“Dan
tidakkah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya
dahulu, sedang ia tidak ada sama sekali?” (QS. Maryam: 67)
Bagi orang yang tidak menggunakan akal sehat, jika
ia bertanya kepada diri sendiri, “Bagaimana saya ada?” ia akan menjawab, “Saya
ada entah bagaimana!” Dengan penalaran demikian, ia akan menjalani kehidupan
tanpa pernah merenungkan masalah-masalah seperti itu.
Akan tetapi, orang yang berakal semestinya
merenungkan bagaimana ia diciptakan, dan menentukan makna hidupnya sesuai
dengan hasil perenungannya. Dalam perenungan ini, ia tidak perlu takut—seperti
yang dirasakan sebagian manusia—untuk mencapai kesimpulan “Saya telah
diciptakan”. Orang yang tak mau merenungkan hal ini sebenarnya tidak ingin
bertanggung jawab pada sang Pencipta. Mereka takut harus mengubah gaya hidup,
kebiasaan, dan ideologi jika mengaku telah diciptakan. Oleh karena itu, mereka
lari dari ketaatan kepada Pencipta mereka. Demikianlah sikap yang diambil
orang-orang yang mengingkari Allah dan “mengingkari
(tanda-tanda kekuasaan-Nya) karena kezaliman dan kesombongan mereka, padahal
hati mereka meyakini kebenarannya”
(QS. An-Naml, 16: 14).
Sebaliknya, seseorang yang menilai keberadaan
dirinya dengan kearifan dan akal sehat, akan melihat dalam dirinya hanya
tanda-tanda penciptaan Allah. Ia mengakui bahwa keberadaannya bergantung pada
kerja sama antara ribuan sistem rumit, yang tak satu pun ia ciptakan atau ia
kendalikan. Ia memahami fakta bahwa “ia diciptakan”. Dengan mengenal
Penciptanya, ia berusaha memahami untuk tujuan apa ia “diciptakan” Tuhan.
Bagi siapa pun yang berusaha memahami makna ciptaan
Tuhan, terdapat kitab petunjuk: Al Quran. Kitab ini adalah panduan yang
diberikan kepada semua manusia yang diciptakan Tuhan di muka bumi.
Bahwa fenomena penciptaan itu terjadi sesuai dengan
uraian yang ada dalam Al Quran membawa arti sangat penting bagi orang-orang
yang berakal.
Pada halaman-halaman berikut terkandung berbagai
informasi, bagi mereka yang arif dan berakal sehat, yang menunjukkan bagaimana
“mereka diciptakan” dan keajaiban penciptaan ini.
Kisah penciptaan manusia berawal di dua tempat yang
saling berjauhan. Manusia menapaki kehidupan melalui pertemuan dua zat terpisah
di dalam tubuh lelaki dan perempuan, yang diciptakan saling terpisah namun
sangat selaras. Jelas, sperma di dalam tubuh lelaki tidak dihasilkan atas
kehendak dan kendali lelaki tersebut, sebagaimana sel telur di dalam tubuh
perempuan tidak terbentuk atas kehendak dan kendali perempuan tersebut.
Sesungguhnya, mereka bahkan tidak menyadari pembentukan sel-sel ini.
Kami telah
menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak membenarkan (hari berbangkit)? Maka
terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan. Kamukah yang
menciptakannya, atau Kamikah yang menciptakannya? (QS. Al Waqi’ah: 57-59).
Jelaslah bahwa kedua zat tersebut, yang berasal dari
lelaki dan perempuan, diciptakan sangat bersesuaian. Penciptaan kedua zat ini,
pertemuan antara keduanya, dan perubahannya menjadi manusia sungguhlah suatu
keajaiban besar.
“Dan
Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani, kemudian Dia
menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang
perempuan pun mengandung dan tidak (pula) melahirkan, melainkan dengan
sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur
panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam
Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.”
(QS. Fathir: 11)
Sperma, yang merupakan tahap pertama dalam
penciptaan manusia, diproduksi “di luar” tubuh manusia. Ini karena produksi
sperma hanya mungkin terjadi di lingkungan bersuhu 2°C di bawah suhu tubuh normal. Untuk
menstabilkan suhu pada tingkat ini, buah pelir dilapisi kulit khusus. Kulit ini
mengerut pada cuaca dingin dan mengembang pada cuaca panas, untuk menjaga suhu
tetap konstan. Apakah lelaki “mengendalikan” dan mengatur sendiri keseimbangan
rumit ini? Tentu tidak. Ia bahkan tidak menyadari hal ini. Para pengingkar
penciptaan hanya dapat mengatakan, ini adalah “fungsi tubuh manusia yang belum
diketahui”. Definisi “fungsi yang belum diketahui” hanyalah “sekadar nama”.
Sperma diproduksi dalam buah pelir dengan laju
produksi 1000 per menit. Sel ini memiliki desain khusus untuk perjalanannya
menuju indung telur perempuan, perjalanan yang berlangsung seolah ia “mengenal”
tempat itu. Sperma terdiri atas kepala, leher, dan ekor. Ekornya membantunya
bergerak bagai ikan menuju rahim.
Bagian kepalanya, yang mengandung sebagian kode
genetis bayi, ditutupi perisai pelindung khusus. Fungsi perisai ini terungkap di
pintu masuk rahim ibu: di sini lingkungannya sangat asam. Jelas, sperma
ditutupi dengan perisai pelindung oleh “seseorang” yang tahu tentang keasaman
ini. (Kondisi lingkungan asam ini bertujuan melindungi sang ibu dari mikroba).
Yang diejakulasikan ke dalam rahim tidak hanya
jutaan sperma. Air mani adalah campuran berbagai macam cairan. Al Quran
menegaskan fakta ini dalam ayat berikut:
“Bukankah
telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum
merupakan yang dapat disebut? Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari
setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan
larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.” (QS.Al Insan:
1-2)
Cairan dalam air mani ini berisi gula, untuk memberi
energi yang dibutuhkan sperma. Di samping itu, komposisi utamanya memiliki
beragam tugas, seperti menetralkan asam pada pintu masuk ke rahim dan menjaga
kelicinan medium untuk pergerakan sperma. (Di sini sekali lagi terlihat bahwa
dua wujud yang berbeda dan saling independen, diciptakan saling cocok).
Spermatozoa menempuh perjalanan sulit di dalam rahim ibu hingga mencapai sel
telur. Betapapun mereka bertahan, kurang-lebih hanya seribu dari sekitar
200-300 juta spermatozoa yang mencapai sel telur.
Jika sperma didesain sesuai dengan sel telur, sel
telur juga disiapkan sebagai benih kehidupan pada medium yang sama sekali
berbeda…. Tanpa sepengetahuan perempuan, sel telur yang telah matang di indung
telur ditinggalkan di rongga perut, kemudian tertangkap oleh lengan-lengan pada
ujung organ tubuh bernama tuba falopii rahim. Setelah itu, sel telur mulai
bergerak dengan bantuan gerakan rambut pada tuba falopii. Sel telur ini
besarnya hanya setengah partikel garam.
Sel telur dan sperma bertemu di dalam tuba falopii.
Di sini sel telur mulai mengeluarkan cairan khusus. Dengan bantuan cairan ini,
spermatozoa menemukan lokasi sel telur. Kita harus menyadari bahwa tatkala kita
mengatakan sel telur “mulai mengeluarkan”, kita tidak sedang membicarkan manusia
atau suatu makhluk sadar. Hal ini tidak dapat dijelaskan melalui konsep
kebetulan, bahwa massa protein mikroskopis “memutuskan” tindakan itu “dengan
sendirinya”, kemudian “mempersiapkan” dan mengeluarkan senyawa kimia untuk
menarik spermatozoa kepadanya. Ini merupakan bukti bahwa ada sebuah perancangan
dalam proses ini.
Singkatnya, sistem reproduksi tubuh didesain untuk
mempersatukan sel telur dan sperma. Ini berarti bahwa sistem reproduksi
perempuan diciptakan sesuai dengan kebutuhan spermatozoa dan spermatozoa
diciptakan sesuai dengan kebutuhan lingkungan di dalam tubuh wanita.
Ketika sperma—yang akan membuahi sel telur—semakin
mendekati sel telur, sel telur kembali “memutuskan” untuk mengeluarkan suatu
cairan, yang disiapkan khusus bagi sperma, untuk melarutkan perisai
perlindungan sperma. Akibatnya, terbukalah kantung enzim pelarut pada ujung
sperma, yang dibuat secara khusus untuk sel telur. Ketika sperma mencapai sel
telur, enzim-enzim ini melubangi membran sel telur dan memungkinkan sperma
masuk. Spermatozoa di sekeliling telur mulai berebut masuk, tetapi biasanya
hanya satu sperma yang berhasil membuahi sel telur.
Ayat-ayat Al Quran yang menjelaskan tahapan ini
sangatlah menarik. Dalam Al Quran, dinyatakan bahwa manusia dibuat dari
saripati cairan hina, yaitu air mani.
“Kemudian Dia
menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.” (QS. As-Sajadah: 8).
Sebagaimana diungkapkan ayat tersebut, bukan cairan
yang membawa spermatozoa itu yang membuahi telur, melainkan “saripatinya” saja.
Saripati tersebut adalah sperma di dalamnya, yang menjadi agen pembuahan, atau
lebih tepat lagi, kromosom di dalam sperma tersebut, yang merupakan “saripati”
sperma.
Ketika sel telur membiarkan satu sperma masuk,
sperma lain tidak mungkin masuk. Penyebabnya adalah medan listrik yang
terbentuk di sekeliling sel telur. Wilayah di sekeliling telur bermuatan
negatif (-) dan begitu sperma pertama menembus sel telur, muatan ini berubah
menjadi positif (+). Oleh karena itu, sel telur tersebut, yang kini bermuatan
sama dengan spermatozoa lain di luar, mulai menolak mereka.
Ini berarti
muatan listrik kedua zat tersebut, yang terbentuk secara independen dan
terpisah, juga bersesuaian.
Akhirnya, bergabunglah DNA laki-laki di dalam sperma
dan DNA perempuan di dalam sel telur. Sekarang terdapat benih pertama, sel
pertama dari manusia baru, di dalam kandungan ibu: zigot.
Saat sperma dari laki-laki bersatu dengan sel telur dari perempuan, inti
dari bayi yang akan dilahirkan mulai terbentuk. Sel tunggal ini, yang dalam
biologi dikenal dengan istilah “zigot”, akan segera mulai berkembang dengan
melakukan pembelahan sel, dan akhirnya menjadi “segumpal daging”.
Namun, zigot tersebut tidak menghabiskan masa pertumbuhannya dalam
kehampaan. Zigot melekat pada rahim, bagaikan akar yang menancap kuat ke bumi
melalui sulurnya. Melalui ikatan ini, zigot memperoleh zat gizi yang penting
bagi pertumbuhannya dari tubuh sang ibu.
Perincian seperti ini tak mungkin diketahui tanpa pengetahuan fisiologi
yang memadai. Jelas, berabad-abad lalu tidak ada seorang pun yang menguasai
ilmu seperti itu. Tapi sungguh menarik, Allah selalu menyebut zigot yang sedang
tumbuh dalam rahim ibu sebagai “segumpal darah” dalam Al Quran:
“Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah.” (QS Al ‘Alaq: 1-3)
“Apakah manusia mengira, bahwa
ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungan jawab)? Bukankah dia dahulu
setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani itu menjadi
segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya, lalu Allah
menjadikan darinya sepasang; laki-laki dan perempuan.” (QS Al Qiyamah: 36-39)
Dalam bahasa Arab, arti kata “‘alaq” atau “segumpal darah” adalah “benda
yang melekat pada suatu tempat”. Secara harfiah, kata tersebut digunakan untuk
menjelaskan lintah yang menempel pada kulit untuk mengisap darah. Jelas, itulah
kata yang paling tepat untuk menggambarkan zigot yang melekat pada dinding
rahim untuk menyerap makanan darinya.
Masih banyak ayat Al Quran yang mengungkap tentang zigot ini. Dengan
menempel pada rahim secara sempurna, zigot pun mulai tumbuh. Sementara itu,
rahim sang ibu dipenuhi dengan “cairan amnion” yang melingkupi zigot. Fungsi
terpenting cairan amnion bagi pertumbuhan bayi adalah melindungi si bayi dari
“serangan” dari luar. Dalam Al Quran, fakta ini diungkapkan sebagai
berikut:
“Bukankah Kami menciptakan kamu
dari air yang hina? Kemudian Kami letakkan dia dalam tempat yang kokoh
(rahim).” (QS
Al-Mursalat: 20-21)
Semua informasi Al Quran tentang pembentukan manusia ini memperlihatkan
bahwa Al Quran berasal dari sebuah sumber yang mengetahui masalah ini hingga
hal yang sekecil-kecilnya. Sekali lagi, ini membuktikan bahwa Al Quran adalah
firman Allah.
Sementara itu, embrio yang awalnya mirip gel, mulai berubah seiring waktu.
Dalam struktur yang mulanya lunak ini, mulai terbentuk tulang keras untuk
membantu tubuh berdiri tegak. Kemudian sel, yang mulanya semua sama, mulai
terspesialisasi: ada yang membentuk sel mata yang peka terhadap cahaya, sel
saraf yang peka terhadap panas, dingin, dan sakit, dan sel yang peka terhadap
getaran suara. Apakah sel-sel itu sendiri yang menentukan perbedaan-perbedaan
ini? Apakah mereka sendiri yang pertama kali memutuskan untuk membentuk hati
atau mata manusia, kemudian menuntaskan tugas yang luar biasa ini? Ataukah di
lain pihak, mereka telah diciptakan dengan tepat untuk tujuan-tujuan ini?
Kearifan, kecerdasan, dan jiwa pasti akan membenarkan alternatif kedua.
Pada akhir proses, setelah sang bayi tumbuh sempurna di dalam rahim ibunya,
ia lalu lahir ke dunia. Kini bayi itu 100 juta kali lebih besar dan 6 miliar
kali lebih berat daripada wujud awalnya.
Inilah kisah awal
mula kehidupan manusia, bukan makhluk lain. Jadi, apa yang lebih penting bagi
manusia selain mengetahui tujuan penciptaan yang menakjubkan ini?
Sangat tidak
logis bila kita berpikir bahwa semua fungsi kompleks ini terjadi “atas kemauan
sendiri”. Tidak ada seorang pun yang memiliki kekuatan untuk menciptakan
dirinya sendiri, menciptakan orang lain, atau menciptakan benda lain. Allah-lah
yang menciptakan semua kejadian yang telah dijelaskan tadi, pada setiap saat
terjadinya, setiap detiknya, dan setiap tahapannya.
“Dan Allah menciptakan kamu
dari tanah, kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan
(laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang perempuan pun mengandung dan
tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali
tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi
umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya
yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.” (QS. Fathir: 11)
Tubuh kita, yang
terbentuk hanya dari “setetes mani”, berubah menjadi manusia yang memiliki
jutaan keseimbangan yang rumit. Meskipun tidak kita sadari, di dalam tubuh kita
terdapat sistem yang teramat kompleks dan rumit, yang membantu kita bertahan
hidup. Semua sistem ini dirancang dan dioperasikan hanya oleh Sang Pemilik dan
Pencipta kita, yakni Allah, untuk menyadarkan kita bahwa “kita diciptakan”.
Manusia diciptakan
oleh Allah. Sejak diciptakan, manusia tidak pernah “dibiarkan tanpa pengaturan
atau tanpa tujuan”.
Setelah pembuahan, pertumbuhan bayi
berlangsung dalam tiga daerah berbeda. Daerah-daerah ini adalah
1 Tuba falopii: daerah tempat telur dan
sperma bersatu dan tempat indung telur berhubungan dengan rahim.
2. Di dalam dinding rahim tempat zigot
menempel untuk perkembangan.
3. Daerah tempat mulai tumbuhnya embrio
di dalam kantung yang penuh berisi cairan khusus.
Sebagaimana dikatakan di dalam Al Quran,
“Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu
kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah
Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia;
maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?” (QS. Az-Zumar: 6).
“Apakah mereka diciptakan tanpa
sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka
telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa
yang mereka katakan).” (QS.
At-Tur: 35-36)
“Hai
manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap
Tuhanmu Yang Maha Pemurah, Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan
kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)-mu seimbang, dalam bentuk apa saja
yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.” (QS. Al Infithar: 6-8)
“Allah-lah
yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap, dan
membentuk kamu lalu membaguskan rupamu.” (QS. Al Mu’minun, 40: 64)
Bagaimana
manusia yang baru lahir—yang sebelumnya berubah bentuk dari sperma menjadi
bayi—diberi makan? Hal ini merupakan keajaiban tersendiri. Air susu
ibu (ASI) adalah gizi terbaik, dan air susu ini tidak dihasilkan atas bantuan
sang ibu ataupun bantuan orang lain
Berkat zat gizi yang dikandungnya, air susu ibu adalah sumber makanan
unggul bagi bayi yang baru lahir, sekaligus zat yang meningkatkan daya tahan
ibu dan bayi terhadap penyakit. Para dokter sepakat bahwa makanan buatan hanya
boleh diberikan bila ASI tidak mencukupi, dan bayi harus diberi ASI terutama
pada bulan-bulan pertama. Sekarang, mari kita lihat keistimewaan ASI ini:
- Hal yang paling menarik adalah kadar ASI bisa berubah sesuai dengan
fase-fase pertumbuhan bayi. Jumlah kalori dan zat gizi berubah berdasarkan
keadaan bayi saat lahir, apakah ia lahir prematur ataukah tepat waktu. Bila
bayi lahir prematur, kadar lemak dan protein ASI lebih tinggi daripada
kebutuhan bayi umumnya, karena bayi prematur membutuhkan kalori lebih banyak.
- Unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang dibutuhkan bayi, seperti anticore
atau sel pertahanan tubuh, tersedia dalam ASI. Bagaikan tentara bayaran, mereka
mempertahankan tubuh bayi yang sebenarnya asing bagi mereka, dan melindungi
sang bayi dari musuh.
- ASI merupakan antibakteri. Bakteri bisa tumbuh dalam susu biasa yang
disimpan pada suhu kamar selama enam jam. Namun, tidak ada bakteri yang muncul
dalam ASI yang disimpan dalam suhu dan jangka waktu yang sama.
- ASI melindungi bayi dari penyakit arteriosklerosis.
- ASI dapat dicerna bayi dengan cepat.
Kita tahu bahwa tak ada satu pun makanan hasil racikan para ahli gizi di
laboratorium modern yang memiliki manfaat sebanyak ASI. Bagaimana kita bisa
menjawab pertanyaan, “Siapakah yang membuat ASI dalam tubuh seorang ibu,
padahal ia sendiri pun tidak menyadari proses pembuatannya, dan kualitasnya
jauh lebih unggul daripada buatan laboratorium?” Sudah sangat jelas, ASI dibuat
oleh Sang Pencipta si bayi yang membutuhkan susu ini.
Dalam banyak ayat Al Quran, Allah mengajak kita
memperhatikan penciptaan manusia dan mengajak manusia merenungkan penciptaan
ini, “Hai manusia, apakah yang telah
memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah, Yang
telah menciptakan kamu, lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan
tubuh)-mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun
tubuhmu.” (QS. Al Infithar: 6-8)
Manusia adalah salah satu makhluk hidup yang
terhebat dan tercanggih. Sistem tubuhnya paling menakjubkan di alam, dibentuk
Allah dengan proporsi yang pas.
Tubuh manusia terdiri atas sejumlah daging dan
tulang yang berbobot kurang lebih 60-70 kg. Sebagaimana diketahui, daging
adalah salah satu material paling rentan di alam. Jika dibiarkan di tempat
terbuka, daging akan membusuk dalam beberapa jam, dan setelah beberapa hari
dikerubungi tempayak dan mulai berbau busuk tak tertahankan. Zat yang sangat
lemah ini membentuk bagian terbesar tubuh manusia. Akan tetapi, ia terpelihara
tanpa rusak atau membusuk selama kurang lebih 70-80 tahun, dengan adanya
peredaran darah yang memberinya makanan dan kulit yang melindunginya dari
bakteri luar.
Selain itu, tubuh manusia memiliki kemampuan yang
sangat mengesankan. Misalnya, pancaindra. Setiap organ pengindra adalah
keajaiban. Manusia mengetahui dunia luar melalui alat-alat pengindra ini, dan
menjalani hidup dengan damai berkat semua indra ini. Detail yang kita temui
pada indra penglihat, pencium, peraba, pendengar, dan pengecap, serta desainnya
yang tanpa cacat, memberi bukti keberadaan Sang Pencipta.
Struktur tubuh manusia yang menakjubkan tidak hanya
ada pada pancaindra. Setiap organ yang memudahkan hidup kita adalah keajaiban
tersendiri. Semuanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan kita. Bayangkan betapa
sukarnya hidup ini jika kita diciptakan tanpa tangan. Apa yang akan terjadi
jika kita tidak memiliki kaki, atau jika tubuh kita tidak ditutupi oleh kulit,
tetapi oleh duri, sisik, atau lapisan keras?
Begitu pula, keberadaan sistem-sistem kompleks dalam
tubuh manusia, seperti mekanisme pernapasan, metabolisme, reproduksi, kekebalan
tubuh, dan estetika tubuh manusia, masing-masing adalah keajaiban tersendiri.
Sebagaimana terlihat, dalam tubuh manusia terdapat
banyak keseimbangan rumit. Hubungan yang sempurna di antara semua sistem tubuh
yang saling tergantung itu memungkinkan manusia menjalankan fungsi-fungsi
vitalnya tanpa masalah.
Di samping itu, manusia melakukan semua ini tanpa
perlu berusaha ekstra ataupun mengalami kesulitan. Biasanya manusia bahkan
tidak menyadari apa yang terjadi dalam tubuhnya. Ia tidak menyadari banyak hal:
kapan pencernaan makanan berawal atau berakhir dalam lambungnya, irama
jantungnya, darah yang mengedarkan bahan-bahan yang tepat dibutuhkan ke
tempat-tempat yang tepat, penglihatan dan pendengarannya.
Sebuah sistem tanpa cacat telah ditempatkan dalam
tubuh manusia dan bekerja dengan sempurna. Inilah sistem ciptaan Allah,
Pengatur semua urusan dari di langit dan di bumi. Allah menciptakan segala
sesuatu, setiap detail dan setiap makhluk hidup di alam semesta. Desain yang
kita temui saat meneliti tubuh manusia adalah bukti keunikan dan ketiadaan
cacat pada seni kreasi Allah. Allah mengajak kita memperhatikan kesempurnaan
jagat raya ini dalam surat Al Mulk:
“Yang telah
menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada
ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah
berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian
pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan
tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah.”
(Al Mulk: 3-4)
Inilah sekelumit dari berjuta keseimbangan rumit di
dalam tubuh manusia:
Pancaindra tersusun benar-benar sesuai dengan
kebutuhan manusia. Misalnya, telinga hanya dapat menangkap getaran suara pada
batas tertentu. Sekilas, mungkin kisaran pendengaran yang lebih lebar tampaknya
menguntungkan, tetapi batas indriawi ini—disebut “ambang batas
pendengaran”—diatur dengan tujuan tertentu. Jika telinga kita terlalu sensitif,
setiap saat kita harus mendengar berbagai suara, mulai dari detak jantung kita
hingga gemerisik tungau kecil di lantai. Hidup seperti ini akan sangat
mengganggu.
Keseimbangan serupa berlaku pula bagi indra peraba.
Sel saraf peraba yang sangat sensitif dan berada di bawah kulit manusia
dijadikan sensitif dengan cara yang sebaik-baiknya dan tersebar di seluruh
permukaan tubuh. Saraf tersebut terhimpun terutama di ujung jari, bibir, dan
organ seksual. Sebaliknya, daerah yang “kurang penting”, misalnya punggung,
memiliki lebih sedikit sel saraf. Ini memberi keuntungan besar bagi manusia.
Bayangkan jika terjadi sebaliknya: jika ujung jari kita sangat tidak sensitif,
dan kebanyakan sel saraf berkumpul di punggung. Tidak diragukan lagi, ini akan
sangat menjengkelkan; sementara kita tidak mampu menggunakan tangan secara
efektif, punggung kita justru merasakan hal-hal terkecil, lipatan baju misalnya.
Perkembangan organ adalah contoh “keseimbangan yang
rumit” ini. Misalnya, rambut dan bulu mata. Meskipun keduanya sebenarnya sama
saja “rambut”, kecepatan tumbuhnya tidak sama. Anggaplah bulu mata tumbuh sama
cepatnya dengan rambut di kepala, maka bulu mata akan mengganggu penglihatan
dan menusuk mata, membahayakan salah satu organ terpenting. Panjang bulu mata
kita tertentu dan tetap. Jika bulu mata ini memendek, misalnya karena terbakar
atau kecelakaan, bulu mata akan memanjang sampai mencapai panjang “ideal” lalu
berhenti.
Bentuk bulu mata pun sangat penting. Karena
bentuknya sedikit melengkung ke atas, bulu mata tidak menghalangi pandangan dan
membuat mata terlihat indah. Ketika tumbuh, bulu mata ini ditutupi minyak
khusus yang dihasilkan kelenjar tertentu di tepi kelopak mata. Karena itulah,
bulu mata kita tidak terasa kasar dan lurus seperti sikat. “Penyesuaian halus”
seperti ini terdapat di seluruh bagian tubuh manusia.
Luar biasanya, sebagaimana pada remaja, penciptaan
yang tepat ini juga tampak pada bayi yang baru lahir. Contohnya, tulang
tengkorak bayi yang baru lahir sangat lunak, dan pada batas tertentu dapat
bergerak di atas yang lain. Keluwesan ini memudahkan keluarnya kepala bayi dari
rahim tanpa bahaya. Jika tidak luwes, tulang tengkorak ini bisa saja retak
selama kelahiran, menyebabkan kerusakan parah pada otak bayi.
Dengan kesempurnaan serupa, semua organ dalam
manusia berkembang secara harmonis selama proses perkembangan. Misalnya, pada
perkembangan kepala, tengkorak yang menyelubungi otak tumbuh bersesuaian dengan
otak. Andaikan tengkorak tumbuh lebih lambat daripada otak, ia akan menekan
otak dan segera menyebabkan kematian.
Keseimbangan yang sama juga terjadi pada organ lain
seperti jantung, paru-paru dan tenggorokan, mata dan kantung mata.
Karena itu, mari kita teliti struktur tubuh kita
yang luar biasa, untuk melihat seni dan keagungan penciptaan. Setiap bagian
tubuh, yang strukturnya lebih sempurna daripada pabrik mutakhir yang dilengkapi
teknologi tercanggih, menunjukkan adanya penciptaan oleh Allah, yang
kekuasaan-Nya tak tertandingi.
Jika secara singkat kita meneliti sistem dan organ
pada tubuh manusia, kita akan menyaksikan dengan jelas bukti penciptaan yang
seimbang dan tanpa cacat.
Air liur, yang berperan pada awal proses pencernaan,
berfungsi membasahi makanan supaya makanan mudah dikunyah gigi dan turun
melalui kerongkongan. Air liur juga merupakan zat khusus untuk mengubah,
melalui sifat kimiawinya, zat pati menjadi gula. Coba pikirkan apa yang terjadi
andai air liur tidak dihasilkan di dalam mulut. Kita tidak akan mampu menelan
apa pun atau bahkan berbicara karena mulut kita kering. Kita tidak akan mampu
mengonsumsi makanan padat, dan harus meminum cairan saja.
Dalam sistem lambung terdapat keseimbangan yang menakjubkan.
Di dalam lambung, makanan dicerna oleh asam klorida. Asam ini sangat kuat,
sehingga dapat mencerna bukan hanya makanan yang masuk, melainkan juga dinding
lambung. Namun, sebuah solusi disediakan untuk manusia: zat bernama mukus, yang
dihasilkan selama proses pencernaan, melapisi dinding lambung dan melindunginya
dengan sangat baik terhadap efek merusak dari asam tersebut. Dengan demikian,
lambung tidak akan merusak dirinya sendiri. Terdapat kesesuaian sempurna antara
asam pencerna makanan dan mukus yang dihasilkan untuk melindungi lambung dari
asam tersebut.
Ketika kosong, lambung tidak memproduksi cairan
pengurai protein (zat gizi yang berasal dari hewan seperti daging). Sebaliknya,
cairan yang dihasilkan berbentuk zat tidak berbahaya tanpa sifat merusak.
Begitu makanan berprotein memasuki lambung, asam klorida dihasilkan dalam
lambung dan menguraikan zat netral ini menjadi protein. Dengan begitu, ketika
lambung kosong, asam ini tidak melukai lambung yang juga terbuat dari protein.
Perlu diketahui bahwa “teori evolusi” tidak pernah
dapat menjelaskan sistem sedemikian kompleks. Teori tersebut mengemukakan
gagasan bahwa struktur-struktur kompleks di sekitar kita berevolusi secara
bertahap dari organisme primitif, melalui akumulasi perbaikan struktural
sedikit demi sedikit. Akan tetapi, jelas bahwa sistem dalam lambung tidak
mungkin merupakan hasil evolusi bertahap yang sedikit demi sedikit. Ketiadaan
satu faktor saja akan membunuh organisme tersebut. Satu contoh saja sudah cukup
untuk memahami inkonsistensi teori evolusi ini. Bayangkan ada organisme yang
merusak lambungnya sendiri dengan asam yang diproduksinya di sana—mula-mula
lambungnya akan hancur secara menyakitkan, dan organ lainnya juga akan dilalap
oleh asam itu. Organisme tersebut akan mati karena memakan dirinya sendiri
hidup-hidup.
Cairan di dalam lambung memperoleh kemampuan
menghancurkan protein setelah melalui serangkaian reaksi kimia. Bayangkanlah
organisme yang sedang berevolusi, namun transformasi kimia ini tidak dapat
terjadi di dalam lambungnya. Jika cairan di dalam lambung tidak mampu
menghancurkan protein, organisme tersebut tidak akan mampu mencerna makanan,
dan pada akhirnya akan mati dengan sebongkah makanan yang tidak tercerna dalam
lambungnya.
Marilah kita
melihat hal ini dari sudut pandang yang berbeda. Sel-sel lambung memproduksi
asam di dalam perut. Baik sel ini maupun sel lain di bagian tubuh lain
(misalnya sel mata) merupakan sel kembar yang berasal dari pembelahan sel
tunggal awal di dalam rahim ibu. Lebih jauh lagi, kedua jenis sel ini mempunyai
kombinasi genetis yang sama. Ini berarti, bank data pada kedua sel sama-sama
mengandung informasi genetis tentang protein yang dibutuhkan mata dan asam yang
digunakan di dalam lambung. Namun, dengan ketundukan pada perintah dari suatu
sumber yang tidak diketahui, di antara jutaan informasi yang ada, sel mata
hanya menggunakan informasi untuk mata dan lambung hanya menggunakan informasi
untuk lambung. Apa yang terjadi andaikan sel mata yang memproduksi protein yang
dibutuhkan mata (karena sesuatu hal yang tidak diketahui) mulai memproduksi
asam yang digunakan di dalam lambung—karena memang memiliki informasi yang
dibutuhkan untuk memproduksinya? Andaikan hal seperti ini terjadi, seseorang
akan melumat dan mencerna matanya sendiri.
Marilah kita teruskan meneliti keseimbangan
menakjubkan di dalam tubuh kita:
Proses
pencernaan selanjutnya juga terencana dengan baik. Bagian makanan hasil cernaan
yang berguna diserap oleh lapisan usus halus dan berdifusi dalam darah. Lapisan
usus halus ditutupi lipatan-lipatan lateral yang mirip kain kusut. Dalam setiap
lipatan terdapat lipatan lebih kecil yang disebut “villus”. Lipatan ini meningkatkan penyerapan usus secara luar biasa. Pada
permukaan-atas sel yang meliputi villus terdapat tonjolan kecil yang disebut
mikrovillus. Tonjolan ini menyerap makan dan berfungsi sebagai pompa.
Bagian-dalam pompa ini terhubung dengan sistem peredaran darah melalui sistem
pengangkutan yang dilengkapi dengan berbagai rute. Beginilah cara zat gizi yang
telah diserap mencapai seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah. Setiap
villus memiliki hampir 3000 mikrovillus. Daerah sebesar satu milimeter persegi
pada lapisan usus halus ditutupi oleh kurang-lebih 200 juta mikrovillus. Pada
daerah seluas satu milimeter persegi, 200 juta pompa bekerja tanpa rusak atau
lelah untuk mempertahankan hidup manusia. Pompa yang begitu banyak ini, yang
normalnya mengambil wilayah yang sangat luas, dimampatkan ke dalam ruang yang
sangat kecil. Sistem ini mempertahankan hidup manusia dengan memastikan tubuh
memanfaatkan makanan yang dikonsumsi semaksimal mungkin.
Sistem pernapasan didasarkan pada keteraturan yang
rumit. Udara dingin atau kotor yang kita hirup dapat berdampak buruk bagi
kesehatan. Oleh karena itu, udara harus dihangatkan dan dibersihkan sebelum
dihirup. Hidung kita diciptakan sesuai untuk pekerjaan ini. Bulu dan selaput
lendir pada dinding lubang hidung menyaring udara dengan menangkap partikel
debu di dalamnya. Sementara itu, udara dihangatkan ketika mengalir sepanjang
lubang hidung. Tulang-tulang hidung memiliki bentuk khusus, sehingga udara yang
terhirup baru akan menuju paru-paru setelah berputar beberapa kali di dalam
hidung dan menjadi hangat. Struktur yang memungkinkan udara mengalir beberapa
kali dalam sebuah tulang yang kecil pastilah merupakan hasil perancangan. Jika
manusia mencoba meniru efek ini, pengendalian pergerakan udara hanya mungkin
terjadi melalui perhitungan yang rumit dan spesifik. Fakta bahwa struktur
khusus ini ada untuk memenuhi kebutuhan sistem lain—yakni membersihkan dan
menghangatkan udara yang mengalir ke paru-paru—adalah bukti bahwa kedua sistem
ini diciptakan secara khusus oleh Pencipta yang sama. Setelah semua tahapan
ini, udara sampai ke tabung pernapasan setelah dilembapkan dan dibebaskan dari
debu.
Kerangka adalah mukjizat rekayasa tersendiri, yang merupakan sistem
bangunan pendukung tubuh. Kerangka melindungi organ-organ utama seperti otak,
jantung dan paru-paru, dan mewadahi organ-organ bagian dalam. Kerangka
melengkapi tubuh manusia dengan kemampuan bergerak yang unggul, yang tidak
dapat ditiru oleh mekanisme tiruan apa pun. Jaringan tulang bukanlah anorganik
sebagaimana yang disangka orang. Jaringan tulang adalah tempat penyimpanan
mineral pada tubuh yang terdiri atas berbagai mineral penting seperti kalsium
dan fosfat. Sesuai dengan kebutuhan tubuh, kerangka menyimpan mineral tersebut
atau mengirimkannya ke tubuh. Di samping itu semua, tulang belulang juga
memproduksi sel darah merah.
Selain pemfungsiannya yang sempurna dan seragam, kerangka juga disusun
oleh tulang-belulang dengan struktur luar biasa. Karena bertugas menunjang dan
melindungi tubuh, tulang diciptakan dengan kemampuan dan kekuatan untuk
memenuhi fungsi tersebut. Kondisi terburuk yang mungkin terjadi juga sudah
dipertimbangkan. Misalnya, tulang paha dapat membawa beban seberat satu ton
pada saat tegak lurus. Yang mengejutkan, pada setiap langkah, tulang membawa
beban sebesar tiga kali berat tubuh. Ketika seorang atlet melakukan loncat
galah dan mendarat di tanah, setiap sentimeter persegi tulang pinggulnya
mendapat tekanan sebesar 1400 kilogram. Apa yang membuat struktur ini, yang
terbentuk oleh pembelahan dan penggandaan sebuah sel induk, menjadi begitu
kuat? Jawaban pertanyaan ini tersembunyi dalam penciptaan tulang yang tiada
bandingannya.
Sebuah contoh dari teknologi masa kini akan menolong menjelaskan hal
ini lebih jauh. Konstruksi bangunan yang besar dan tinggi menggunakan sistem
tangga-tangga. Unsur-unsur pendukung konstruksi dalam teknik ini tidak berstruktur
monolitis, tetapi terdiri atas palang yang malang melintang, membentuk tangga.
