Teori keperawatan Orlando menekankan ada hubungan timbal balik antara
pasien dan perawat, apa yang mereka katakan dan kerjakan akan saling
mempengaruhi. Dan sebagai orang pertama yang mengidentifikasi dan menekankan
elemen-elemen pada proses keperawatan dan hal-hal kritis penting dari
partisipasi pasien dalam proses
keperawatan. Proses aktual interaksi perawat-pasien sama halnya dengan
interaksi antara dua orang . Ketika perawat menggunakan proses ini untuk
mengkomunikasikan reaksinya dalam merawat pasien, orlando menyebutnya sebagai
”nursing procces discipline”. Itu merupakan alat yang dapat perawat gunakan
untuk melaksanakan fungsinya dalam merawat pasien.
Orlando
menggambarkan model teorinya dengan lima konsep utama yaitu fungsi perawat
profesional, mengenal perilaku pasien, respon internal atau kesegaraan,
disiplin proses keperawatan serta kemajuan
1. Tanggung jawab
perawat
Tanggung jawab perawat yaitu membantu apapun yang pasien
butuhkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut (misalnya kenyamanan fisik dan rasa
aman ketika dalam medapatkan pengobatan atau dalam pemantauan. Perawat harus
mengetahui kebutuhan pasien untuk
membantu memenuhinya. Perawat harus mengetahui benar peran profesionalnya, aktivitas perawat profesional yaitu tindakan yang dilakukan
perawat secara bebas dan bertanggung jawab guna mencapai tujuan dalam membantu pasien. Ada beberapa
aktivitas spontan dan rutin yang bukan aktivitas profesional perawat yang dapat
dilakukan oleh perawat, sebaiknya hal ini dikurangi agar perawat lebih terfokus
pada aktivitas-aktivitas yang benar-benar
menjadi kewenangannya.
2. Mengenal perilaku
pasien
Mengenal perilaku pasien yaitu dengan mengobservasi apa
yang dikatakan pasien maupun perilaku nonverbal yang ditunjukan pasien.
3. Reaksi
segera
Reaksi
segera meliputi persepsi, ide dan perasaan perawat dan pasien. Reaksi segera adalah respon segera atau respon internal dari perawat dan
persepsi individu pasien , berfikir dan merasakan.
4. Disiplin proses
keperawatan
Menurut George
(1995 hlm 162) mengartikan disiplin proses keperawatan sebagai interaksi total (totally interactive) yang
dilakukan tahap demi tahap, apa yang terjadi antara perawat dan pasien dalam
hubungan tertentu, perilaku pasien, reaksi perawat terhadap perilaku tersebut
dan tindakan yang harus dilakukan, mengidentifikasi kebutuhan pasien untuk membantunya serta untuk melakukan tidakan yang tepat.
5. Kemajuan
/ peningkatan
Peningkatan berari tumbuh lebih, pasien menjadi lebih
berguna dan produktif.
Disiplin Proses Keperawatan Dalam Teori Proses
Keperawatan
Seperti
yang telah diuraikan diatas bahwa disiplin proses keperawatan dalam nursing
procces theory dikenal dengan sebutan proses disiplin atau proses
keperawatan. Disiplin proses keperawatan meliputi komunikasi perawat kepada
pasiennya yang sifatnya segera, mengidentifikasi permasalahan klien yang disampaikan kepada perawat, menanyakan
untuk validasi atau perbaikan. (Tomey, 2006 hlm 434). Disiplin proses
keperawatan didasarkan pada ” proses bagaimana seseorang bertindak”. Tujuan
dari proses disiplin ketika digunakan antara perawat dan pasien adalah untuk membantu pemenuhan kebutuhan
pasien. Peningkatan perilaku pasien merupakan indikasi dari pemenuhan kebutuhan
sebagai hasil yang diharapkan.
1. Perilaku
Pasien
Disiplin proses keperawatan dilaksanakan sesuai dengan perilaku pasien . seluruh perilaku pasien yang
tidak sesuai dengan permasalahan dapat dianggap sebagai ekpresi yang
membutuhkan pertolongan, ini sangat berarti pada pasien tertentu dalam kondisi
gawat harus dipahami. Orlando menekankan hal ini pada prinsip pertamanya ” dengan
diketahuinya perilaku pasien , atau tidak diketahuinya yang seharusnya ada hal tersebut
menunjukan pasien membutuhkan suatu batuan”.
Perilaku pasien dapat verbal dan non verbal. Inkonsistensi
antara dua perilaku ini dapat dijadikan faktor
kesiapan perawat dalam memenuhi kebutuhan pasien. Perilaku
verbal yang menunjukan perlunya pertolongan seperti keluhan, permintaan,
pertanyaan, kebutuhan dan lain sebagainya. Sedangkan perilaku nonverbal
misalnya heart rate, edema, aktivitas motorik: senyum, berjalan, menghindar
kontak mata dan lain sebagainya. Walaupun seluruh perilaku pasien dapat menjadi
indikasi perlunya bantuan tetapi jika hal itu tidak dikomunikasikan dapat
menimbulkan masalah dalam interaksi perawat-pasien. Tidak efektifnya perilaku
pasien merupakan indikasi dalam memelihara hubungan perawat-pasien,
ketidakakuratan dalam mengidentifikasi kebutuhan pasien yang diperlukan
perawat, atau reaksi negatif pasien terhadap tindakan perawat. Penyelesaian
masalah tidak efektifnya perilaku pasien layak diprioritaskan. Reaksi dan
tindakan perawat harus dirancang untuk
menyelesaikan perilaku seperti halnya memenuhi kebutuhan yang emergenci
2. Reaksi Perawat
Perilaku pasien menjadi stimulus
bagi perawat , reaksi ini tertidiri dari 3 bagian yaitu pertama perawat merasakan melalui indranya,
kedua yaitu perawat berfikir secara otomatis, dan ketiga adanya hasil pemikiran
sebagai suatu yang dirasakan. Contoh perawat melihat
pasien merintih, perawat berfikir bahwa pasien mengalami nyeri kemudian
memberikan perhatian
Persepsi, berfikir, dan merasakan
terjadi secara otomatis dan hampir simultan. Oleh karena itu perawat harus relajar
mengidentifikasi setiap bagian dari reaksinya. Hal ini akan membantu dalam
menganalisis reaksi yang menentukan mengana ia berespon demikian. Perawat harus
dapat menggunakan reaksinya untuk tujuan membantu pasien.
