Pada beberapa bidang,
teori ikatan valensi lebih baik daripada teori orbital molekul. Ketika
diaplikasikan pada molekul berelektron dua, H2, teori ikatan
valensi, bahkan dengan pendekatan Heitler-London yang paling sederhana,
memberikan pendekatan energi ikatan yang lebih dekat dan
representasi yang lebih akurat pada tingkah laku elektron ketika ikatan kimia
terbentuk dan terputus. Sebaliknya, teori orbital molekul memprediksikan bahwa
molekul hidrogen akan berdisosiasi menjadi superposisi linear dari hidrogen
atom dan ion hidrogen positif dan negatif. Prediksi ini tidak sesuai dengan
gambaran fisik. Hal ini secara sebagian menjelaskan mengapa kurva energi total
terhadap jarak antar atom pada metode ikatan valensi berada di atas kurva yang
menggunakan metode orbital molekul. Situasi ini terjadi pada semua molekul
diatomik homonuklir dan tampak dengan jelas pada F2 ketika energi
minimum pada kurva yang menggunakan teori orbital molekul masih lebih tinggi
dari energi dua atom F.
Konsep hibridisasi
sangatlah berguna dan variabilitas pada ikatan di kebanyakan senyawa organik
sangatlah rendah, menyebabkan teori ini masih menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari kimia organik. Namun, hasil kerja Friedrich Hund, Robert Mulliken, dan Gerhard
Herzberg menunjukkan bahwa teori orbital molekul memberikan
deskripsi yang lebih tepat pada spektrokopi, ionisasi, dan sifat-sifat magnetik
molekul. Kekurangan teori ikatan valensi menjadi lebih jelas pada molekul yang
berhipervalensi (contohnya PF5) ketika molekul ini dijelaskan tanpa
menggunakan orbital-orbital d yang sangat krusial dalam hibridisasi ikatan yang
diajukan oleh Pauling. Logam kompleks dan senyawa yang kurang elektron (seperti diborana) dijelaskan dengan sangat baik
oleh teori orbital molekul, walaupun penjelasan yang menggunakan teori ikatan
valensi juga telah dibuat.
Pada tahun 1930, dua
metode ini saling bersaing sampai disadari bahwa keduanya hanyalah merupakan
pendekatan pada teori yang lebih baik. Jika kita mengambil struktur ikatan
valensi yang sederhana dan menggabungkan semua struktur kovalen dan ion yang
dimungkinkan pada sekelompok orbital atom, kita mendapatkan apa yang disebut
sebagai fungsi gelombang interaksi konfigurasi penuh. Jika kita mengambil
deskripsi orbital molekul sederhana pada keadaan dasar dan mengkombinasikan
fungsi tersebut dengan fungsi-fungsi yang mendeskripsikan keseluruhan
kemungkinan keadaan tereksitasi yang menggunakan orbital tak terisi dari
sekelompok orbital atom yang sama, kita juga mendapatkan fungsi gelombang
interaksi konfigurasi penuh. Terlihatlah bahwa pendekatan orbital molekul yang
sederhana terlalu menitikberatkan pada struktur ion, sedangkan pendekatan teori
valensi ikatan yang sederhana terlalu sedikit menitikberatkan pada struktur
ion. Dapat kita katakan bahwa pendekatan orbital molekul terlalu ter-delokalisasi,
sedangkan pendekatan ikatan valensi terlalu ter-lokalisasi.
Sekarang kedua
pendekatan tersebut dianggap sebagai saling memenuhi, masing-masing memberikan
pandangannya sendiri terhadap masalah-masalah pada ikatan kimia. Perhitungan
modern pada kimia kuantum biasanya dimulai dari (namun pada
akhirnya menjauh) pendekatan orbital molekul daripada pendekatan ikatan
valensi. Ini bukanlah karena pendekatan orbital molekul lebih akurat dari
pendekatan teori ikatan valensi, melainkan karena pendekatan orbital molekul
lebih memudahkan untuk diubah menjadi perhitungan numeris. Namun program-progam
ikatan valensi yang lebih baik juga tersedia.
0 komentar:
Posting Komentar