Komunikasi Massa, Internet dan E-mail Sebagai Media Teknologi Komunikasi Baru

Pemahaman tentang komunikasi massa dikemukakan oleh Brent D. Ruben (1996) sebagai komunikasi yang bermedia yang produk-produk informasinya dibuat dan didistribusikan oleh organisasi (institusi) komunikasi massa untuk dikonsumsi oleh khalayak dengan tujuan tertentu.

Definisi lain dikemukakan oleh Bittner dalam Rahmat (1999) sebagai pesan yang dikemukakan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Pandangan senada dikemukakan oleh DeFleur dan McQuail (1985) dalam Mahpuddin (2002) bahwa komunikasi massa menggunakan media massa untuk menyebarkan informasi secara luas dan secara terus-menerus memproduksi makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak besar dengan berbagai cara dan mencakup aspek kehidupan manusia baik sosial, politik, pendidikan, dan ekonomi. Ahli komunikasi yang lain mendefinisikan komunikasi dengan memperinci karakteristik komunikasi massa. Gerbner (1967) dalam Rahmat (1999) menulis, “Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.

      Lebih jauh DeFleur dan Dennis (1985) membagi lima tingkatan dalam komunikasi massa :

1. A message is formulated by professional comunicator  2. The message is sent out in relatively rapid and contious way through the use of media (usually pint, film or broadcasting) 3. The message reaches relatively large and diverse audience who attend to the media in selective ways. 4. Individual members of the audience interpret the messages that are more or less parallel to those intended by the professional communicator 5. As a result of experiencing these meaning, member of the audience are influenced in some way, that is the communication has some effect.

Littlejohn (1995) mendefinisikan komunikasi massa “Is the process whereby media organizations produce and transmit messages to large publics and the process by which those messages are sought, used, understood, and influenced by audiences”.

Pusat perhatian dalam pembahasan komunikasi massa manapun adalah media. Lembaga-lembaga media menyebarluaskan pesan-pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya-budaya masyarakat dan mereka menyediakan informasi secara bersamaan pada sejumlah besar audience yang heterogen dan menjadikan media sebagai bagian dari kekuatan institusional masyarakat, seperti yang dinyatakan  George Gerbner dalam Littlejohn (1995) mengenai pentingnya media dalam masyarakat : “This broad ‘public making’ significacne of mass media of communications-the ability to create publics, define issues, provide common terms of reference, and thus to allocate attention and power-has evoked a large number of theoretical contributions”

            McQuail dalam Littlejohn (1995) menyebutkan beberapa perumpamaan untuk memperjelas gagasan tersebut bahwa “media are windows that anable us to see beyond our immediate surroundings, interpreters that help us to make sense of experience, platforms  of carries that convey information, interactive communication that includes audience feedback, signposts that provide us with instructions and directions, filters that screen out parts of experience and focus on others, mirros that reflect ourselves back to us, and barriers that block the truth”.

Dalam Achmad (2000), Sullivan memberikan orientasi pikir tentang komunikasi massa yang dipandang sebagai sesuatu yang umumnya dipahami sebagai surat kabar, majalah, film, bioskop, TV, radio dan periklanan, bahkan kadang-kadang termasuk penerbitan buku terutama buku-buku fiksi, popular dan musik pop. Namun orientasi pikir Sullivan yang dikemukakan di atas, dinilai A.S Achmad sudah tidak berlaku dan bersifat problematik. Lahirnya teknologi media komunikasi baru telah membawa kita pada pemahaman bahwa dewasa ini media massa bukan hanya seperti yang disebutkan oleh Sullivan tetapi telah mengalami perkembangan pesat. Senada yang diungkapkan oleh Robert Johansen dalam Rogers (1986), “The media are shaking the foundation of how communication can occur. Designation such as ‘mass media’, interactive’, broadcast’, and even ‘communications’ are being redefiend on the-fly. The scale of impacts is staering. The potential uses are intriguing. The impacts are puzzling”.

Di beberapa negara maju ditahun 1980-an, sejenis teknologi komunikasi yang lain menjadi penting karena media ini membolehkan pertukaran informasi pada khalayak melalui sistem komunikasi yang berasaskan komputer. Teknologi komunikasi inilah yang kemudian disebut sebagai teknologi komunikasi baru, media baru (Rogers:1986).

