, bagian tertentu binatang (tulang, lemak), dan bahan sintetis. Baik
buruknya kualitas pastel maupun bahan pewarna lainnya sangat tergantung pada
daya tahannya terhadap sinar. Artinya, warna tidak cepat berubah jika terkena
sinar matahari langsung, tidak pecah, tidak berubah dalam jangka waktu panjang.
Hal ini penting diperhatikan karena akan mempengaruhi pula kualitas karya.
Selain berbentuk kapur tulis, pada saat ini diproduksi pastel dalam bentuk
pensil, namun di Indonesia belum banyak beredar.
Derajat kekerasan pastel ditentukan oleh komposisi bahannya. Pastel yang
keras dan tidak mudah patah disebabkan karena banyak mengandung bahan pengikat,
sedangkan pastel yang mudah patah mengandung sedikit pengikat. Pada saat ini ada dua jenis pastel dalam
kemasan yang dapat dijumpai di pasaran yaitu pastel kapur dan pastel
minyak. Pastel kapur sangat mudah patah
dan hasil goresannya pun mudah rontok. Oleh sebab itulah kertas yang digunakan
untuk menggambar dan melukis dengan pastel yang dipilih memiliki tekstur kasar
untuk menahan warna pastel sehingga tidak mudah rontok. Namur demikian keistimewaan warna pastel
kapur yaitu powdery kesan khas warna
kapur. Sebaliknya pastel minyak lebih
kuat daya lekatnya karena mengandung pengikat
minyak. Oleh sebab itu goresannya
pun berkesan seperti cat minyak.
Di dalam penggunaannya, pastel dapat diterapkan dengan membuat garis atau
arsiran dan dikombinasi blok tipis atau sebaliknya dengan blok yang tebal
menutup permukaan kertas. Menggunakan pastel perlu didukung peralatan dan bahan
lainnya seperti alat peruncing untuk mendapatkan ujung runcing ketika membuat
garis atau bagian yang kecil.
Peruncing pastek dapat menggunakan amril yang dilekatkan pada papan atau
menggunakan peruncing pensil. Untuk pastel kapur dapat meng-gunakan karet
penghapus yang lembut untuk memperbaiki kesalahan atau membuat efek lighting
dalam menggambar benda-benda yang mengkilat. Sedang untuk pastel minyak,
jika ada kesalahan dalam penerapan warnanya dapat ditumpang dengan warna yang
lain, dan jika warnanya tebal dapat dikerok dengan pisau ‘cutter’. Percampuran warna dapat dilakukan langsung di atas kertas
dengan menggosokkan kain atau jari, atau alat lainnya seperti kuas, kapas, dan
tisu. Pencampuran dapat pula dilakukan
di luar kertas dengan membuatnya menjadi serbuk terlebih dahulu, lalu serbuk
tersebut dicampur hingga menjadi homogen sebelum digunakan. Apabila batang
pastel sudah kotor, bersihkan dengan menggunakan kain.
Pastel yang telah pendek dan sulit untuk menggunakannya dapat di daur
ulang, kumpulkan warna yang sejenis kemudian tumbuk hingga halus, kemudian
dicampur dengan bahan perekat dari getah (gum) lalu dibentuk dengan
mencetaknya. Selanjutnya pastel daur ulang tersebut dapat digunakan setelah
dikeringkan beberapa hari.
d.
Tinta
Tinta merupakan salah satu bahan yang sudah tua usianya guna membuat karya
seni rupa. Pada abad pertengahan, di Cina, India, Jepang dan Eropa tinta sudah
digunakan untuk berbagai keperluan, seperti menulis surat dan menggambar. Pada
saat ini tinta gambar dibuat dari pigmen warna, shellac dicampur air, sedang
pada jaman dahulu tinta hitam dibuat dari campuran jelaga dengan lem dan
sejenis cuka. Dengan berkembangnya teknologi, tinta tidak lagi hanya hitam,
sekarang banyak dijual tinta dengan warna-warni. Secara tradisional, dalam
penggunaan tinta memerlukan alat berupa pena dan kuas. Pena tidak hanya berupa
pena standar yang dibuat oleh pabrik untuk menggambar atau menulis, tetapi
dapat pula menggunakan pena buatan tangan dari bambu, tangkai bulu unggas, kayu
atau bahan lain dengan maksud
mendapatkan variasi garis yang artistik. Perhatikan potensi tinta dengan
menggunakan pena logam dalam membuat sketsa dan gambar hitam putih.
