Ragi yang digunakan
dalam pembuatan oncom merupakan ragi jenis campuran fungi/mixed culture. Penggunaan ragi yang baik sangat penting sehingga
akan dihasilkan oncom dengan kualitas baik. Ragi mixed culture yang digunakan dalam fermentasi oncom terdiri dari
campuran kelompok mikroba Neurospora
sitophila, Penicillium, Mucor, dan Rhizopus. Jenis kapang yang berperan penting dalam pembuatan oncom
adalah Neurospora sithophila.
Neurospora sitophila
Neurospora
sitophila (Neuron : urat saraf atau berurat loreng-loreng, spora, sitos : makanan, dan philos : menyukai)
merupakan salah satu spesies dari genus Neurospora yang memiliki spora berbentuk seperti urat saraf
berloreng-loreng (Alexopaulos,
1979). Neurospora sitophila sering terdapat
pada produk-produk bakeri dan menyebabkan kerusakan sehingga biasanya
disebut bakery mold atau red bread-mold. Neurospora sithophila
juga dikenal sebagai jamur oncom. Dalam proses fermentasi Neurospora
sitophila berkembang biak dan menjadikan makanan menjadi berwarna
kuning-kemerahan. Jika Neurospora
sitophila menyerang laboratorium mycology atau bakteriologi sebagai
kontaminan, maka dapat menimbulkan bahaya pada kultur dan sangat sulit untuk
dihilangkan karena banyaknya jumlah konidia yang mudah menyebar yang diproduksi
dan karena pertumbuhannya yang sangat cepat (Gilman, 1957). Dua spesies lain
dari Neurospora sitophila adalah Neurospora crassa dan Neurospora tetrasperma.
Sebelumnya Neurospora sithophila dinamakan Monilia sithophila. Hal ini disebabkan
oleh belum diketahuinya alat perkembangbiakan dari Neurospora sithophila. Sebelum diketahui alat perkembangbiakannya,
jamur ini tergolong kelas Deuteromycetes. Nama ilmiahnya adalah Monilia sitophila (monile
= manik-manik kalung, sitos = makanan, philos = menyukai). Setelah
diketahui alat perkembangbiakannya, maka kapang ini digolongkan ke dalam kelas Ascomycetes
lalu nama spesies ini diganti menjadi Neurospora sitophila (Alexopaulos, 1979).
Hifa aerial Neurospora
sitophila yang membentuk sejumlah miselium dapat dikenali dengan mudah dari
sejumlah massa berwarna pink dan konidia oval yang terdapat pada rantai di conidiophores yang bercabang. Jamur ini
dapat menggandakan dirinya secara tidak terbatas dengan cara aseksual (Dube,
1990).
Neurospora,
seperti kebanyakan anggota Sordariaceae
lainnya, adalah organisme yang pertumbuhannya sangat cepat tetapi askosporanya
membutuhkan perlakuan khusus untuk tumbuh sebagaimana dilakukan pada Sordariaceae lainnya. Sel hifanya
memiliki inti banyak (multinucleate). Miseliumnya berpigmen dengan jumlah
pigmen bervariasi tergantung substratumnya (Gilman, 1957).
Neurospora
sitophila dan Neurospora
crassa bersifat octosporous, hermaphrodit dan heterothallic. Unsur betinanya diwakili oleh protoperithecia, dimana setiap multinucleate
askogonium ditempelkan. Askogonia menghasilkan cabang hifa panjang yang
berfungsi sebagai trichogynes.
Antheridia tidak dihasilkan. Unsur jantan diwakili oleh mikrokonidia yang
diproduksi dalam rantai di microconidiophores;
sejenis konidia, yang juga dapat menyalurkan nuclei ke receptive
trichogynes. Dalam spesies ini, ditemukan bahwa peran organ seks jantan
tidak terlalu besar dan fungsi seksual dikerjakan oleh bagian khusus dari
thallus (Alexopaulos, 1979).
Gambar
2.1. Neurospora sitophila
Penicillium sp.
Penicillium
biasa disebut green molds atau blue molds. Kapang ini sering ditemukan
pada jeruk dan buah lainnya, keju di kulkas, dan bahan makanan lainnya yang
terkontaminasi dengan spora mikroba ini. Konidia Penicillium terdapat di mana-mana baik di tanah maupun di udara.
Kapang ini sering menjadi kontaminan pada laboratorium biologi. Penicillin ditemukan
pertama kali oleh Alexander Fleming pada tahun 1928 akibat tercemarnya kultur Staphylococcus oleh mikroba Penicillium notatum (Alexopaulos, 1979). Aktivitas penting
dari Penicillium adalah sebagai berikut :
1.