            Perbedaan dengan media komunikasi sebelumnya adalah tingkat interaksi dan kecepatan yang dapat dinikmati pengguna untuk menyiarkan pesannya. Semua sistem komunikasi baru yang menggunakan komputer sebagai salah satu komponennya memiliki tingkat interaktivitas yang tinggi yang tidak dapat dilakukan oleh media lama. Kehadiran media baru ini telah mengubah sikap audience yang pasif menjadi interaktif terhadap media.

            McLuhan dalam Rogers (1986) juga mengemukakan “media technologies provide us with “a window to the world,” and as a result we know more about distant events than we could ever experience directly”.  Senada dengan Luhan, Lorimer  (1994) berpendapat, “Without new technology, specifically broadcast satelliters, digital signals, signal compression, glass fibres, computers and the like, the whole enterprise would be impossible”. Aktivitas komunikasi data dan informasi pun semakin mudah dan cepat dan semua ini dapat dilakukan berkat teknologi komunikasi yang disebut internet. Hasmadi (http://www.geocities.com/Heartland/Prairie/6892/internet.html) membagi pengertian internet dari aspek teknikal dan aspek penggunaan. Perkataan internet berasal dari gabungan inter dan network sehingga menjadi internet atau antar rangkaian. Jika internet merujuk kepada rangkaian yang dibina dengan menyambungkan rangkaian-rangkaian komputer satu dengan yang lain maka internet adalah nama khas yang merujuk pada rangkian komputer yang dibina dengan menggunakan protokol rangkain atau “bahasa rangkaian” yang lazim disebut dengan TCP/IP.

            Ditinjau dari aspek penggunaan, internet merupakan jaringan rangkaian komputer seluruh dunia yang memberikan dua kegunaan utama pada pemakainya yaitu komunikasi dan jangkauan yang luas.

            Beragam layanan disediakan melalui internet. Beberapa dari jenis layanan itu adalah world wide web (www), file transfer, dan electronik mail (e-mail). World wide web (www) adalah jaringan informasi yang terdiri atas teks gambar yang disebut hypertext. WWW sangat cocok digunakan sebagai media iklan misalnya profil perusahaan, katalog dan brosur.

File transfer adalah fasilitas internet yang memungkinkan kita mengirim dan menerima (download) file dari komputer lain. Transfer file mempergunakan file transfer protokol (FTP) dan untuk melakukan transfer file, dipergunakan software-software seperti  WWW browser oleh WSFTP.

Salah satu fasilitas dari internet yang merupakan fasilitas atau aplikasi yang paling banyak digunakan oleh pengguna internet adalah electronik mail (e-mail). Hal ini karena e-mail merupakan alat komunikasi yang paling murah dan cepat. Melalui e-mail kita dapat berhubungan dengan siapa saja yang terhubung ke internet di seluruh dunia. Electronik mail (e-mail) atau surat elektronik adalah layanan yang memungkinkan pengiriman dan penerimaan surat dengan menggunakan komputer. Konsep e-mail seperti jika kita mengirim surat melalui pos biasa yang dilengkapi dengan alamat yang dituju. E-mail yang dikirim akan ditampung dalam mailbox si penerima. Melalui e-mail data dikirim secara elektronik sehingga sampai ditujuan dengan sangat cepat. Melalui e-mail kita juga dapat mengirim file-file berupa program, gambar, grafik dan lain sebagainya. Kita juga dapat mengirim ke lebih dari satu orang sekaligus pada saat bersamaan.

