Nilai Agama Dalam Materi Pendidikan

Tujuan akhir dari pendidikan agama terletak pada terrealisasikannya penyerahan dan pengabdian penuh kepada Alloh SWT oleh masing-masing individu, lingkungan masyarakat dan seluruh kemanusiaan.

            Untuk merealisir tujuan pendidikan seperti tersebut maka perencana pendidikan mesti mencoba menyusun kurikulum atau silabus yang dapat menjawab pertanyaan apa yang harus diajarkan, sedangkan dari segi lain sesuai dengan hakekat kemampuan manusia sebagai mahluk “fi ahsani taqwim” yang memiliki jiwa, intelek, rasio, rasa dan kepekaan indera akan menjawab pertanyaan apa yang dapat dipelajari. Dengan perkataan lain pendidikan hendaknya menumbuhkan kesanggupan dan kemampuan psikologis anak didik, pendalaman dan pengembangan pengalaman indera dan penjelmaan emosi, penyempurnaan dan penajaman daya analisis, sintesis, generalisasi dan rasionalisasi, bahkan lebih dari itu memperkokoh kekuatan jiwa untuk menghayati dan membuktikan kebenaran demi pengalaman dan pembudayaan keyakinan.

            Menurut Lukman Hamid (2002 : 30) bahwa: “Integrasi ilmu dan realisasi kebenaran hakekatnya hanya mungkin terlaksana apabila kita dan lembaga pendidikan kita mendiritegakkan pikiran, falsafi ini dalam setiap ilmu aqliyah dan sains”. Dan dalam keterangan selanjutnya dikatakan bahwa: “Keterpaduan kurikulum yang disusun atas landasan filasfat sains, hanya mungkin dilaksanakan apabila dua sistem pendidikan (value based an value free systems of education) yang terdapat dalam dunia Islam dapat dipadukan”.

            Penataan kurikulum berarti secara strategis memadukan hubungan terperinci antara ilmu naqliyah untuk setiap tingkat pendidikan sehingga tercipta karakteristik Islam. Di perguruan tinggi sebagai salah satu contoh di Indonesia misalnya, konsep IDI (Islam Untuk Disiplin Ilmu) yaitu dalam tahap pertama mengusahakan rujukan bagi setiap formula ilmu dan Al-Quran, As-Sunnah dan Ayatullah yang terdapat dalam alam dan seluruh mahluk di dalamnya; kedua menolak setiap formula ilmu yang bertentangan dengan rujukan tersebut, dan ahirnya menggali, mengembangkan ilmu berdasarkan atau dengan titik tolak formula dasar atau rujukan yang terdapat pada ketiga sumber tersebut, khususnya yang terdapat pada Al-Quran dan As-Sunnah.

  

0 komentar:

Posting Komentar

 

Serba Ada Blog Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger