Saenger (1983); Salim
(1986); dan Naamin (1990) menyatakan bahwa fungsi ekosistem mangrove mencakup: fungsi
fisik; menjaga garis pantai agar tetap stabil, melindungi pantai dari erosi
laut (abrasi) dan intrusi air laut; dan mengolah
bahan limbah. Fungsi biologis ;
tempat pembenihan ikan, udang, tempat pemijahan beberapa biota air; tempat
bersarangnya burung; habitat alami bagi
berbagai jenis biota. Fungsi ekonomi sebagai sumber bahan bakar
(arang kayu bakar), pertambakan, tempat
pembuatan garam, dan bahan bangunan.
Ekosistem mangrove, baik secara sendiri maupun secara bersama dengan ekosistem
padang lamun dan terumbu karang berperan penting dalam stabilisasi suatu
ekosistem pesisir, baik secara fisik maupun secara biologis, disamping itu, ekosistem mangrove merupakan sumber plasma
nutfah yang cukup tinggi (misal, mangrove
di Indonesia terdiri atas 157 jenis tumbuhan tingkat tinggi dan rendah, 118 jenis fauna laut dan berbagai jenis fauna
darat (Kusmana, 2002). Ekosistem mangrove juga merupakan perlindungan pantai
secara alami untuk mengurangi resiko
terhadap bahaya tsunami. Hasil penelitian yang dilakukan di Teluk Grajagan, Banyuwangi, Jawa Timur,
menunjukkan bahwa dengan adanya ekosistem mangrove telah terjadi reduksi tinggi
gelombang sebesar 0,7340, dan perubahan energi gelombang sebesar (E) = 19635.26
joule (Pratikto dkk., 2002). Karena
karakter pohon mangrove yang khas, ekosistem mangrove berfungsi sebagai peredam
gelombang dan badai, pelindung abrasi, penahan lumpur, dan perangkap sedimen. Disamping itu, ekosistem mangrove juga
merupakan penghasil detritus dan
merupakan daerah asuhan (nursery ground), daerah untuk mencari makan (feeding
ground), serta daerah pemijahan (spawning ground) bagi berbagai
jenis ikan, udang, dan biota laut lainnya.
Juga sebagai pemasok larva ikan, udang, dan sebagai tempat pariwisata. Menurut
Hardjosento (1981) dalam Saenger (1983),
hasil dari hutan mangrove dapat berupa kayu, bahan bangunan, chip, kayu bakar,
arang kulit kayu yang menghasilkan tanin (zat penyamak) dan lain-lain. Selanjutnya Saenger, (1983) juga merinci
hasil-hasil produk dari ekosistem hutan mangrove berupa :
a.
Bahan bakar; kayu bakar, arang dan alkohol.
b.
Bahan bangunan; balok perancah, bangunan,
jembatan, balok rel kereta api,
pembuatan
kapal, tonggak dan atap rumah. Tikar bahkan pagar pun menggunakan jenis yang
berasal dari hutan mangrove.
c.
Makanan; obat-obatan dan minuman, gula
alkohol, asam cuka, obat- obatan.
d.
Perikanan; tiang-tiang untuk perangkap
ikan, pelampung jaring, pengeringan ikan, bahan penyamak jaring dan
lantai.
e. Pertanian, makanan ternak, pupuk dsb.
f. Produksi kertas; berbagai macam kertas
Hutan mangrove
merupakan sumber daya alam daerah tropis yang mempunyai manfaat ganda baik dari aspek sosial
ekonomi maupun ekologi. Besarnya peranan ekosistem hutan mangrove bagi
kehidupan dapat diketahui dari banyaknya jenis hewan baik yang hidup di
perairan, di atas lahan maupun di tajuk- tajuk pohon mangrove atau manusia yang
bergantung pada hutan mangrove tersebut (Naamin, 1991). Manfaat ekonomis diantaranya terdiri atas
hasil berupa kayu (kayu bakar, arang,
kayu konstruksi) dan hasil bukan kayu (hasil hutan ikutan dan pariwisata). Manfaat ekologis, yang terdiri atas berbagai
fungsi lindungan baik bagi lingkungan ekosistem daratan dan lautan maupun
habitat berbagai jenis fauna, diantaranya :
• Sebagai
proteksi dari abrasi/erosi, gelombang atau angin kencang
• Pengendali
intrusi air laut
• Habitat
berbagai jenis fauna
• Sebagai
tempat mencari makan, memijah dan berkembang biak berbagai
jenis
ikan dan udang
• Pembangun
lahan melalui proses sedimentasi
• Pengontrol
penyakit malaria
• Memelihara
kualitas air (meredukasi polutan, pencemar air)
• Penyerap
CO2 dan penghasil O2 yang relatif tinggi disbanding tipe
hutan lain.
