Diversitas genetik terdapat dalam
empat level organisasi: di antara spesies, di antara populasi, di dalam
populasi dan di dalam individu.
Diversitas di antara spesies sudah
cukup jelas, sungguhpun kita sering tidak berpikir bahwa perbedaan di antara
spesies sebagai manifestasi dari diversitas genetik karena kita dapat
membedakan spesies dengan mudah tanpa mengetahui komposisi gennya.
Diversitas genetik di antara populasi
dari suatu spesies juga sering sangat
besar. Di dunia pertanian misalnya ada berbagai macam varietas (padi, jagung),
meskipun ini hasil seleksi buatan. Di spesies pohon perbedaan antara populasi
pada spesies yang sama (dikenal dengan
istilah provenans) sering besar.
Dalam populasi kebanyakan populasi
alami, perbedaan genetik di antara individu sering juga besar. Akhirnya
diversitas genetik terdapat di dalam suatu individu bilamana ada dua alel untuk
gen yang sama (perbedaan konfigurasi DNA yang menduduki lokus yang sama pada
suatu khromosom).
Di masa lalu hanya sedikit perhatian
diberikan pada diversitas genetik pada populasi alami, sungguhpun ini sangat
krusial bagi kelestarian dari bentuk-bentuk biologi, perkembangan diversitas
spesies (evolusi) dan berfungsinya biosfer, ekosistem serta komunitas biologi.
Bersarnya diversitas di dalam suatu
spesies tergantung pada jumlah individu, kisaran penyebaran geografinya,
tingkat isolasi dari populasi dan sistem genetiknya.
Peran penting juga dilakukan oleh
proses-proses seleksi alami dan antropogenik, serta juga faktor-faktor yang
berpengaruh pada perubahan spasial dan temporal pada komposisi genetik dari
spesies atau populasi.
Diversitas genetik penting bagi
kemampuan spesies dan populasi beradaptasi terhadap perubahan kondisi
lingkungan dan karena itu merupakan persyaratan bagi kelangsungan hidupnya.
Pada spesies yang berkembang biak
secara seksual, setiap populasi lokal mengandung kombinasi gen tertentu. Jadi,
suatu spesies merupakan kumpulan populasi yang berbeda secara genetik satu sama
lain. Perbedaan genetik ini diwujudkan
sebagai perbedaan di antara populasi
dalam sifat morfologi, fisiologi, kelakuan, dan sejarah hidup (life history).
Dengan kata
lain, sifat-sifat genetik (genotipe) mempengaruhi sifat-sifat yang
diekspresikan (fenotipe).
Seleksi alami pada awalnya bekerja
pada level fenotipik, memihak kepada atau tidak menguntungkan untuk sifat-sifat
yang diekspresikan (fenotipe). Lukang gen (gene
pool) – agregat total gen pada suatu populasi pada suatu waktu, akan
berubah ketika organisme dengan fenotipe
yang kompatibel dengan lingkungan akan lebih mampu bertahan hidup dalam jangka
lama dan akan berkembang biak lebih banyak dan meneruskan gen-gennya lebih
banyak pula ke generasi berikutnya.
Besarnya diversitas genetik dalam
populasi lokal sangat bervariasi. Banyak kegiatan konservasi peduli dengan
penjagaan diversitas genetik tumbuhan atau hewan. Populasi kecil yang berbiak secara aseksual dan terisolasi,
sering memiliki diversitas genetik yang kecil di antara individu, sedangkan
pada populasi besar dan berbiak secara seksual sering memiliki variasi yang
besar. Dua faktor utama yang bertanggung kepada jawab adanya variasi ini, yaitu cara bereproduksi (seksual atau aseksual) dan
ukuran populasi.
Cara reproduksi
Pada populasi seksual, gen
direkombinasi pada setiap generasi, menghasilkan genotipe baru. Kebanyakan
keturunan spesies seksual mewarisi separuh gennya dari induk betina dan
separuhnya lagi dari induk jantan, susunan genetiknya dengan demikian berbeda
dengan kedua induknya atau dengan individu yang lain di dalam populasi.
Adanya mutasi yang menguntungkan, yang
pada awalnya muncul pada suatu individu dapat direkombinasi dalam kurun waktu tertentu pada populasi
seksual. Sebaliknya, keturunan individu aseksual secara genetik identik dengan
induknya. Satu-satunya sumber kombinasi gen dalam populasi aseksual adalah
mutasi (perubahan dalam material genetik yang diwariskan ke keturunannya). Mutasi mungkin terjadi spontan (kekeliruan
dalam replikasi material genetik) atau terjadi karena pengaruh faktor eksternal
(misal radiasi dan bahan kimia tertentu). Mutasi terjadi di dalam gen yang terdapat
pada molekul DNA- deoxyribonucleic acid.
Populasi aseksual mengakumulasi
variasi genetiknya hanya pada laju mutasi genya. Mutasi yang menguntungkan pada
individu aseksual yang berbeda tidak mungkin mengalami rekombinasi gen dan
muncul pada suatu individu seperti layaknya pada populasi seksual. Kombinasi
gen yang menguntungkan akan lebih besar pada populasi seksual daripada
populasi aseksual.
Ukuran populasi
Dalam jangka panjang, diversitas
genetik akan lebih lestari dalam populasi besar daripada dalam populasi kecil.
Melalui efek damparan genetik (genetic
drift- perubahan dalam lukang gen dari suatu populasi kecil yang
berlangsung semata-mata karena proses kebetulan), suatu sifat genetik dapat
hilang dari populasi kecil dengan cepat.
Sebagai contoh, populasi memiliki dua
atau lebih bentuk gen (dinamakan alel). Tergantung alel mana suatu individu
mewarisi, suatu fenotipe tertentu akan dihasilkan. Bila populasi tetap
berukuran kecil dalam jangka waktu lama, mereka mungkin kehilangan salah satu
alel dari setiap gen karena proses kebetulan. Kehilangan alel terjadi karena
eror sampling. Ketika beberapa individu kawin, mereka bertukar gen. Bayangkan
awalnya separuh populasi memiliki satu bentuk gen tertentu, dan separuhnya
populasi yang lain memiliki bentuk gen yang lain. Karena kebetulan, dalam
populasi kecil pertukaran gen dapat mengakibatkan semua individu pada generasi
berikutnya memiliki alel yang sama. Satu-satunya cara bagi populasi ini
mengadung variasi dari gen ini lagi adalah melalui mutasi gen atau imigrasi
individu dari populasi lain. Meminimalkan kehilangan diversitas genetik pada
populasi kecil merupakan problem utama yang dihadapi dalam upaya konservasi.
0 komentar:
Posting Komentar