Produksi Antibiotik
Sekarang ini, jenis kapang yang digunakan dalam
produksi penicillin secara industrial adalah P. chrysogenum. Penicillin aktif (sebagai agen bacteriostatic)
terhadap bakteri gram positif dan juga terhadap beberapa virus dan rickettsia (Gilman,
1957). Penicillin sekarang merupakan istilah umum yang dipakai untuk seluruh
grup antibiotik. Antibiotik griseofulvin diproduksi dari P. griseofulvum. Obat ini digunakan dalam perawatan penyakit
dermatophylic (kulit, kuku, rambut, dan bulu) seperti kurap, kaki atlit, dan
epidermophytics. Obat ini bersifat fungistatic bukan fungicidal yang artinya
tidak membunuh jamur. Obat ini hanya aktif terhadap jamur yang mempunyai
dinding kitin namun tidak aktif terhadap Oomycetes, yeast, dan bakteri.
2.
Industri Keju
P.
roqueforti dan P.
camemberti digunakan dalam produksi keju. Kedua jenis Penicillium ini menghasilkan keju yang memiliki rasa khusus yang
disebut keju Roquefort dan Camembert
3.
Parasit Tanaman
Mold biru pada tanaman jeruk (P. italicum), mold hijau pada tanaman jeruk (P. digitatum), dan kebusukan pada apel (P. expansum) merupakan beberapa penyakit yang disebabkan oleh Penicillium. Beberapa spesies Penicillium dapat mengakibatkan produksi
cacat pada makanan, produk kulit, dan pakaian.
4.
Mycotoxicoses
Beberapa spesies Penicillium
memproduksi racun pada makanan/pakan ternak yang menyebabkan keracunan pada
manusia dan binatang.
Konidia Penicillium menyerupai manik-manik kaca
jika dilihat dengan mikroskop (Dube, 1990). Banyaknya konidia yang berwarna
hijau, biru, atau kuning sangat berpengaruh pada warna dari berbagai spesies Penicillium.
Gambar
2.2. Penicillium sp.
Rhizopus sp.
Rhizopus
sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia dalam pembuatan tempe. Sporangiosporenya kering dan sangat
mudah ditiup angin sehingga dapat dengan mudah mencemari laboratorium (Alexopaulos,
1979). Spesies-spesies
dari Rhizopus sering ditemukan pada
tanah, buah yang busuk, dan tanaman. Miselium Rhizopus terdiri dari dua jenis, satu tertanam dalam lapisan dan
yang lainnya seperti antena membentuk stolon. Sporangiophore yang dibentuk biasanya dalam grup-grup dua, tiga,
atau lebih tetapi bisa juga hanya satu. Sporangia berbentuk sama, bundar atau
hampir bundar dengan bagian tengah yang agak rata, pertama-tama berwarna putih,
kemudian saat dewasa berubah menjadi hitam kebiruan. Spesies-spesies Rhizopus yang dikenal antara lain R. nigricans, R. oryzae, R. arrhizus, R. cohnii, R. nodosus, R. oligosporus,
dan R. stolonifer.
Gambar
2.3. Rhizopus oligosporus
Mucor sp.
Mucor
terdiri dari 600 spesies. Mucor tidak
menyebabkan kontaminasi pada laboratorium. Hifanya kasar, coenocytic, dan
bercabang-cabang, biasanya meruncing ke titik tertentu (Gilman, 1967). Dalam
kultur cairan anaerobik, khususnya saat adanya karbon dioksida, kapang ini
membentuk fase Torula dimana hifa rusak untuk membentuk tubuh seperti yeast dan
kembali ke kondisi normal saat kondisi aerobik. Sporanya berbentuk bulat atau
lonjong dengan lapisan tipis halus, tak berwarna atau dapat juga berwarna. Pada
masa dewasa, saat dinding sporangial hilang, sporanya tetap melekat pada collumella dalam tetesan air dan tidak
terbang bahkan oleh angin kencang sekalipun (Alexopaulos, 1979). Spora Mucor biasanya terbawa serangga dan
semut. Zygosporenya berwarna coklat
sampai hitam, dengan bentuk kasar dan tumpul. Spesiesnya bisa homothallic atau
heterothallic. Beberapa spesies mucor antara lain M. sphaerosporus, M.
racemosus, M. fragilis, M. hiemalis, M. flavus, M. mucedo, M. pucillus, dan M. spinescens.
Gambar 2.4. Mucor sp.
1 komentar:
Halo, terima kasih atau information. Dimana saya dapat memberi raging oncom dijakarta?
Posting Komentar