Lebih lanjut Dinas
Perikanan Provinsi Jawa Timur (1994), menyatakan bahwa ekosistem hutan mangrove mempunyai
peranan dan fungsi penting yang dapat mendukung kehidupan manusia baik langsung
maupun tidak langsung, adalah sebagai berikut
1. Fungsi ekologis ekosistem hutan mangrove menjamin terpeliharanya:
a. Lingkungan fisik, yaitu perlindungan
pantai terhadap pengikisan oleh ombak dan angin, pengendapan sedimen,
pencegahan dan pengendalian intrusi air
laut ke wilayah daratan serta pengendalian dampak pencemaran air laut.
b. Lingkungan biota, yaitu sebagai tempat
berkembang biak dan berlindung biota
perairan seperti ikan, udang, moluska dan berbagai jenis reptil serta jenis-jenis
burung serta mamalia. c. Lingkungan hidup daerah di sekitar lokasi (khususnya
iklim makro).
2. Fungsi
Sosial dan ekonomis, yaitu sebagai:
a. Sumber mata
pencaharian dan produksi berbagai jenis hasil hutan dan
hasil hutan ikutannya.
b. Tempat rekreasi atau
wisata alam.
c. Obyek pendidikan,
latihan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Secara garis besar
ekosistem hutan mangrove mempunyai dua fungsi utama, yaitu fungsi ekologis
dan fungsi sosial ekonomi Dahuri
(2004).
Fungsi
ekologis ekosistem hutan adalah sebagai berikut :
a.
Dalam ekosistem hutan mangrove
terjadi mekanisme hubungan antara ekosistem mangrove dengan jenis-jenis
ekosistem lainnya seperti padang lamun dan terumbu karang.
b.
Dengan sistem perakaran yang kokoh
ekosistem hutan mangrove mempunyai kemampuan
meredam gelombang, menahan lumpur dan melindungi pantai dari abrasi, gelombang
pasang dan taufan.
c.
Sebagai pengendalian banjir, hutan mangrove
yang banyak tumbuh di daerah estuaria juga dapat berfungsi untuk mengurangi
bencana banjir.
d.
Hutan mangrove dapat berfungsi sebagai penyerap bahan pencemar (environmental
service), khususnya bahan-bahan organic.
e.
Sebagai
penghasil bahan organik yang merupakan mata rantai utama dalam jaring-jaring
makanan di ekosistem pesisir, serasah mangrove yang gugur dan jatuh ke dalam air akan menjadi substrat yang
baik bagi bakteri dan sekaligus berfungsi membantu proses pembentukan daun-daun
tersebut menjadi detritus. Selanjutnya
detritus menjadi bahan makanan bagi hewan pemakan seperti : cacing, udang-udang kecil dan akhirnya
hewan-hewan ini akan menjadi makanan larva ikan, udang, kepiting dan hewan
lainnya.
f.
Merupakan
daerah asuhan (nursery ground) hewan-hewan muda (juvenile stage)
yang akan bertumbuh kembang menjadi hewan-hewan dewasa dan juga merupakan
daerah pemijahan (spawning ground) beberapa perairan seperti udang, ikan
dan kerang-kerangan.
2 komentar:
oh iyaa bener, mangrove jg bisa bantu ekonomi warga skitarnya ... kaya kemarin aku juga liat acara Bank Indonesia tanam 1000 mangrove di daerah Bali .. kegiatan kaya gini emg penting banget dilakuin,
Tailaso lalat
Posting Komentar