Pembelajaran permasalahan
sosial telah saling berkaitan satu sama lainnya dengan bidang kajian ilmu
sosiologi secara keseluruhan.Perubahan dalam pembelajaran permasalahan sosial
telah secara dekat berhubungan kedalam pengembangan yang lebih general dalam
bidang kajian ilmu sosiologi, dan perbedaan perspektif dalam permasalahan
sosial merefleksikan perbedaan perspektif dalam masyarakat secara
umumnya.Sebelum mengacu pada perbedaan-perbedaan perspektif ini, marilah kita
mengambil pandangan yang lebih umum dalam bidang kajian sosiologi.
Selama berabad-abad,
orang-orang telah memikirkan dan mempelajari kehidupan mereka dalam
masyarakat.Tetapi bagi Auguste Comte aktivitas itu harus diberi suatu nama.Dia
menciptakan istilah “sosiologi”, yang berarti pembelajaran ilmiah dalam
masyarakat.Minat Comte, seperti halnya Saint-Simon, Marx, Tocqueville, Spencer,
dan sosiolog eropa lainnya, muncul dari krisis industrialisasi.Pertanyaan yang
paling besar bagi para sosiolog awal eropa ini melibatkan permasalahan dalam
aturan sosial dan integrasi pada satu sisi dan perubahan dan perkembangan
sosial disisi lainnya.Pertanyaan yang pertama ini menyatakan ,apa yang membuat
suatu masyarakat bersatu dan bekerja?dan yang kedua, kemana arah yang dituju
masyarakat tersebut, dan bagaimana cara mencapainya?
Dengan jalan yang sama, pasca
perang saudara dan bangkitnya industtrialisasi diAmerika Serikat menghasilkan
suatu minat dalam mempelajari masyarakat tersebut.Dalam dua dekade setelah
perang saudara, buku-buku mulai bermunculan pada subjek ini.Dipertengahan tahun
1890, mata pelajaran sosiologi telah diajarkan dibeberapa perguruan tinggi
diAmerika. Ph.D pertama dibidang sosiologi diberikan pada tahun 1895, dan
masyarakat sosiologi Amerika dibentuk pada tahun 1905.
Suatu “tradisi” mengacu kepada
kepercayaan, nilai, dan kebudayaan.Ketika suatu ide baru berkembang dan kondisi
berubah, kepercayaan, nilai dan kebudayaan juga berubah.Guna memahami
pembelajaran akan permasalahan sosial, dan bagaimana hal itu berubah dari waktu
ke waktu, kita harus memahami perubahan tradisi dalam perkembangan sosiologi.
Tradisi yang bervariasi
didalam perkembangan sosiologi Amerika dapat dikelompokkan secara berbeda dalam
5 tahap: Membentuk landasan (1905 sampai dengan 1918), membentuk kebijakan
ilmiah (1918 sampai dengan
1935);mengintegrasikan teori, penelitian, dan aplikasi (1935 sampai
dengan 1954);mengolah spesialisasi (1954
sampai dengan 1970); kebangkitan kembali teori makro (1970 sampai dengan 1985);
dan kekuasaan konstruktisme (1985 sampai sekarang).Perubahan perspektif dalam
permasalahan sosial yang menggarisbawahi buku ini merefleksikan perubahan
mendasar dalam perkembangan sosiologi.
1. Membentuk Landasan (1905 sampai dengan
1918).
Selama tahun-tahun diantara
1905 dan 1918, suatu kelompok pioner membentuk ilmu sosiologi didalam beberapa
perguruan tinggi Amerika.Pada waktu itu, kebanyakan sosiolog terkemuka Amerika
adalah anak laki-laki pendeta yang pindah dari sebuah kota kecil ke sebuah kota
besar yang berkembang dengan cepat dan yang telah menyaksikan perubahan yang
disebabkan oleh konversi Amerika dari pertanian menjadi ekonomi
industri.Penekanan utama mereka adalah pada permasalahan dimasyarakat, dan
mereka melihat urbanisasi sebagai sumber utama dari permasalahan sosial.
Para Sosiolog Amerika ini
dibimbing dengan pemikiran mereka pada filosofi dari kemajuan atau perkembangan
moral – yaitu, suatu dugaan bahwa dalam jangka yang panjang, masyarakat akan
maju dan berkembang secara kualitas.Maka, mereka akan lebih atau kurang yakin bahwa
kemajuan dan perkembangan moral akan terjadi.Pada waktu yang sama, mereka ingin
membantu dalam memecahkan beberapa permasalahan yang mereka lihat disekeliling
mereka dalam masyarakat yang berubah dengan cepat.Sosiolog Amerika awal ini
mencoba dengan sangat keras untuk mengeliminasikan beberapa permasalahan
ini.Akan tetapi cara berpikir mereka yang konservatif membawa mereka untuk
mengadvokasi reformasi dan bukannya revolusi sosial.
