Percayakah anda kepada kekutan suara
dalam menciptakan perubahan dimuka bumi ini ? Suara ( as sautu: Arab)
adalah salah satu sumber dari bunyi. Begitu banyaknya sumber suara dimuka
bumi ini, hingga melahirkan bunyi yang variatif. Tetapi sesungguhya bebunyian
tersebut dapat dipilah dan dapat dikelola dengan baik sehingga melahirkan, nada, melodi kemudian
irama, sehingga melahirkan nuansa musikalitas yang dapat diambil manfaatnya.
Tetapi sesungguhnya seberapa sih kekuatan
suara, bunyi atau bahkan musik tersebut. Mengapa orang ketika kampaye Pemilu
misalnya, gencar berorasi, pidato atau
bahkan sekedar meneriakan yel yel tertentu. Dan yang tak kalah menariknya
biasanya diikuti hiburan musik -dangdut lagi (?)-.Apakah dengan demikian misi
sebuah partai dengan cepat tersosialisasi, atau dalam bentuk idealnya akan
dapat terwujud seluruh impian politis lewat agitasi suara tersebut.
Ketika seseorang mengeluarkan suara untuk
suatu dialog pembicaraan dengan tema
tertentu, pada dasarnya masing masing individu sedang melakukan aktifitas
musikal.Oleh sebab itu, pengertian musikal sesungguhnya tidak hanya sebatas memainkan nada melalui
media suara ketika bernyanyi ataupun memainkan sebuah instrumen musik saja. Akan
tetapi berbicara, orasi, ber-yel-yel
dengan tema tertentu pun dapat dikatakan bermusik, jika ditata secara
teratur dan berirama sehingga mampu menghasilkan harmonisasi.
Kekuatan suara ternyata dapat mempengaruhi jiwa atau
psikologi seseorang. Dalam artian, suara manusia adalah instrumen alami yang
dimiliki oleh manusia yang dapat menghasilkan getaran yang berirama sehingga
menjadi musik yang dapat menembus sisi psikis seseorang. Dan telah dikemukakan
bahwa proses dialogis (berbicara) juga merupakan satu komposisi yang tidak
lepas dari musik, karena seluruh elemen dan unsur yang terdapat pada musik
tersedia dalam proses tersebut.
Alkisah,
setelah Iblis dilaknat Allah, karena tidak mau sujud kepada Adam. Iblis memohon
kepada Allah untuk mencari pengikut yang sebanyak banyaknya. Dan Allah pun
mengizinkan, jika si Iblis mampu.Dan Allahpun
berfirman.: “Doronglah siapa saja yang mampu engkau pengaruhi dengan
suaramu“. Hal ini menunjukkan makna
bahwa pengaruh yang dihembuskan iblis kepada manusia bukan dalam bentuk kontak fisik (material)
tetapi membisikan suara lewat hati manusia.Bahkan Ia tidak pernah berhadapan
langsung dengan manusia untuk mengatakan sesuatu dengan suaranya, “hai manusia,
berzinalah kamu..” misalnya. Namun , bukan berarti tanpa kontak fisik tersebut
manusia tidak harus mempercayai bahwa suara itu tidak ada. Karena pada
kenyataannya, banyak manusia yang mengikuti hasutannya iblis. Ini
membuktikan bahwa pengaruh yang dimiliki
oleh iblis benar-benar ada.
Namun
mengapa suara iblis mampu
mempengaruhi jiwa manusia, apa keistimewaannya? Hal ini menunjukkan bunyi atau
suara - yang diperdengarkan berulang ulang - merupakan unsur musik yang mampu
menghipnotis manusia dan mampu merubah watak manusia. Dan aktivitas inilah yang selama ini dilakukan
oleh iblis.
Kisah yang kedua mengenai
karakteristik Nabi Muhammad. Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul karena
memiliki akhlak yang mulia, sebagai sosok figur umat, ia memiliki karakteristik
yang halus, lembut dan santun terutama dalam berturur kata atau bersuara. Menurut
Inayat-seorang musisi sufi- Kelembutan,
kehalusan, kesopanan, rasa hormat, rendah hati, toleransi dan kemurahan
hati, termasuk atribut yang menghasilkan harmoni dalam jiwa
seseorang, juga dalam jiwa orang lain. Sedangkan keangkuhan, keserakahan dan
kejahatan adalah sumber utama dari disharmoni. ( Inayat Khan; Dimensi Mistik
Musik dan Bunyi.1996) .Karena Nabi Muhammad dikenal
berakhlak mulia itulah sehingga menjadi teladan
dalam setiap sifat, gerak dan tingkah lakunya. Khususnya dalam bertutur
atau berbicara beliau selalu dapat mengatur irama musikal dari tiap-tiap
kalimat yang disampaikan, sehingga pesan-pesan kebaikan dapat diterima oleh
umatnya. Hal ini terbukti dari sekian banyak hadis yang ditemui selalu memiliki
nilai yang baik, baik yang ditinjau dari nilai irama musikalitasnya maupun isi
atau tema pokoknya.Hal ini menunjukkan bahwa nabi memiliki jiwa musikalitas
yang tinggi, sehingga ia dipercaya Allah untuk menyampaikan ajaran-ajaran-nya
kepada manusia. Nabi memang bukanlah
seorang penyair ataupun musisi yang ahli membuat lagu atapun menyanyikannya
serta pandai memainkan suatu jenis alat musik. Akan tetapi bukan berarti
ia tidak paham tentang nada ataupun
musik yang harmonis. Nabi adalah orang yang peka terhadap nada dan mengerti
keindahan suatu bunyi. Oleh sebab itulah ia menunjuk Bilal bin Rabah yang
dikenal memiliki suara yang merdu dan
pandai mengalunkan nada-nada yang indah itu untuk menjadi seorang muadzin.
Dari
dua kisah ini tak bisa disangsikan lagi
bahwa Suara-dalam bentuk sederhananya-, maupun
musik -dalam bentuk kompleksnya- sangat
dapat mempengaruhi karakter ataupun watak
manusia baik secara individu
maupun kolektif. Dalam frame dakwah kultural bisakah, suara, bunyi, irama, nada ataupun
musik ini dikelola menjadi sebuah kekuatan yang membawa misi amar ma’ruf nahi
mungkar?
Zaman
wali telah terbukti berhasil memanfaatkan gamelan sebagi media dakwah,
mungkinkah diera multikultural ini, gerakan
dakwah memanfaatkan berbagai tehnologi maupun energi suara (tidak hanya dalam bentuk musik) sebagai
kekautan menuju pembentukan karakter
masarakat yang lebih baik ? Wallahu’alam bissawab.
0 komentar:
Posting Komentar