Melalui perhitungan rumit yang hanya dapat dilakukan komputer, kita dapat
membangun jembatan dan pabrik yang lebih kuat dan lebih murah.
Struktur-dalam tulang mirip dengan sistem tangga-tangga yang digunakan
pada konstruksi jembatan dan menara tersebut. Satu-satunya perbedaan yang
penting adalah bahwa sistem tulang lebih rumit dan lebih canggih daripada
rancangan manusia. Dengan sistem ini, tulang sangatlah kuat, tetapi cukup
ringan sehingga nyaman digunakan oleh manusia. Andai saja yang terjadi adalah
sebaliknya—andai bagian-dalam tulang itu keras dan penuh sebagaimana
bagian-luarnya—tulang akan terlalu berat untuk dibawa manusia dan akan mudah
pecah atau retak oleh hantaman ringan karena strukturnya keras dan kaku.
Rancangan tulang yang sempurna membantu kita menjalani kehidupan dengan
mudah. Bahkan kita melakukan pekerjaan yang sulit tanpa perlu merasa sakit.
Keistimewaan lain struktur tulang adalah kelenturannya pada beberapa bagian
tubuh. Misalnya, selain melindungi organ utama tubuh seperti jantung dan
paru-paru, tulang rusuk juga dapat mengembang dan mengempis agar udara dapat
bergerak keluar-masuk paru-paru.
Elastisitas tulang dapat berubah pada masa tertentu. Misalnya pada
wanita, tulang pinggul memanjang pada bulan-bulan terakhir kehamilan dan
bergerak saling menjauh. Ini sangat penting, sebab dengan adanya pemanjangan
ini, saat dilahirkan, kepala bayi dapat keluar dari rahim ibu tanpa remuk.
Aspek-aspek keajaiban tulang tidak terbatas pada hal-hal di atas.
Selain kelenturan, daya tahan, dan keringanannya, tulang juga mampu memperbaiki
diri. Kalau ada tulang yang patah, manusia tinggal menjaga agar tulang ini
tidak bergerak, sementara tulang memperbaiki dirinya sendiri. Jelaslah bahwa
proses ini, seperti proses-proses lain dalam tubuh, merupakan proses yang
sangat kompleks dan melibatkan kerja sama antara jutaan sel.
Hal penting lain yang patut direnungkan adalah kemampuan gerak kerangka
tubuh. Pada setiap langkah, ruas-ruas tulang belakang yang menyusun tulang
punggung kita bergerak saling menimpa. Gerakan dan gesekan yang terus-menerus
antara ruas-ruas tulang ini semestinya menyebabkan aus pada tulang belakang.
Untuk mencegah hal ini, di antara ruas-ruas tulang belakang terdapat tulang
rawan yang berbentuk cakram, yang disebut “piringan sendi”. Piringan sendi ini
berfungsi sebagai peredam kejut. Pada setiap langkah, ada gaya yang dikenakan
tanah pada tubuh sebagai reaksi terhadap berat tubuh. Gaya ini tidak merusak tubuh
karena adanya peredam kejut ini, yang bentuk melengkungnya dapat
“mendistribusikan gaya”. Tanpa adanya kelenturan tulang belakang dan struktur
khusus yang mengurangi gaya reaksi tanah ini, gaya yang dikenakan tanah akan
langsung diteruskan ke tulang tengkorak dan ujung atas tulang belakang akan
menghancurkan tengkorak dan menembus otak.
Jejak-jejak penciptaan juga terlihat pada permukaan persendian. Sendi
tulang tidak perlu dilumasi meskipun bergerak terus-menerus sepanjang usia
manusia. Para ahli biologi melakukan penelitian untuk menemukan penyebabnya:
bagaimana gesekan pada persendian tersebut diatasi?
Para ilmuwan menemukan bahwa masalah ini terpecahkan oleh suatu sistem,
yang dapat dipandang sebagai “keajaiban penciptaan yang mutlak”. Permukaan sendi
yang terkena gesekan diselimuti oleh lapisan tulang rawan tipis yang berpori.
Di bawah lapisan ini terdapat zat pelumas. Ketika tulang menekan sendi, zat
pelumas ini menyembur melalui pori-pori tadi dan menyebabkan permukaan sendi
menjadi licin “seolah-olah berada di atas minyak”.
Semua ini menunjukkan bahwa tubuh manusia merupakan hasil perancangan
yang sempurna, dan penciptaan yang unggul. Perancangan sempurna ini membantu
manusia membuat beraneka ragam gerakan secara tangkas dan mudah.
Bayangkan saja andai segala sesuatu tidak begitu sempurna dan seluruh
kaki terbentuk dari satu tulang panjang. Tentulah kita akan sulit berjalan dan
tubuh kita akan canggung dan susah bergerak. Duduk pun akan sukar, dan tulang
kaki akan mudah patah karena mengalami gaya tekan selama pergerakannya. Namun
kenyataannya, kerangka tubuh manusia memiliki struktur yang memungkinkan segala
jenis gerakan tubuh.
Allah telah menciptakan, dan masih terus menciptakan semua keistimewaan
kerangka tubuh. Allah mengajak manusia, yang telah diciptakan-Nya, untuk
memikirkan hal ini: …Perhatikanlah
dengan saksama, bagaimana tulang-tulang Kami susun dan bagaimana Kami
menyelimutinya dengan daging…. (QS. Al-Baqarah, 2:259)
Manusia harus merenungkan hal ini, merasakan kekuasaan Allah yang telah
menciptakannya, serta bersyukur kepada-Nya. Jika tidak demikian, dia akan
sangat merugi. Allah, yang menciptakan tulang-tulang dan menyelimutinya dengan
daging, mampu mengulang penciptaannya. Ini dinyatakan dalam ayat:
Tidakkah manusia melihat
bagaimana Kami menciptakannya dari setetes mani, namun kemudian menjadi
penentang yang nyata! Mereka membuat perumpamaan tentang Kami dan melupakan
penciptaan dirinya sendiri, dan mengatakan, “Siapa yang akan menghidupkan
tulang-tulang ini jika mereka telah menjadi abu?” Katakanlah, “Tulang-tulang
itu akan dihidupkan kembali oleh Dia yang menciptakan-Nya pertama kali. Dia
Maha Mengetahui atas segala makhluk-Nya.”(QS. Yaasin, 36: 77-79)
Dalam tubuh manusia, semua sistem bekerja secara serentak dan terkoordinasi
serta sepenuhnya serasi untuk suatu tujuan yang pasti, yakni agar tubuh tetap
hidup. Gerakan terkecil yang kita lakukan setiap hari sekalipun, seperti
bernapas dan tersenyum, merupakan hasil koordinasi yang sempurna dalam tubuh
manusia.
Di dalam tubuh kita terdapat suatu jaringan terkoordinasi yang sangat
rumit dan lengkap, yang bekerja tanpa henti. Tujuannya adalah kesinambungan
kehidupan. Koordinasi ini terutama terlihat dalam sistem gerak tubuh, karena
untuk gerakan terkecil pun, sistem kerangka tubuh, otot, dan sistem saraf harus
bekerja sama dengan sempurna.
Prasyarat koordinasi tubuh adalah adanya sistem penyampaian informasi
yang benar. Hanya dengan penyampaian informasi yang benarlah, dapat dibuat
penilaian yang baru. Untuk melakukan penilaian ini, suatu jaringan kecerdasan
yang sangat canggih bekerja dalam tubuh manusia.
Untuk melakukan suatu tindakan yang terkoordinasi, pertama harus
diketahui lebih dahulu organ-organ tubuh yang terlibat serta hubungan di
antaranya. Informasi ini berasal dari mata, mekanisme keseimbangan di telinga
dalam, otot, sendi, dan kulit. Setiap detik, miliaran informasi diproses dan
dievaluasi, lalu keputusan baru diambil sesuai dengan informasi tersebut.
Manusia bahkan tidak menyadari proses yang terjadi sangat cepat di dalam
tubuhnya ini. Dia hanya bergerak, tertawa, menangis, berlari, makan, dan
berpikir. Dia tak perlu bersusah-payah untuk melakukan berbagai tindakan ini.
Untuk sebuah senyum ringan pun, ada tujuh belas otot yang harus bekerja sama
secara serentak. Kalau ada satu saja di antara otot-otot tersebut tidak
berfungsi atau gagal fungsi, ekspresi wajah pun berubah. Untuk berjalan, 54
otot pada kaki, tungkai, paha, dan punggung harus bekerja sama.
Ada miliaran reseptor mikroskopis dalam otot dan sendi yang memberikan
informasi tentang kondisi tubuh. Pesan dari reseptor sampai ke sistem saraf
pusat dan perintah baru dikirimkan ke otot sesuai dengan penilaian yang dibuat.
Kesempurnaan koordinasi tubuh ini dapat lebih dipahami melalui contoh
berikut. Untuk mengangkat tangan saja, pundak harus dibengkokkan, otot lengan
belakang dan depan—disebut “trisep” dan “bisep”—harus dikerutkan dan
diregangkan, dan otot-otot di antara siku dan pergelangan tangan harus
memelintir pergelangan tangan. Dalam setiap bagian gerakan, jutaan reseptor di
dalam otot segera menyampaikan informasi ke sistem saraf pusat mengenai posisi
otot tersebut. Sebagai tanggapannya, sistem saraf pusat memberi tahu otot-otot
tersebut tentang apa yang perlu dilakukan berikutnya. Tentu saja manusia tidak
menyadari satu pun proses ini. Manusia hanya berkeinginan mengangkat tangannya,
dan segera melakukannya.
Sebagai contoh, untuk
menjaga agar badan tegap, banyak paket informasi yang diperoleh dari miliaran
reseptor di dalam otot lengan, kaki, tulang punggung, perut, dada, dan leher
dievaluasi dan perintah yang sama banyaknya diberikan kepada otot setiap detik.
Kita juga tidak perlu
bersusah-payah untuk berbicara. Manusia tidak pernah merencanakan sejauh apa
pita-pita suara terpisah, seberapa sering pita-pita ini harus bergetar,
bagaimana urutannya, berapa sering dan ratusan otot yang mana di dalam mulut,
lidah, dan kerongkongan yang harus dikerutkan dan diregangkan. Manusia juga
tidak menghitung berapa liter udara yang harus dihirup ke dalam paru-paru,
seberapa cepat dan dalam frekuensi berapa udara ini harus diembuskan. Kita
tidak akan mampu melakukannya andaipun kita mau. Satu kata yang diucapkan dari
mulut pun merupakan hasil kerja sama beberapa sistem, mulai dari sistem
pernapasan hingga sistem saraf, dari otot hingga tulang.
Apa
yang terjadi jika koordinasi ini terganggu? Ekspresi lain mungkin akan muncul
pada wajah kita ketika kita ingin tersenyum, atau kita mungkin tidak mampu
berbicara atau berjalan sesuai keinginan kita. Namun, kenyataannya kita bisa
tersenyum, berbicara, berjalan semau kita tanpa ada gangguan, karena segala
sesuatu yang disebutkan di sini tercapai sebagai hasil Penciptaan, yang secara
logika mengharuskan adanya “kekuatan dan tenaga yang tak terhingga”.
Oleh
karena itulah, manusia seharusnya selalu ingat bahwa eksistensi dan hidupnya
ini ada berkat Penciptanya, Allah. Tidak ada alasan bagi manusia untuk bersikap
angkuh atau sombong. Kesehatan, kecantikan, atau kekuatannya bukanlah hasil
kerjanya sendiri, dan ini semua tidak diberikan selamanya. Ia tentu saja akan
menjadi tua, kehilangan kesehatan dan kecantikannya. Di dalam Alquran, hal ini
dinyatakan sebagai berikut:
Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah
kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah
lebih baik dan lebih kekal. Maka, apakah kamu tidak memahaminya? (Surat
al-Qashas: 60)
Jika
ingin mendapatkan kedudukan seperti tersebut dalam ayat di atas, kekal di alam
akhirat, manusia harus bersyukur kepada Allah atas semua kenikmatan yang telah
dilimpahkan kepadanya dan menempuh kehidupan sesuai dengan perintah-Nya.
Sebagaimana terlihat dalam contoh-contoh tadi, semua organ dan sistem
dalam tubuh manusia mengandung sifat-sifat yang menakjubkan. Manakala
sifat-sifat ini diteliti, manusia akan melihat keseimbangan-keseimbangan rumit
yang mendasari keberadaan dirinya, keajaiban dalam penciptaan dirinya, dan akan
memahami kembali keagungan seni Allah, sebagaimana dicontohkan dalam diri
manusia.
Hati yang terletak di sebelah kanan atas rongga perut berfungsi sebagai
penyaring istimewa di dalam sistem peredaran darah. Sementara ginjal menyaring
kelebihan zat-zat sederhana yang terlarut dalam air, hati membersihkan
kelebihan zat-zat kompleks seperti obat dan hormon.
Menunjang logistik sistem kekebalan: Hati tidak hanya berfungsi
sebagai penyaring makanan dan kelebihan proses metabolisme, tetapi juga
memproduksi globulin (zat kekebalan) dan enzim (kumpulan zat yang dapat
memperbaiki pembuluh darah).
Membersihkan bakteri: Sel-sel Kupffer di hati menelan bakteri yang
terdapat dalam darah yang melewati hati, terutama darah dari usus. Kalau jumlah
partikel atau produk samping dalam darah meningkat, sel-sel Kupffer juga akan
bertambah jumlahnya untuk menyaring dan memisahkan zat-zat ini dari darah.
Menghasilkan sumber energi tubuh: Salah satu fungsi hati yang
paling utama adalah produksi glukosanya, yang merupakan sumber energi utama
metabolisme.
Glukosa yang diterima
setiap hari dari makanan diubah menjadi glikogen dan disimpan dalam hati. Hati terus-menerus mengendalikan kadar glukosa darah. Selagi tidak ada
makanan masuk di antara waktu makan dan kadar gula darah mulai menurun, hati
mengubah simpanan glikogen menjadi glukosa dan membebaskannya ke dalam darah.
Dengan demikian, kadar glukosa tidak diperbolehkan menurun secara drastis. Hati
juga dapat memproduksi glukosa dari asam lemak dan asam amino, sebagaimana hati
dapat mengubah jenis karbohidrat lain—yang tidak digunakan dalam memproduksi
energi—menjadi glukosa.
Menyimpan darah: Hati memiliki struktur
yang dapat mengembang atau mengempis. Dengan kemampuan ini, hati dapat
menyimpan maupun membebaskan darah ke pembuluh darah halus.
Dalam
tubuh yang sehat, hati dapat menyimpan hingga 10% total darah dalam tubuh atau
sekitar 450 mililiter darah. Dalam beberapa kondisi, misalnya ketika terdapat
kelainan jantung, jumlah darah yang beredar dalam tubuh menjadi terlalu banyak
sehingga membebani jantung, yang harus memompanya ke seluruh tubuh. Dalam
kondisi seperti ini, hati menggandakan kapasitas penyimpanan darahnya, sehingga
mampu menyimpan hingga 1 liter darah. Dengan demikian, hati memungkinkan
jantung bekerja pada rentang kerja yang aman.
Jika
kebutuhan darah meningkat (misalnya saat berolahraga), hati akan membebaskan
darah yang disimpannya ke dalam sistem peredaran dan memenuhi kebutuhan darah
tubuh.
Bekerja hemat: Ketika glukosa dikonsumsi
otot, asam laktat sebagai suatu kelebihan metabolisme akan dihasilkan. Selama
berada dalam otot, asam laktat menyebabkan rasa nyeri dan menghambat pergerakan
otot. Hati mengumpulkan asam ini dari otot dan dapat mengubahnya kembali
menjadi glukosa.
Memproduksi sel darah merah baru dan menggantikan sel darah mati: Limpa
dan hati adalah tempat sel darah merah diproduksi untuk mengganti sel-sel darah
merah mati, dan juga tempat sebagian besar protein diuraikan dan digunakan
kembali sebagai asam amino untuk berbagai tujuan. Hati adalah organ tubuh
tempat disimpannya zat besi, yang berperan penting dalam tubuh.
Hati merupakan cadangan
tubuh yang paling lengkap. Semua mineral, protein, sejumlah kecil lemak, dan
vitamin disimpan dalam hati. Bilamana perlu, hati mengirim zat yang tersimpan
ke bagian tubuh yang memerlukannya dengan cara sesingkat mungkin. Hati secara
cermat mengontrol apakah tubuh memiliki cukup energi, melalui sistem yang
cerdas. Semua organ di dalam tubuh terkait dengan hati.
Mampu memperbaiki dirinya sendiri: Hati mampu memperbaiki dirinya sendiri. Jika bagian tertentu rusak,
sel-sel lainnya akan mengganti bagian yang rusak ini dengan cara segera meningkatkan
jumlahnya. Jika dua pertiga organ ini diamputasi pun, bagian yang tersisa dapat
membentuk dan melengkapi hati hingga utuh kembali.
Ketika
sedang memperbaiki diri, organ ini mengeluarkan sel-sel yang rusak atau mati
dari lingkungannya dan menggantikannya dengan sel-sel baru. Sel hati terbentuk
secara khusus, sehingga mampu menjalankan lebih dari 500 operasi sekaligus.
Hati biasanya menjalankan semua operasi ini tidak secara berurutan tetapi
secara bersamaan.
Kulit
merupakan jaringan yang luas, tetapi tetap merupakan satu bagian yang integral.
Kulit mampu meningkatkan dan menurunkan suhu tubuh, kokoh namun sangat indah,
dan melindungi tubuh secara efektif terhadap pengaruh lingkungan.
Seperti struktur lain, jaringan kulit merupakan organ penting dan
ketidakhadirannya akan membahayakan hidup manusia. Luka pada satu bagian saja,
jika menyebabkan kehilangan cairan tubuh, dapat mengakibatkan kematian. Dengan
keistimewaan yang dimilikinya, kulit adalah organ yang dapat menyangkal teori
evolusi sendirian. Makhluk hidup tidak mungkin dapat bertahan hidup bila
jaringan kulit belum tersusun atau baru tersusun sebagian, walaupun organ-organ
yang lain telah terbentuk. Hal ini menunjukkan bahwa semua bagian tubuh makhluk
hidup telah dibentuk utuh dan sempurna pada saat yang bersamaan. Artinya,
bagian-bagian tubuh tersebut telah diciptakan.
Di bawah kulit yang tersusun dari beberapa struktur yang sangat
berbeda, terdapat lapisan yang tersusun dari lipida. Lapisan lipida ini
berfungsi sebagai penyekat terhadap panas. Di atas lapisan ini terdapat bagian
yang tersusun dari protein, yang menyebabkan kulit bersifat elastis.
Pada kedalaman satu sentimeter di bawah kulit, terdapat lapisan-lapisan
yang dibentuk oleh lipida dan protein, yang mengandung bermacam-macam pembuluh.
Gambaran ini tidak indah, bahkan menakutkan. Kulit menutupi struktur-struktur
tersebut, memberikan keindahan pada tubuh dan melindungi diri kita dari
pengaruh lingkungan. Semua hal itu sudah cukup untuk menunjukkan betapa
pentingnya keberadaan kulit bagi tubuh kita.
Kulit memiliki fungsi-fungsi yang sangat penting bagi tubuh kita.
Beberapa di antaranya adalah:
Kulit mencegah gangguan
keseimbangan cairan dalam tubuh: Kedua sisi epidermis (lapisan luar kulit) bersifat
kedap air. Keistimewaan ini digunakan untuk mengontrol konsentrasi cairan dalam
tubuh. Kulit adalah organ yang lebih penting dari telinga, hidung, bahkan mata.
Kita dapat tetap hidup tanpa organ indriawi lain, tetapi manusia tidak mungkin
dapat bertahan hidup tanpa kulit. Tanpa kulit, tidak mungkin air, sebagai
cairan terpenting bagi tubuh manusia, dapat disimpan dalam tubuh.
Kulit bersifat kuat dan
lentur: Sebagian
besar sel epidermis adalah sel mati. Sebaliknya, dermis tersusun atas sel-sel
hidup. Nantinya, sel-sel epidermis mulai kehilangan ciri-ciri seluler dan
berubah menjadi zat yang keras disebut keratin. Keratin merekatkan sel-sel mati
tersebut dan membentuk pelindung bagi tubuh. Mungkin terpikir bahwa kita akan
lebih terlindung bila keratin lebih tebal dan keras, tetapi sesungguhnya
tidaklah demikian. Bila kulit kita sekeras dan setebal kulit badak, kita akan
kehilangan keleluasaan dalam bergerak.
Pada makhluk hidup apa pun, kulit tidak pernah lebih tebal dari yang
dibutuhkan. Struktur kulit memiliki keseimbangan dan kontrol yang sangat baik.
Misalkan sel-sel epidermis mati terus-menerus dan tidak pernah berhenti. Pada
kondisi ini, kulit kita akan terus menebal, dan menjadi setebal kulit buaya.
Namun, hal ini tidak pernah terjadi. Tebal kulit selalu pas. Bagaimana mungkin
hal ini terjadi? Bagaimana sel-sel kulit mengetahui pada ketebalan mana proses
kematian sel harus berhenti?
Sangat tidak masuk akal bila kita menyatakan bahwa sel-sel dalam
jaringan kulit mampu menentukan sendiri kapan mereka harus berhenti, atau bahwa
semua hanyalah kebetulan. Struktur kulit menunjukkan desain yang jelas, dan
tiada keraguan Allah yang Maha Memelihara seluruh dunia, Yang Maha Esa, yang
menciptakan semua rancangan ini.
Kulit memiliki mekanisme
untuk mendinginkan suhu tubuh pada cuaca panas: Dermis (lapisan di bawah
epidermis) dikelilingi pembuluh-pembuluh yang sangat tipis, yang tidak hanya
mengalirkan nutrisi ke kulit, tetapi juga mengawasi kadar darah di dalamnya.
Ketika suhu tubuh meningkat, pembuluh darah halus akan mengembang dan membantu
agar darah yang terlalu panas dapat diangkut ke lapisan luar kulit, yang
relatif lebih dingin, dan panas akan dilepaskan. Mekanisme lain untuk
mendinginkan tubuh adalah berkeringat: kulit manusia memiliki banyak lubang
kecil yang biasa disebut pori-pori. Pori-pori ini mencapai lapisan terbawah
kulit, tempat adanya kelenjar keringat. Kelenjar ini akan mengeluarkan air
(yang didapat dari darah) melalui pori-pori sebagai keringat. Keringat ini
menggunakan panas tubuh untuk menguap, sehingga suhu tubuh pun menurun.
Kulit mempertahankan panas
di dalam tubuh pada cuaca dingin: Pada cuaca dingin, kegiatan kelenjar keringat
melambat dan pembuluh darah halus menyempit. Hal tersebut akan menurunkan
peredaran darah di bawah kulit, dan ini mencegah terlepasnya panas dari tubuh.
Semua gambaran di atas menunjukkan bahwa kulit adalah organ yang
sempurna, yang secara khusus diciptakan untuk memudahkan kehidupan kita. Kulit
melindungi kita, berfungsi sebagai pendingin dan pemanas, dan memudahkan
pergerakan tubuh karena sifatnya yang lentur. Dan lebih dari semua itu, kulit
sangat indah dilihat.
Kita bisa saja memiliki kulit yang tebal dan kasar. Kita dapat pula
memiliki kulit yang tidak lentur, yang akan retak bila kita menjadi gendut.
Kita dapat memiliki kulit yang bisa menyebabkan kita pingsan kepanasan pada
musim panas atau menyebabkan kita beku di musim dingin. Namun, Allah yang telah
menciptakan kita, telah menutupi tubuh kita dengan sangat baik dan indah.
Dialah “Yang Menciptakan, Yang
Mengadakan, Yang Membentuk Rupa.” (Surat
al Hasyr: 24).
Jantung adalah bagian terpenting pada sistem peredaran darah,
menghubungkan 100 triliun sel pada tubuh manusia satu demi satu. Jantung
memiliki empat ruangan yang memompa darah bersih (kaya-oksigen) dan darah kotor
(kaya-karbondioksida) ke berbagai bagian tubuh tanpa tercampur. Katupnya
berfungsi sebagai pengaman. Jantung bergantung pada keseimbangan yang sangat
rapuh.
Jantung kita, yang tidak pernah berhenti berdenyut selama kita hidup,
adalah salah satu bukti ciptaan Allah yang paling jelas.
Jantung mulai berdenyut semenjak bayi berada dalam rahim ibunya, dan
akan bekerja tanpa henti seumur hidup, dengan irama 70-100 denyut per menit.
Jantung hanya beristirahat selama setengah detik antara setiap denyut dan ia
berdenyut kira-kira 10.000 kali dalam sehari. Kalau melihat rentang umur
manusia, kita akan mendapatkan angka yang sangat sukar dihitung.
Semua struktur jantung, yang urutan kerjanya teramat rumit, dirancang
secara khusus. Di dalam jantung, setiap detail telah dipertimbangkan: darah
bersih dan darah kotor tidak saling bercampur, pengaturan tekanan tubuh, kerja
yang dibutuhkan untuk mengantar nutrisi ke seluruh tubuh, dan sistem-sistem
yang memompa darah hanya sebanyak yang dibutuhkan. Jantung dirancang sesuai
dengan semua kebutuhan tersebut.
Di dalam jantung, yang merupakan perancangan yang keajaiban, terdapat
sistem yang begitu rumit, tidak mungkin ia terbentuk secara kebetulan. Semua
kemampuan ini menghadirkan bagi kita perancangnya, yaitu Allah Pemelihara
seluruh alam, Yang menciptakan tanpa cacat dan tanpa contoh.
Beberapa ciri-ciri jantung adalah sebagai berikut:
Jantung terletak di tempat
yang sangat terlindung di dalam tubuh: Jantung yang merupakan salah satu organ terpenting,
dirancang khusus untuk ditempatkan di dalam rongga dada sehingga terlindung
dari luar.
Darah bersih tidak bercampur
dengan darah kotor: Di dalam jantung, darah bersih dan darah kotor senantiasa bergerak.
Suatu jaringan khusus membagi jantung menjadi empat ruangan yang berbeda-beda.
Bagian atas terdiri atas serambi kanan dan kiri yang merupakan ruang pengisian.
Serambi mengalirkan darah ke bilik di bawahnya. Berkat pengaturan yang rapi,
darah bersih dan darah kotor tidak pernah bercampur.
Jantung mengatur tekanan darah sehingga tidak membahayakan organ tubuh:
Jantung bekerja tidak seperti satu pompa tunggal, tetapi seperti dua pompa yang
berdampingan, yang memiliki bilik dan serambi sendiri-sendiri. Pemisahan ini juga membagi dua sistem peredaran darah. Bagian kanan jantung
mengirim darah bertekanan rendah ke paru-paru, sedangkan bagian kiri memompakan
darah bertekanan tinggi ke seluruh tubuh. Pengaturan tekanan ini sangat
penting, sebab jika darah yang dipompakan ke paru-paru memiliki tekanan sama
dengan darah yang dikirim ke seluruh tubuh, paru-paru dapat pecah karena tidak
kuat menahan tekanan. Keseimbangan yang sempurna pada jantung tidak
memungkinkan masalah seperti ini terjadi di paru-paru, karena jantung telah
dirancang tanpa cacat.
Jantung berfungsi sebagai alat transportasi beberapa
bahan yang dibutuhkan organ tubuh: Darah bersih dari
jantung diangkut ke jaringan melalui aorta. Darah yang mengandung banyak
oksigen tersebut disalurkan ke seluruh sel melalui pembuluh darah. Selama
beredar di dalam pembuluh kapiler, darah tidak hanya menyalurkan oksigen,
tetapi juga zat lain, seperti hormon, makanan, dan beberapa jenis yang lain ke
jaringan.
Jantung memiliki katup yang mengatur arah aliran darah
dan bekerja dengan sangat serasi: Di dalam jantung terdapat
katup pada setiap ruangan, yang mencegah darah mengalir ke arah berlawanan.
Katup antara bilik dan serambi terbuat dari jaringan berserat dan dilekatkan
oleh otot yang sangat tipis. Jika salah satu otot tidak berfungsi, darah
berlebih akan bocor memasuki serambi. Hal ini dapat mengakibatkan penyakit jantung,
bahkan bisa menyebabkan kematian. Kondisi seperti ini hanya dijumpai dalam
orang yang mengidap penyakit.
Jantung memompakan sejumlah darah yang diperlukan,
menuruti kondisi yang berubah-ubah: Jumlah darah yang
dipompakan oleh jantung berubah sesuai kebutuhan tubuh. Dalam kondisi normal,
jantung berdenyut 70 kali per menit. Pada saat tubuh berolahraga dan otot
memerlukan oksigen lebih banyak, jantung meningkatkan pompaan darah sampai 180
kali per menit. Apa yang terjadi andai jantung tidak berfungsi seperti ini?
Andai jantung bekerja dengan kecepatan pemompaan yang normal di saat tubuh
memerlukan lebih banyak energi, keseimbangan akan terganggu dan tubuh dapat
cedera. Akan tetapi, hal seperti itu tidak terjadi karena struktur jantung
sangat sempurna. Tanpa perlu manusia mengaturnya, jantung sudah mengatur
sendiri jumlah darah yang ia pompakan.
Meski tidak dikendalikan manusia, jantung berfungsi
sebagaimana mestinya: Jumlah darah yang dipompa
jantung dikendalikan oleh sebuah sistem saraf khusus. Saat kita tidur maupun
terjaga, sistem saraf kita dengan sendirinya mengatur jumlah darah yang dipompa
dan kecepatan pompaan. Sungguh sempurna struktur jantung yang mengatur kapan,
di mana, dan bagaimana darah diperlukan. Karena jantung tidak mungkin bisa membentuk
sistem sendiri dan karena sistem yang sempurna ini tidak mungkin terbentuk
secara kebetulan, ini menunjukkan bahwa jantung diciptakan. Allah, yang memiliki pengetahuan tak terbatas,
merancangnya dengan sangat sempurna.
Jantung bekerja dengan sistem elektrik khusus: Otot yang membuat jantung berdenyut (dikenal sebagai otot jantung)
berbeda dengan otot lain dalam tubuh. Sel otot biasa berkontraksi ketika
dirangsang oleh sistem saraf, sedangkan otot jantung mengerut dengan
sendirinya. Sel otot jantung mampu memulai dan menyebarkan arus listrik
sendiri. Meskipun setiap sel memiliki kemampuan ini, tak ada yang mengerut
sendiri-sendiri dan melawan perintah dari sistem yang mengendalikannya. Dengan
kata lain, sel-sel tersebut tidak pernah menimbulkan kekacauan yang mengganggu
kerja jantung. Saat sebagian sel mengerut, sebagian yang lain beristirahat.
Sel-sel yang membentuk rantai ini bertindak bersama-sama sesuai tiap perintah
yang diberikan oleh sistem. Lagi-lagi, sebuah keserasian yang sangat sempurna
tengah berlangsung.
Seperti
terlihat dalam ciri-cirinya, struktur jantung memperlihatkan kesempurnaan
rancangan, bahwa ia diciptakan, sehingga mengharuskan adanya Sang Pencipta. Hal
ini menunjukkan kita kepada Allah, Sang Pemelihara dunia dan segala isinya,
Yang tidak tampak, Yang memperlihatkan diri-Nya kepada kita melalui segala
sesuatu yang diciptakan-Nya.
Demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan
selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah
Pemelihara segala sesuatu. (QS. Al-An’am:
102).
Tangan kita, yang dapat
digunakan untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti mengaduk secangkir teh,
membuka halaman surat kabar, atau menulis, telah dirancang sedemikian sempurna.
Ciri terpenting dari tangan
adalah kemampuannya untuk bekerja efisien dalam beragam kegiatan. Dengan
dilengkapi otot dan saraf yang sangat banyak, lengan membantu tangan kita untuk
memegang benda dengan erat atau longgar sesuai dengan kondisinya. Misalnya,
tangan manusia yang terkepal dapat memukul dengan pukulan seberat 45 kg.
Sebaliknya, tangan kita juga dapat merasakan melalui ibu jari dan jari telunjuk
sehelai kertas dengan ketebalan sepersepuluh milimeter.
Jelas,
kedua tindakan ini sangat berbeda sifatnya. Yang satu memerlukan kepekaan,
sedangkan yang lain memerlukan kekuatan yang besar. Namun, kita tak perlu
sedetik pun memikirkan apa yang perlu kita lakukan ketika kita akan mengambil
sehelai kertas dengan kedua jari atau memukul dengan kepalan. Kita pun tak
perlu memikirkan cara menyesuaikan kekuatan tangan kita untuk kedua tindakan
ini. Kita tak pernah berkata, “Sekarang saya hendak memungut sehelai kertas.
Saya akan menerapkan kekuatan sebesar 500 g. Sekarang saya akan mengangkat
seember air. Saya akan menerapkan kekuatan sebesar 40 kg.” Kita tidak pernah
repot-repot memikirkannya.
Alasannya adalah tangan
manusia dirancang untuk melakukan semua tindakan ini secara simultan. Tangan
diciptakan bersamaan dengan seluruh fungsinya dan semua strukturnya yang
terkait.
Semua jari tangan memiliki panjang, posisi, dan proporsi yang
bersesuaian. Contohnya, kekuatan kepalan yang dibentuk tangan yang memiliki ibu
jari normal itu lebih besar daripada kekuatan kepalan yang dibentuk tangan yang
memiliki ibu jari pendek. Ini karena, dengan panjang yang sesuai, ibu jari
dapat menutupi jari-jari lainnya dan membantu menambah kekuatan dengan
mendukung jari-jari yang lain.
Ada banyak detail kecil pada struktur tangan: misalnya, tangan memiliki
struktur-struktur yang lebih kecil di samping otot dan saraf. Kuku pada ujung
jari bukanlah hiasan sepele yang tidak memiliki fungsi. Ketika memungut jarum
dari lantai, kita menggunakan kuku maupun jari. Permukaan kasar pada ujung jari
dan kuku membantu kita memungut benda kecil. Kuku memiliki peranan yang sangat
penting dalam mengatur tekanan kecil yang dikerahkan jari pada benda yang
dipegangnya.
Keistimewaan khusus tangan lainnya adalah tangan tidak pernah
kelelahan.
Dunia kedokteran dan ilmu pengetahuan bersusah-payah berusaha membangun
tangan buatan. Sejauh ini, tangan-tangan robot yang dihasilkan memiliki
kekuatan yang sama dengan tangan manusia, tetapi ia tak memiliki kepekaan
sentuhan, kesempurnaan daya gerak, dan kemampuan melakukan beragam pekerjaan.
Banyak pakar setuju bahwa kita tidak bisa membuat tangan robot yang
memiliki fungsi tangan yang lengkap. Insinyur Hans J. Schneebeli yang merancang
tangan robot, yang dikenal sebagai “Tangan Karlsruhe”, menyatakan bahwa semakin
lama dia membuat tangan robot, semakin dia mengagumi tangan manusia. Dia
menambahkan bahwa masih perlu waktu lama sampai kita dapat membuat tangan robot
yang mampu mungkin melakukan sejumlah kecil saja pekerjaan yang dapat dilakukan
tangan manusia.
Biasanya, tangan manusia berfungsi secara berkoordinasi dengan mata.
Sinyal yang sampai ke mata diteruskan ke otak dan tangan bergerak menurut
perintah yang diberikan otak. Tentu saja, ini berlangsung dalam waktu yang
sangat singkat dan tak diperlukan usaha khusus untuk melakukannya. Di lain
pihak, tangan robot tidak dapat bergantung pada penglihatan dan sentuhan. Untuk
setiap gerakan diperlukan perintah yang berbeda-beda. Selain itu, tangan robot
tidak mampu melakukan bermacam-macam fungsi. Contohnya, tangan robot untuk
bermain piano tidak dapat memegang palu, dan tangan robot untuk memegang palu
tidak dapat memegang telur tanpa memecahkannya. Beberapa tangan robot yang
terakhir diproduksi hanya mampu melakukan 2-3 gerakan bersamaan, tetapi ini
masih sangat primitif jika dibandingkan dengan kemampuan tangan manusia.
Ketika Anda memikirkan kedua tangan yang bekerjasama secara harmonis,
kesempurnaan tangan ini akan lebih gamblang lagi.
Allah merancang tangan sebagai organ khusus bagi manusia. Dengan segala
aspeknya, tangan manusia memperlihatkan kesempurnaan dan keunikan seni ciptaan
Allah.
0 komentar:
Posting Komentar