Ada beberapa istilah
untuk menunjukkan kualitas
ketahanan tinta yakni permanent, lightfast, archival. Istilah
permanent menunjukkan bahwa tinta
tersebut tahan lama setelah berkali-kali dicuci, lightfast berarti tinta tersebut tahan lama
untuk tidak luntur jika sering terkena sinar matahari langsung. Archival
merupakan tinta atau material lain dengan daya tahan yang amat tinggi
sehingga kuat berabad-abad lamanya. Ada istilah lain untuk tinta yaitu
waterproof menunjukkan bahwa tinta tersebut tidak dapat cair kembali jika
terkena air, sedang non waterproof dapat cair kembali jika diberi air dengan
kuas basah, berarti gambar dapat diubah atau diperbaiki. Sifatnya lebih luwes
jika digunakan untuk menggambar atau melukis. Tinta waterproof baik digunakan
untuk kontur sehingga jika menggunakan warna lain tidak berubah bentuknya. Jenis tinta ini banyak digunakan pada lukisan tradisional Bali.
e.
Cat Air
Cat air adalah media seni rupa yang memiliki sifat khusus yaitu tembus
pandang / transparan. Apabila terjadi susunan warna tumpang tindih maka warna
yang tertindih tidak tertutup sepenuhnya.
Bahkan dari garis tumpang tindih itu menimbulkan efek warna campurannya.
Cat air menggunakan air sebagai medium pengencernya sehingga tidak dapat
digunakan di atas kanvas cat minyak. Kertas yang digunakan sebaiknya khusus
untuk cat air, karena daya serapnya telah disesuaikan dengan sifat cat air yang
harus banyak menggunakan air dalam penggunaannya.
Cat air tidak digunakan untuk pewarna yang tebal dan pekat, karena jika digunakan secara tebal dan pekat pengeringannya lama dan ke-mungkinan
merusak kertas jika tertempel dengan kertas atau benda lain.
Pada waktu mengeluarkannya tidak boleh diambil dengan kuas yang basah
langsung dari tubenya, sebab jika air masuk ke dalam tube warna di dalam akan
menjadi keras dan tidak dapat dikeluarkan. Dalam menggunakannya keluarkanlah
warna cat air secukupnya di atas palet cat air. Kemudian tetesi air secukupnya
dan aduk sampai rata baru dapat digunakan dengan menguaskan di atas kertas.
Dalam penggunaannya cat air harus 'sekali gores jadi’ dan tidak bisa
diperbaiki kembali jika ada kesalahan. Oleh sebab itu penggunaan cat air harus
betul-betul cermat, penuh konsentrasi dan berhati-hati. Sebelum menerapkan
warna, sebaiknya kertas dibersihkan dahulu dengan menggunakan kapas atau tisu
lembab dengan cara mengusapkannya di permukaan kertas dengan lembut dan
hati-hati agar kertas tidak luka.
Kapas atau tisu jangan terlalu basah karena dapat menyebabkan kertas
bergelombang. Pembersihan ini penting dilakukan untuk menghilangkan
kotoran-kotoran pada permukaan kertas yang dapat mengganggu penyerapan warna
yang digunakan. Teknik pewarnaan dengan cat air biasanya mulai dari warna tipis
dan ringan kemudian secara perlahan diberikan tonasinya ke warna yang lebih
kuat. Cat yang masih basah tidak dapat segera ditindih dengan warna lain karena
warna akan bercampur dan nampak kotor, untuk itu harus ditunggu sampai warna
setengah kering.