Sistem e-mail juga memiliki fungsi unik yang tidak dapat dilakukan media komunikasi lainnya yaitu terdapatnya pengguna yang berada pada grup tertentu dan mereka akan menerima pesan-pesan yang terkirim ke alamat grup secara serentak. Dalam sehari, anggota grup akan menerima beberapa pesan pada mailbox mereka dan dapat memberi tanggapan balik terhadap satu isu yang seterusnya dapat mengakibatkan pertukaran pesan yang berlansung terus-menerus dalam beberapa hari berikutnya. Perbincangan ini mungkin berlanjut untuk beberapa minggu, kemudian akan berkurang dan akhirnya diganti dengan topik yang lain. Selama masa pertukaran pesan, akan terlihat dengan jelas siapa saja anggota grup yang memiliki pandangan yang sama maupun berbeda. Grup inilah yang disebut dengan istilah mailing list. Senada dengan definisi yang menyebutkan  “A mailing list is a list of electronic mail (e-mail) addresses. The list is an e-mail post office addresses that automatically distributes any mail sent to it to the addresses contained in the list. Users can send commands to the list manager and it will read (http://www.spear,navy.mil/lists/aboutlst/htm). Mailing list juga berarti “A database of people interested in a particular topic. They can be created for any subject from austism to wine tasting. Any e-mail sent to the mailing list is automatically resent to everyone In the database (htttp://www.michaelprierce.com/tutorial/mail.htm). Kedua definisi tersebut memperjelas konsep mailing list sebagai media komunikasi yang penggunanya tergabung dalam satu grup tertentu dan secara bersamaan memperoleh pesan yang terkirim melalui alamat e-mail masing-masing.   

Keistimewaan dari fasilitas ini oleh Rogers disebut sebagai sistem komunikasi yang demokratis karena setiap individu dapat berkomunikasi secara langsung melalui rangkaian elektronik. Setiap orang dapat menyumbangkan pandangan, pengalaman, rekomendasi dan peringatan, meminta bantuan, menyiarkan pengumuman mengenai suatu peristiwa atau suatu layanan baru dan menawarkan analisis mengenai suatu keadaan. Komunikasi dalam rangkaian ini ditangani secara merata tanpa mengenal hierarki sosial atau jabatan, namun nilai dan kepiawaian kata-kata yang disampaikanlah yang menentukan siapa yang berminat membaca apa yang ditulis, bukan gelar atau status yang dimiliki seseorang. Para pemimpin komunitas cyber biasanya juga merupakan pemimpin sesungguhnya di dunia nyata. Memang berbeda dengan karakter pemimpin negara, pemimpin di dunia cyber biasanya dihormati karena kepiawaian (knowldgable leader) dan kebijakannya, bukan kerena kekuasaannya.

 Di Indonesia, komunitas Indonesia berbasis mailing list berawal sekitar tahun 1987-1988, pada waktu itu internet masih belum terbentuk seperti sekarang ini. Sekelompok kecil mahasiswa Indonesia di Berkeley, Amerika Serikat membentuk mailing list Indonesia yang pertama dengan alamat Indonesia@janus.berkeley.edu. Persatuan komunitas pelajar dan mahasiswa Indonesia di luar negeri terbentuk dengan adanya fasilitas diskusi cyber ini. Awal diskusi sangat membangun dan berjiwa nasionalis. Hadirnya internet di Indonesia pada tahun 1993-1994, serta kepulangan mahasiswa yang belajar di luar negeri, secara bertahap, mailing list Indonesia terbentuk di Indonesia. Dua buah Pentium II di ITB yang merupakan sumbangan alumni ITB, telah menyumbangkan banyak jasanya untuk pembentukan awal komunitas cyber Indonesia pada tahun 1995-1997 sehingga mencapi jumlah ratusan mailing list.

Namun sebagian besar mailing list tersebut telah menjadi sejarah. Saat ini, forum komunitas cyber Indonesia lebih banyak bertumpu pada fasilitas gratis yang diberikan oleh Yahoogroups.com.

Keberadaan fasilitas forum diskusi gratis internet menjadi motor utama terbentuknya komunitas cyber Indonesia di internet. Salah satu tempat mangkal gratis paling menarik adalah egroups.com yang kemudian berubah nama menjadi Yahoogroups.com. Kemudahan fasilitas pembuatan forum diskusi e-mail oleh pengguna biasa, disertai fasilitas manajemen maupun pengarsipan yang baik menjadikan Yahoogroups.com sebagai basis utama komunitas dunia cyber. Semua informasi tentang nama, gambaran umum forum diskusi, jumlah anggota, dan kondisi lalu lintas diskusi, semuanya tercatat dengan baik di Yahoogroups.com. Informasi tersebut dapat dengan mudah diakses dengan fasilitas pencarian yang ada disitus itu. Hanya saja proses pengembalian datanya harus dilakukan secara manual sehingga membutuhkan waktu yang lama.  


Demikianlah mailing list lahir sebagai medium komunikasi massa baru dengan berbagai manfaat yang diberikan pada penggunanya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Serba Ada Blog Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger