Secara umum proses globalisasi mencakup semua aspek
kehidupan manusia, diantaranya :
1.
Bidang Politik
Dalam bidang
Politik dapat dipastikan bahwa bangsa Indonesia telah mempunyai kesadaran
politik sejak sebelum kemerdekaan, dan kini telah semakin mantap. Namun
demikian, globalisasi dan regionalisasi dapat mengakibatkan adanya ancaman
dalam bentuk subversi asing yang ingin memaksakan kehendak politiknya yang
bertentangan dengan pancasila. Pemaksaan ini akan disambut hangat jika kondisi
di Indonesia kurang menguntungkan misalnya kurang tertampungnya aspirasi dan
kepentingan masyarakan sehingga akan mencari penyaluran lain diluar kelembagaan
dan mekanisme yang ada. Hal yang tidak berjalan sebagaimana mestinya ini akan
semakin bersifat negatif bagi persatuan dan kesatuan bangsa jika aparatur
pemerintah dan organisasi-organisasi kemasyarakatan berjalan secara optimal
menjalankan fungsinya sebagai abdi masyarakat. Situasi ini mengakibatkan
terjadinya kemungkinan pihak asing, yang ingin mencampuri politik didalam
negeri Indonesia, meningkatkan kegiatan politik praktis dari golongan tertentu
yang tidak puas, dengan maksud untuk mengganggu kehidupan kenegaraan pemerintah Indonesia.
2.
Bidang Ekonomi
ekonomi sosial
yang menaruh minat pada masalah keseimbangan makro-ekonomi, melihat kelemahan lain dari
globalisasi ekonomi. Masalah pertama, berkaitan dengan usaha mengurangi ongkos
produksi dan kemampuan produksi. Sudah lama Sismondi mengamati bahwa untuk
dapat bersaing, perusahaan akan memilih atau mengembangkan mesin untuk
meningkatkan kemampuan produksi atau mengurangi ongkos tenaga kerja.
Pilihan paling sederhana yang sering diambil dalam
globalisasi ekonomi sekarang ini adalah mengurangi ongkos tenaga kerja. Tetapi,
kebijakan ini membawa akibat negatif bagi ekonomi. Karena, ketika perusahaan
mengambil jalan untuk memberhentikan karyawan mereka, sebagai jalan untuk
menurunkan ongkos produksi, para pekerja akan menganggur atau mencari pekerjaan
baru yang upahnya lebih rendah. Sementara itu, perusahaan yang sama, terus
meningkatkan kinerjanya dengan menggunakan teknologi baru pengganti tenaga
manusia (robot). Secara hipotetis, keuntungan perusahaan tersebut bertambah dan
usaha baru pun dapat dibangun lagi. Dari kedua gejala yang terjadi, kita
melihat bahwa kemampuan produksi meningkat, sementara itu, kemampuan konsumsi
cenderung menurun, karena gaji pekerja rendah. Beberapa kebijakan berikut dapat
dipertimbangkan.
a.
Setiap negara
dianjurkan untuk memiliki kementerian perdagangan internasional (seperti
Jepang), yang memiliki wewenang untuk menjamin bahwa keuntungan yang diperoleh
perusahaan multinasional tidak menimbulkan biaya sosial masyarakat setempat.
Ini mengandaikan bahwa setiap negara, memiliki kemampuan untuk mengadakan
negosiasi internasional tentang standar dunia kerja yang lebih adil. Standar
tersebut harus ditaati oleh semua pihak yang terlibat dalam pasar dunia. Negara
yang tidak menjalankan standar tersebut, dikucilkan dari kemungkinan investasi
bare. Sementara itu, pelanggaran terhadap standar internasional tersebut
dikenakan sanksi, terutama dikenakan kewajiban membayar tarif sosial, sebagai
pembayaran terhadap ongkos manusia dalam proses produksi.
b.
Setiap pelaku
perdagangan internasional harus juga memiliki tanggung jawab untuk menjamin
perdagangan yang seimbang antarnegara. Keseimbangan ini dapat dicapai dengan
mekanisme tarif perdagangan. Tarif perdagangan tersebut dapat dimanfaatkan
untuk bantuan pembangunan bagi negara yang kurang berkembang, agar negara
tersebut menghormati standar dunia kerja yang lebih adil.
c.
Menteri perdagangan
harus dapat mengadopsi standar konsumsi, yang membantu konsumen dalam
menentukan pilihan dengan cara yang lebih etis dan berdasarkan informasi.
Langkah pertama yang dapat diambil adalah menciptakan social labelling, di
dalamnya terdapat informasi tentang pekerja yang menghasilkan produk tersebut.
lnformasi tersebut sekaligus menjadi dasar bagi solidaritas sosial dengan para
pekerja yang terlibat dalam proses produksi. Kebijakan ini barangkali dapat
dinilai “c”.
Diperlukan Usaha Bersama
Banyak masalah ekonomi modern, dewasa ini, kerap
diakibatkan oleh pemisahan antara para pekerja dan pemilik modal. Maka, gagasan
profit sharing sering dilihat sebagai suatu langkah strategis untuk mengurangi
ketidakseimbangan dan jurang yang terdapat di antara kedua kelompok
kepentingan. Suatu bentuk ideal adalah terciptanya suatu perusahaan yang
dimiliki oleh para pekerja itu sendiri. Dalam bentuk seperti ini, demokrasi dalam
dunia ekonomi dan dalam perusahaan dapat dijamin dengan lebih baik.
3.
Bidang Sosial Budaya
Dibidang Sosial Budaya, pengaruh-pengaruh asing
sebagai akibat globalisasi dan regionalisasi. Kemungkinan dapat berupa
meningkatnya keanekaragaman masyarakat Indonesia, peningkatan pengangguran
karena lumpuhnya industri-industri dalam negeri peningkatan pengembangan agama
tertentu karena adanya bantuan luar negeri, yang akan mengakibatkan kemungkinan
terjadinya pertentangan agama, kesenjangan dibidang pendidikan karena adanya
sekolah elite di Indonesia dan banyaknya lulusan pegawai negeri, lunturnya
nilai-nilai budaya luhur bangsa karena pengaruh budaya global dan regional,
terdapatnya pelanggaran hukum yang dilakukan oleh pihak asing yang tidak dapat
terjangkau oleh perangkan hukum di indonesia karena kurang lengkapnya perangkat
hukum tersebut, tergesernya profesional Indonesia oleh profesional asing
sebagai akibat dari usaha penekanan efisiensi di mana dalam globalisasi akan
terjadi kecenderungan penggunaan tenaga profesional tanpa memandang asal-usul
bangsa, lunturnya semangat kebangsaan dan cinta tanah air serta kesadaran bela
Negara serta penguasaan sumber-sumber kehidupan bangsa oleh Negara-negara dan
perusahaan-perusahaan asing yang kuat
karena kalahnya penguasaan IPTEK.
0 komentar:
Posting Komentar