Selain cat air, ada bahan cat yang sejenis disebut tempera dan sifatnya
juga transparan. Namur pada saat ini jarang digunakan dan di toko pun sulit
diketemukan. Pada zaman Renaissance tempera banyak digunakan sebelum
diketemukan cat minyak. Tempera terbuat dari serbuk pigment warna dengan médium
pengencer air murni dan zat perekatnya menggunakan kuning telur. Namur saat ini
tela hada cat tempera yang diproduksi secara sintetis, ada médium pencairnya
menggunakan air, ada pula tempera pengencernya menggunakan terpentin. Untuk itu
perhatikan labelnya, jira ada label “O-W” (oil-water) berarti tempera tersebut
dicairkan dengan air, apabila ada label “W-O” (water-oil) berarti pengencernya
menggunakan terpentin. Dalam pengunaannya, tempera digunakan tipis, jika
digunakan terlalu tebal setelah kering dapat mengelupas. Tempera efektif
digunakan pada kanvas dengan cat dasar gesso dengan permukaan yang halus. Cat tempera memungkin digunakan dengan
berbagai variasi teknik seperti cipratan, transparan, atau dengan dikerok untuk
mendapatkan warna yang semula. Jadi lebih luwes dibandingkan cat air.
f.
Cat Poster
Cat poster tergolong jenis cat air karena untuk medium pengencernya
menggunakan air. Cat ini berbeda dengan cat air biasa karena sifatnya yang
cepat kering dan dapat digunakan seperti cat minyak yakni teknik penggunaannya
dengan wama pekat karena tidak banyak menggunakan air. Cat ini cepat kering,
oleh karena itu warna awal dapat segera ditumpang dengan warna berikutnya.
Sifat lainnya adalah wamanya datar dan rata maka selain dapat digunakan dengan
teknik brush stroke yang ekspresif atau untuk gambar dekoratif yang memerlukan
warna-warna rata dan datar. Kelemahan warna ini tidak baik digunakan terlalu
tebal karena ketika kering cepat pecah dan rontok. Selain itu jika warna yang
sudah diterapkan kena percikan air akan menjadi tidak rata. Sesuai dengan
namanya, cat ini sangat baik untuk menggambar atau melukis poster dengan
goresan-goresan kuas yang kuat dan tegas sebagai ciri khasnya. Kelemahan
lainnya yang cukup unik adalah binatang lalat senang dengan warna ini, jika
tidak waspada menyimpan gambar dapat rusak karena dimakan olehnya.
g.
Cat Akrilik
Cat akrilik tergolong cat baru karena diciptakan dan diproduksi beberapa
puluh tahun yang lalu. Cat ini dibuat dengan bahan pigmen sintetik yaitu
polyvinyl accetate (plastik). Cat ini juga termasuk keluarga cat air. Dalam
penggunaannya dapat menggunakan air sebagai pengencernya dan dapat juga
digunakan secara langsung dari tubenya, seperti menggunakan cat minyak
atau dengan kuas
dan 'air brush'.
Selain dikuaskan dengan tebal, cat
akrilik dapat juga digunakan
secara tipis seperti cat air. Cat akrilik sangat cepat kering. Oleh sebab itu,
kuas yang digunakan harus cepat dimasukkan ke air. Jika tidak kuas akan menjadi rusak karena
warna yang ada pada kuas mengering sulit untuk dibersihkan.
h.
Cat Minyak
Penggunaan cat minyak untuk membuat lukisan sudah dimulai ratusan tahun
yang lalu, diawali oleh Jan Van Eyck dari Belanda. Selanjutnya penggunaan cat
minyak meluas karena memberikan keleluasaan kepada para pelukis untuk mengungkapkan
idenya serta kualitasnya yang melebihi media sebelumnya. Cat minyak dapat
digunakan untuk menggambarkan ilusi keruangan dengan memainkan gelap terang
dari benda yang digambarkan. Pada awal penggunaanya cat minyak diterapkan di
atas panel, kemudian disadari bahwa panel kurang fleksibel dan sulit untuk
dibawa ke mana-mana. Lalu ditemukanlah kanvas yang terbuat dari kain yang dapat
digulung sehingga lebih mudah untuk dibawa pergi terutarna jika pelukisnya
ingin bekerja di luar ruangan (out door), misalnya melukis pemandangan.
