Keanekaragaman Spesies

Yang dimaksud dengan spesies adalah kumpulan individu makhluk hidup yang mempunyai ciri-ciri genetik yang sama sehingga satu dengan yang lain dapat melakukan reproduksi. Sebagai contoh dapat disebutkan hubungan ayam kampung, ayam hutan merah, ayam hutan hijau, dan bekisar. Ayam kampung adalah spesies yang sama dengan ayam hutan merah, karena keduanya dapat kawin dan menghasilkan keturunan yang dapat bereproduksi lagi. Lain halnya dengan ayam kampung yang disilangkan dengan ayam hutan hijau, akan diperoleh keturunan yang tidak mampu bereproduksi lagi, yaitu ayam bekisar.

Spesies dapat dikelompokkan menurut tempat hidup dan pengelolaannya, spesies dapat dikelompokkan menjadi spesies liar dan spesies budidaya. Spesies liar yang belum dibudidayakan merupakan kelompok makhluk hidup yang terdiri atas populasi yang berada di habitat alami yang sesuai. Habitat ini tersebar di kawasan dengan batas geografi tertentu, contohnya adalah sagu yang alaminya tersebar di daerah Maluku dan Papua, dan lai (Durio kutajensis) mempunyai sebaran alami di Kalimantan. Contoh untuk spesies  hewan adalah Badak cula dua yang hanya terdapat di Sumatra, anoa hanya di Sulawesi, dan kanguru hanya di Papua. Spesies tanaman maupun hewan budi daya tidak mempunyai batas alami dan tidak memiliki kekhasan dalam penyebarannya.

Spesies juga dikelompokkan menurut persebaran ekologi atau habitatnya (daratan/terestrial atau perairan/akuatik). Kelompok-kelompok tersebut dapat disubkelompokkan lagi. Spesies terestrial terdiri atas spesies dataran rendah atau dataran tinggi, sedangkan spesies akuatik dapat dikelompokkan lagi menjadi spesies air tawar, spesies lautan, dan spesies payau. Berdasarkan fungsinya, spesies budi daya dikelompokkan menjadi pangan, papan, obat-obatan dan rempah, pakan, dan juga jasa. Spesies budidaya dikelompokkan berdasarkan sektor pengelolaanya, yaitu pertanian (termasuk perkebunan, hortikultura, peternakan), kehutanan, kelautan dan perikanan, kesehatan, dan industri.

Jenis data dan informasi keanekaragaman spesies yang perlu disajikan dalam profil adalah:
1.   Nama ilmiah dan nama lokal spesies yang ada di daerah bersangkutan.
2.   Persebaran spesies berdasarkan geografi dan ekologi, jenis informasi ini mengambarkan persebaran setiap spesies secara geografi dan ekologi di daerah yang bersangkutan.
3.   Persebaran spesies berdasarkan waktu atau musim dalam tahun; informasi ini penting sehubungan dengan efisiensi pemanfaatan dan pelestariannya; dengan mengetahui musim munculnya, dapat diketahui waktu melimpahnya populasi spesies yang bersangkutan untuk dilakukan pemanfaatan secara efisien dan berkelajutan, terutama yang berhubungan dengan kemampuan untuk memulihkan diri dalam menjamin kelestariannya.
4.   Kondisi umum setiap spesies yang terdapat di daerah, antara lain endemisme, kelangkaan/kelimpahan (berdasarkan CITES dan/atau IUCN dan/atau penjelasan pakar), dilindungi/tidak dilindungi (berdasarkan PP No.: 7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa), serta untuk spesies budidaya apakah bersifat lokal, hasil pemuliaan, atau eksotik (spesies asing);
5.   Potensi pengembangan nilai tambah; informasi ini menggambarkan potensi setiap spesies untuk dikembangkan, misalnya untuk penangkaran. Untuk spesies yang telah mempunyai nilai ekonomi dapat dihitung besarnya nilai tersebut.
6.   Upaya pemangku kepentingan di daerah dalam pelestarian dan pemanfaatan spesies; jenis informasi ini menggambarkan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh berbagai pihak dalam pelestarian dan pemanfaatan setiap spesies yang ada di daerah.

Spesies yang ada di daerah dapat dipilah sebagai berikut:
1.   Spesies liar baik daratan maupun perairan (yang belum mempunyai nilai ekonomi):
a.    Daratan
1).  satwa (antara lain: cicak, capung, dan burung gereja).
2).  tumbuhan (antara lain: mahang, beringin, waru, dadap, dan kelor).

b.   Perairan
1).  satwa (antara lain:ular laut, dan ikan glodok).
2).  tumbuhan (antara lain: lamun, kerakap, dan gangang kersik)

2.   Spesies liar, baik daratan maupun perairan (yang telah mempunyai nilai ekonominya)
a.    Daratan
1).  satwa (antara lain: gajah, rusa sambar, ular sawah, trenggiling, burung merak, kelabang, cengkerik, monyet ekor panjang, dan kaki seribu).
2).  tumbuhan (antara lain: angrek, meranti, keruing, pandan, dan medang).

b.   Perairan
1).  satwa (antara lain: kerapu, bandeng, udang, ubur-ubur, teripang, arwana, dan patin).
2).  tumbuhan (antara lain: rumput laut, gangang biru, dan teratai).

c.  Jenis yang sudah dibudidayakan
1).    Tanaman pangan (antara lain: padi, jagung, ubi-ubian).
2).    Perkebunan (antara lain: kelapa sawit, karet, kopi, kelapa, dan kina).      
3).      Hortikultura (antara lain: buah-buahan, tanaman hias, dan sayur-sayuran).
4).    Pakan Ternak (antara lain: rumput gajah, setaria, dan jungkut pahit).
5).      Obat dan rempah (antara lain: kunyit, jahe, lada, tapak doro, dan tempuyung).
6).    Industri (antara lain: sandang, pangan, dan papan).
7).    Peternakan (antara lain: sapi, domba, ayam, dan Itik).
8).    Kehutanan (antara lain: lebah madu, sutra, dan lak).
9).    Perairan Laut (antara lain: udang, kepiting, dan bandeng).
10).  Perairan air tawar (antara lain: emas, nila, mujair, dan gurame).
Dalam penyusunan profil perlu diprioritaskan spesies yang mempunyai nilai ekonomi penting, nilai sosial budaya, endemik, langka, dan dilindungi. Deskripsi mengenai flora dan fauna identitas daerah perlu diberi prioritas.

Secara umum telah ada berbagai metode pengumpulan, analisis dan sintesis data dan informasi untuk keanekaragaman hayati. Departemen Kehutanan untuk spesies liar, Departemen Pertanian untuk komoditi pertanian, LIPI untuk inventarisasi keanekaragaman hayati di alam liar, dan beberapa organisasi lain telah mengembangkan metode inventarisasi dan analisis hasilnya. Dalam pengumpulan data untuk keperluan penyusunan profil dapat digunakan pedoman yang telah tersusun dan diterapkan oleh lembaga-lembaga tersebut.


0 komentar:

Posting Komentar

 

Serba Ada Blog Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger