Sistem
hantaran khusus mendapat pelayanan saraf otonom simpatis dan parasimpatis.
Simpul sinoatrial dipersarafi oleh saraf parasimpatis melalui saraf vagus
kanan, sedangkan saraf vagus kiri melayani simpul atrioventrikular. Kedua saraf
parasimpatis tersebut tidak memelihara otot-otot ventrikel, kecuali hanya
sedikit saja dan ini mungkin dapat diabaikan. Sedangkan saraf simpatis
memelihara semuanya, baik atrium, ventrikel, simpul sinus dan simpul
atrioventrikular. Kedua saraf otonom tersebut mengatur denyut jantung miogenik
sehingga mempengaruhi “cardiac performance” seperti otomatisitas,
konduktivitas, kontraktilitas, dan “rhythmicity” jantung. Simpul sinoatrial
merupakan pusat tertinggi pacu jantung, dan dari sinilah munculnya “inherent
rhythm” yang tidak pernah berhenti berdenyut, yang berjalan secara spontan dan
impulsnya dihantarkan melalui SCS ke seluruh bagian jantung lainnya dan
selanjutnya timbul irama jantung yang senada dengan irama simpul sinoatrial.
Rangsangan
saraf parasimpatis pada simpul sinus, cenderung memperlambat kecepatan
pembentukan impuls pada pusat pacu jantung, hal ini terjadi karena ujung-ujung
saraf parasimpatis mengeluarkan asetilkolin, yang pengaruhnya dapat menurunkan
jumlah produksi impuls di simpul sinus dan menurunkan kepekaan
“atrio-ventricular junction” terhadap impuls atau rangsang yang datang dari
simpul sinus, sehingga terjadi kelambatan hantaran impuls ke otot ventrikel.
Berkurangnya produksi impuls pada simpul sinus disebabkan oleh adanya penekanan
pada “slope diastolic depolarization” dan cenderung meningkatkan stabilitas
potensial membran istirahat, sehingga menjauhi “firing-levelnya”.
Rangsangan
yang sangat kuat oleh parasimpatis akan menghentikan perubahan ritmik aktivitas
potensial aksi pada pacu jantung dan terjadilah “blok” hantaran impuls ke
“atrio-ventricular junction”. Bila keadaan ini terjadi, maka ventrikel tidak
akan berkontraksi. Tetapi dengan adanya pacu jantung pada SCS di dalam
ventrikel dan otot-otot jantung itu sendiri, maka terjadilah rangsangan pada
ventrikel yag menyebabkan ventrikel dapat berkontraksi di luar kontrol simpul
sinus. Dan ini merupakan salah satu mekanisme kompensasi untuk mempertahankan
denyut jantung.
Denyut ventrikel demikian disebut sebagai : ekstrasistole
ventrikel dan pada rekaman elektrokardiogram tampak gelombang QRS tanpa
didahului oleh gelombang P. Rangsangan simpatis pada simpul sinus akan memberikan
pengaruh yang berlawanan dengan rangsangan parasimpatis, hal ini karena
simpatis meningkatkan “slope diastolic depolarization” potensial aksi pusat
pacu jantung di dalam simpul sinus, sehingga “slope diastolic depolarization”
sangat mudah mencapai potensial ambang dan kemudian disusul oleh “overshoot”,
demikian seterusnya akan terjadi berulang-ulang, sehingga tampak peningkatan
produksi impuls. Di lain pihak karena rangsangan simpatis, juga akan terjadi
peningkatan permeabilitas membran semua jaringan Sistem Hantaran Khusus dan
termasuk otot-otot jantung terhadap kalium dan natrium, sehingga hantaran
impuls dipercepat dan kekuatan kontraksi otot jantung juga meningkat.
0 komentar:
Posting Komentar