Sesuai dengan namanya,
dalam penggunaannya cat
minyak memerlukan minyak khusus untuk mencairkannya dan daya keringnya
sangat lambat. Cat minyak terdiri dari
bahan pigment, minyak dari tumbuh-tumbuhan, dan terpentin. Pigmen warna adalah
bahan warna berupa serbuk alami, atau
sintetis. Pigmen warna berasal dari mineral (tanah), tumbuh-tumbuhan, dan
binatang tertentu, akan tetapi saat ini kebanyakan yang digunakan adalah bahan
sintetis yang berasal dari bagian industri bahan bakar minyak bumi. Kualitas
cat minyak ditentukan oleh kehalusan dan kepekatan pigmennya yang dicampur
dengan minyak. Setiap pigmen memiliki karakteristik tingkat kekeringan dan
stabiltasnya jika terkena sinar matahari langsung.
Ada beberapa pigmen yang memiliki karakter, khususnya warna putih. Titanium wahite misalnya memiliki sifat menutup cat sebelumya
dan dapat mempermuda warna lainnya. Zinc white adalah untuk mendapatkan efek
transparan, Lead white memiliki karakter stabil dan elastis.
Oleh sebab itu untuk membersihkan kuas dan palet setelah selesai bekerja,
terlebih dahulu menggunakan minyak tanah atau terpentin, selanjutnya baru
dicuci dengan air dan sabun. Alat dan bahan bantu menggunakan cat minyak
relatif lebih banyak dibandingkan menggunakan media lainnya. Kuas yang
digunakan adalah kuas khusus cat minyak yang dalam satu setnya terdiri kurang
lebih kuas nomor 1 hingga 12, disamping kuas khusus untuk mengerjakan
bagian-bagian tertentu dari lukisan yang dibuat. Keistimewaan cat minyak adalah
tahan terhadap perubahan cuaca sehingga karya lukisan yang menggunakan cat minyak
dapat bertahan berabad-abad. Dalam perkembangan penggunaannya, cat minyak dapat
ditorehkan langsung dari tubenya ke atas kanvas guna keperluan ekspresi yang
ingin diungkapkan oleh pelukisnya.
Kelemahan cat minyak adalah baunya yang sangat kuat dan menyebabkan udara
dalam ruangan menjadi pengap. Oleh karena itu, untuk menjaga kesehatan
diperlukan ruang khusus untuk bekerja dengan ventilasi yang dapat mengatur
sirkulasi udara dengan baik. Selain itu kelemahan cat minyak ketika telah
menjadi lukisan adalah tidak tahan terhadap kelembaban. Untuk menghindarinya,
apabila lukisan digantung di tembok harus ada celah antara tembok dan
lukisan. Maksudnya adalah untuk
memberikan sirkulasi udara di belakang lukisan, sehingga lukisan terhindar dari
kelembaban. Ada beberapa tanda terjadinya kerusakan pada lukisan cat minyak
yaitu retak, keriput, kering, berjamur.
Cat lukisan dapat retak jika kualitas cat minyak kurang baik, perubahan cuaca yang ekstrim, tidak stabilnya percampuran pigmen dan minyak.
Keriput dapat disebabkan karena kesalah dalam percampuran warna, atau ada
unsur lain yang tercampur seperti air. Warna lukisan dapat kering disebabkan
oleh tidak ratanya cat dasar pada kanvas, sehingga bagian yang tipis dapat
menyerap minyak pada cat yang digunakan.
Lukisan dapat berjamur jika menempel pada diding lembab dalam waktu yang
lama.
2 komentar:
Wah, banyak juga gan bahan yang dipakai tuh
gambar nirmana
memang iya.!!!
Posting Komentar