2. Membentuk kebijakan ilmiah (1918 sampai
dengan 1935).
Selama periode ini, perang dunia pertama telah memperkecil optimisme yang
telah mengkarakterisasi periode pertama sosiolog Amerika.Secara meningkat,
sosiolog mulai menyadari bahwa jika mereka akan membimbing suatu tindakan
sosial, maka pertama-tama mereka harus mengembangkan tubuh dari ilmu sosiologi.
Keyakinan yang tumbuh diantara
para sosiolog adalah bahwa ilmu pengetahuan harus bebas dari nilai-nilai, dan
bekerja untuk memecahkan permasalahan sosial akan dianggap sebagai sesuatu yang
“tidak ilmiah”.
3. Mengintegrasikan teori, penelitian, dan
aplikasi (1935 sampai dengan 1954).
Jika periode pertama dapat
disebut sebagai era dakwah, dan periode kedua sebagai era akan kemunduran, maka
periode ini dapat disebut sebagai era kontribusi ilmiah.Selama periode ini,
sosiolog mulai menjadi lebih professional, dan mereka mulai melihat teori,
penelitian, dan aplikasi sebagai sesuatu yang berhubungan secara
integral.Ketika mereka menjadi seperti itu, mereka juga memulai kembali untuk
menerima reformasi sosial sebagai bagian dari usaha keras sosiologi.Penelitian
dasar dan aplikasi sosiologi menjadi terlihat sebagai dua sisi dari koin yang
sama, dan sikap predominannya adalah bahwa pendekatan ilmiah akan memecahkan
permasalahan sosial dan mengembangkan sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan.
4. Mengolah spesialisasi(1954 sampai
dengan 1970).
setelah tahun1954 kegaduhan mulai terdengar.Banyak
sosiolog yang mulai merasa bahwa, dalam pencariannya guna menjawab pertanyaan
teoritis, mereka telah mengabaikan permasalahan dalam masyarakat.Para sosiolog
ini mulai merasa bahwa sosiologi telah mengabaikan tanggungjawab sosialnya dan
menjadi instrumen dari sebuah status quo.Serangan ini digemakan oleh generasi
berikutnya dari para mahasiswa perguruan tinggi.Maka, ketegangan yang ada
diantara permasalahan sosial dan permasalahan sosiologi menjadi relevan bagi
mahasiswa sosiologi dan bagi para sosiolog.
5. kebangkitan kembali teori makro (1970
sampai dengan 1985).
Serangan pada
sosiologi sebagai disiplin teoritis, yang mencapai puncaknya diawal tahun
1970an, dan Coming Crisis of Western
Sosiology Gouldner, yang diterbitkan pada tahun 1970, menggemparkan tahap
paling awal dari perkembangan sosiologi.Gouldner memperdebatkan bahwa sosiologi
telah mencapai jalan buntu dalam ketidakbergunaannya dalam masyarakat yang
sedang krisis.Sudut pandang kritis dilihat sebagai suatu kebutuhan guna
menghadapi permasalahan sosiologi dan sosial.Dalam beberapa seri buku, Gouldner
sendiri memperluas dan memperdalam pendekatan kritis Marx. Dia juga membantu
menemukan jurnal Theory and Society,
yang akan menjadi suara utama pendidikan dalam pandangan mayarakat pada saat
ini
6. Kekuasaan konstruktisme (1985 sampai
sekarang).
Pelipatgandaan
perspektif, keistimewaan karakteristik masyarakat secara umum selama bagian
lainnya dari abad ke20, juga direfleksikan dalam setting akademis.Pembentukan
program spesialisasi dalam pembelajaran Afrika Amerika, Latin, perempuan,gay
dan lesbian meningkatkan adanya jalan masuk bagi perempuan dan minoritas
lainnya kedalam fakultas dan tubuh siswa, dan hal itu juga meningkatkan
perbedaan dari perspektif dalam kebanyakan kampus perguruan tinggi.
Ketika pendekatan tradisional pada pembelajaran
sosiologi terus mendominasi, berlimpahnya simbol-simbol, bahasa, ilmu
pengetahuan, dan orang-orang serta kelompok yang vocal yang makin sering
dihadapi orang dengan bantuan untuk mempopulerkan pendekatan konstruktif dalam
mencapai pemahaman dari kehidupan sosial.Hal ini melibatkan penjelasan sudut
pandang orang dalam berbagai macam situasi sosial.Bagaimana kelompok orang
tertentu membangun arti dari suatu kejadian dan situasi, menjadi pertanyaan
mendasar dari semua disiplin akademis.Pendekatan konstruktif menjadi sesuatu
yang dikenali dalam antropologi, literatur kritis, psikologi, sejarah, ilmu
budaya, ilmu seks, dan sosiologi, terutama dalam studi gender, ilmu pasti dan
permasalahan sosial.
0 komentar:
Posting Komentar