Politik adalah
sebuah kenyataan hidup organisasi. Orang yang mengabaikan kenyataan ini akan
menanggung sendiri resikonya. Organisasi terbentuk dari individu dan kelompok
dengan nilai, tujuan, dan konflik untuk memperebutkan sumber daya. Contoh yang
biasa diperebutkan oleh karyawan adalah anggaran apartemen, alokasi ruamg,
tanggung jawab proyek dan penyesuaian gaji.
Sumber daya yang
dimiliki organisasi juga ada batasnya, sehingga potensi berubah menjadi konflik
nyata. Jika sumber daya melimpah, semua konsumen yang beragam dalam organisasi
dapat memenuhi kebutuhannya. Tetapi karena sumber daya terbatas, tidak setiap
kepentingan dapat terlayani. Keuntungan satu orang atau kelompok sering kali
dipahami akan diperoleh dengan mengorbankan orang atau kelompok lain dalam
organisasi. Adanya beberapa kekuatan ini menciptakan persaingan di antara para
anggota untuk memenangkan sumber daya organisaasi yang terbatas.
Faktor- faktor yang Berkontribusi terhadap Perilaku
Politik
Sejumlah
faktor yang mendorong perilaku politik adalah sebagian merupakan karakteriktis
individu, yang berasal dari sifat- sifat unik yang direkrut oleh organisasi;
sebagian lainnya adalah hasil dari kultur atau lingkungan internal organisasi.
Faktor
individu. Pada tataran individu, para peneliti telah mengindetifikasi sifat-
sifat kepribadian tertentu, kebutuhan dan beberapa faktor lain yang dapat
dikaitkan dengan perilaku politik seseorang. Dalam hal sifat, kita menemukan
bahwa para karyawan mampu yang mampu merefleksi diri secara baik (high self
monitor), memiliki pusat kendali (locus of control) internal, dan memiliki
kebutuhan yang tinggi akan kekuasaan punya kemungkinan lebih besar untuk
terlibat dalam perilaku politik.
Selain
itu, investasi seseorang dalam organisasi, alternatif – alternatif yang
diyakininya ada, dan harapan akan kesuksesan turut memengaruhi sejauh mana ia
akan memanfaatkan sarana tindakan politik yang tidak sah. Semakin besar
investasi seseorang dalam organisasi karena harapan akan mendapatkan keuntungan
di masa depan, semakin besar pula kerugian yang harus ditanggungnya jika
terpaksa harus keluar dari sana dan semakin kecil kemungkinan bahwa ia akan
menggunakan sarana politik yang tidak sah.
Jika
seseorang memiliki harapan akan
kesuksesan yang rendah dalam menggunakan sarana yang tidak sah, ia tidak
mungkin berbuat demikian. Harapan akan kesuksesan yang tinggi dalam penggunaan
sarana yang tidak sah kemungkinan besar merupakan wilayah orang- orang yang
berpengalaman dan berkuasa yang terampil berpolitik maupun karyawan tidak
berpengalaman dan naif yang salah menilai peluang mereka.
Dapat
dinyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi Perilaku politi,
yaitu faktor- faktor individu dan faktor- faktor organisasi. Hal- hal yang
termasuk dalam faktor- faktor individu adalah kemampuan merefleksi diri dengan baik, Pusat kendali internal,
Kepribadian High mach (“lincah”),
Investasi organisasi, alternatif pekerjaanyang diyakini ada, dan harapan akan
kesuksesan. Sedangkan yang termasuk dalam faktor- faktor organisasi adalah
realokasi sumber daya, peluang promosi, tingkat kepercayaan rendah, ambiguitas
peran, Sistem evaluasi kinerja tidak jelas, praktik- praktik imbalan zero-sum, pengambilan keputusan yang
demokratis, tekanan kinerja tinggi, dan para manajer senior yang egois.
0 komentar:
Posting Komentar