Displin proses keperawatan menentukan bagaimana perawat
membagi reaksinya dengan pasien. Orlando menawarkan prinsip untuk menjelaskan
penggunaan dalam hal berbagi “ beberapa observasi dilakukan dan dieksporasi dengan pasien adalah penting
untuk memastikan dan memenuhi kebutuhannya atau mengenal yang tidak dapat
dipenuhi oleh pasien pada waktu itu.
Orlando
(1972) menyampaikan 3 kriteria untuk memastikan keberhasilan perawat dalam
mengeksplor dan bereaksi dengan pasien, yaitu ;
a.
Perawat harus menemuinya dan
konsisten terhadap apa yang dikatakannya dan mengatakan perilaku nonverbalnya epada pasien
b.
Perawat harus dapat
mengkomunikasikannya dengan jelas
terhadap apa yang akan diekspresikannya
c.
Perawat harus menanyakan kembali
kepada pasien langsung untuk perbaikan atau klarifikasi.
3. Tindakan Perawat
Setelah mevalidasi dan memperbaiki reaksi perawat
terhadap perilaku pasien, perawat dapat melengkapi proses disiplin dengan
tindakan keperawatan, Orlando menyatakan bahwa apa yang dikatakan dan dilakukan
oleh perawat dengan atau untuk kebaikan pasien adalah merupakan suatu tidakan
profesional perawatan. Perawat harus menentukan tindakan yang sesuai untuk
membantu memenuhi kebutuhan pasien. Prinsip yang menjadi petunjuk tindakan
menurut Orlando yaitu perawat harus mengawali dengan mengekplorasi untuk
memastikan bagaimana mempengaruhi pasien melalui tindakan atau kata-katanya.
Perawat dapat bertindak dengan dua cara yaitu : tindakan
otomatis dan tindakan terencana. Hanya tindakan terencana yang memenuhi fungsi profesional perawat.
Sedangkan tindakan otomatis dilakukan bila kebutuhan pasien yang mendesak,
misalnya tindakan pemberian obat atas intruksi medis. Dibawah ini merupakan
kriteria tindakan keperawatan yang direncanakan:
a.
tindakan merupakan hasil dari
indetifikasi kebutuhan pasien dengan memvalidasi reaksi perawat terhadap
perilaku pasien.
b.
Perawat menjelaskan maksud
tindakan kepada pasien dan sesuai untuk memenuhi kebituhan pasien.
c.
Perawat memvalidasi efektifitas
tindakan, segera setelah dilakukan secara lengkap
d.
Perawat membebaskan stimulasi yang tidak berhubungan
dengan kebutuhan pasien ketika melakukan tindakan.
Tindakan otomatis tidak akan memenuhi kriteria tersebut. Beberapa contoh
tindakan otomatis tindakan rutinitas, melaksanakan instruksi dokter, tindakan
perlindungan kesehatan secara umum. Semua itu tidak membutuhkan validasi reaksi perawat
4. Fungsi profesional
Tindakan yang tidak profesional dapat menghambat perawat dalam menyelesaikan fungsi
profesionalnya, dan dapat menyebabkan tidak adekuatnya perawatan pasien.
Perawat harus tetap menyadari bahwa aktivias termasuk profesional jika aktivitas
tersebut direncanakan untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan pasien.
Disiplin proses keperawatan adalah serangkaian tindakan dengan
suatu perilaku pasien yang membutuhkan bantuan. Perawat harus bereaksi terhadap
perilaku pasien dengan mempersepsikan,
berfikir dan merasakan. Perawat membagi aspek reaksinya dengan pasien,
meyakinkan bahwa tindakan verbal dan nonverbalnya adalah konsisten dengan reaksinya,
dan mengidentifikasi reaksi sebagai dirinya sendiri, dan perawat mengunjungi
pasien untuk memvalidasi reaksinya. Membagi reaksinya oleh perawat membantu
pasien untuk menggunakan proses yang sama agar lebih efektif perlu komunikasinya.
Selajutnya tidakan yang sesuai untuk menyelesaikan kebutuhan adalah
saling menguntungkan anatar pasien dan perawat. Setelah
perawat bertindak , perawat segera katakan kepada pasien jika tindakannya
berhasil interaksi. Secara keseluruhan interaksi , perawat meyakinkan bahwa
perawat bebas terhadap stimulasi tambahan yang bertentangan dengan reaksinya
terhadap pasien.
0 komentar:
Posting Komentar