Batuan Beku (Igneous rocks)
Batuan beku terbentuk dari membekunya magma cair yang terdesak ke permukaan (dari bagian yang dalam
sekali pada mantel bumi). Sesudah tersembul ke permukaan melewati rekahan-rekahan
pada kulit bumi (fissure eruption)
atau melalui gunung berapi (volcanic
eruption), sebagian dari magma cair tersebut mendingin di permukaan bumi
dan membatu.
Kadang-kadang magma tersebut berhenti bergerak sebelum sampai
ke permukaan bumi dan mendingin di dalam kulit bumi dan membentuk batuan beku
dalam plutonic rocks (disebut juga intrusive rocks). Batuan beku dalam yang
telah terbentuk tersebut pada suatu saat dapat timbul ke permukaan bumi karena
adanya proses erosi yang terus menerus terhadap lapisan batuan dan tanah yang
terletak di atas batuan beku dalam tersebut.
Proses pelapukan batuan menjadi tanah dapat dibagi dalam dua
bagian, yaitu : proses penghancuran fisik (disintegration)
dan proses pelapukan kimiawi (decomposition).
Proses penghancuran fisik adalah proses pelapukan tanah akibat dari
factor-faktor fisika, misalnya : perubahan temperature secara berkala,
pembekuan dan pencairan (air dalam batuan), proses perusakan oleh tanaman,
binatang dan/atau es di dalam celah batuan. Proses pelapukan kimiawi terjadi
akibat reaksi kimiawi, misalnya : oksidasi, hidrasi, karbonasi, dan efek kimia
dari tanaman. Proses pelapukan kimiawi ini dapat dipercepat bila dipengaruhi
oleh temperature yang tinggi dan keberadaan zat-zat asam organic. Beberapa
factor yang sangat berpengaruh dalam proses pelapukan tanah ini diantaranya
adalah : cuaca, topografi, waktu, sejarah geologi dan tipe batuan.
Jenis batuan beku yang terbentuk karena mendinginnya magma
tergantung pada beberapa faktor seperti komposisi dari magma dan kecepatan
mendinginnya magma tersebut. Setelah melakukan beberapa penyelidikan di
laboratorium pada tahun 1922, Bowen berhasil menerangkan hubungan antara
kecepatan mendingin dari magma dengan pembentukan bermacam-macam jenis/tipe
batuan dan dikenal dengan prinsip Reaksi
Bowen, menggambarkan urutan-urutan terbentuknya mineral batuan akibat
mendinginnya magma. Pada cairan magma yang mendingin tersebut, ukuran kristal
mineral berangsur-angsur membesar dan sebagian mengendap (pada suhu tinggi).
Kristal batuan yang tetap tinggal dalam larutan magma cair kemudian bereaksi
dengan kristal-kristal terlarut yang lain dan membentuk mineral baru pada
temperatur yang lebih rendah, proses ini berlangsung terus sampai seluruh massa batuan cair tersebut
membeku menjadi padat.
Tabel 1.1
Komposisi mineral-mineral Batuan pada rangkaian Reaksi Bowen.
M I N E R A L |
KOMPOSISI
|
Olivine
|
(Mg, Fe)2SiO4
|
Augite
|
Ca, Na (Mg, Fe, Al)(Al, Si2O6)
|
Hornblende
|
Silikat ferromagnesium
kompleks dari Ca, Na, Mg, Ti dan Al
|
Biotite (mika hitam)
|
K(Mg, Fe)3AlSi3O10(OH)2
|
Kalsium feldspar
Plagioclaseí
Natrium feldspar
|
Ca(Al2Si2O8)
Na(AlSi3O8)
|
Orthoclase (kalsium
feldspar)
|
K(Alsi3O8)
|
Muscovite (mika putih)
|
Kal3Si3O10(OH)2
|
Quartz (kwarsa)
|
SiO2
|
Sumber : Mekanika
Tanah Braja M Das.
atuan Sedimen (Sedimentary Rock)
Hasil lapukan yang berupa kerikil, pasir, lanau dan lempung
dapat menjadi padat karena adanya tekanan lapisan tanah di atasnya dan adanya
proses sementasi antar butiran oleh unsure-unsur sementasi seperti besi,
kalsit, dolomite dan quartz. Unsur-unsur sementasi tersebut biasanya terbawa
dalam larutan air tanah. Unsur-unsur tersebut mengisi ruang-ruang di antara
butiran dan kemudian membentuk batuan sediment. Batuan yang terbentuk dengan
cara ini disebut batuan sediment detrital. Contoh dari tipe/jenis batuan
sedimen detrital adalah : conglomerate,
breccia mudstone, shale (claystone). Sedimentary rock ada juga yang dibentuk oleh reaksi
kimia, misalnya : limestone, chalk, dolomite, gypsum, dan
sebagainya.
Batuan sedimen mungkin juga mengalami pelapukan dan membentuk
tanah-tanah sedimen (endapan), atau terkena proses peristiwa metamorf dan berubah menjadi batuan metamorf.
Batuan Metamorf (Metamorphic Rock)
Peristiwa
metamorf adalah proses perubahan komposisi dan tekstur dari batuan akibat panas
dan tekanan tanpa pernah menjadi cair. Dalam peristiwa metamorf,
mineral-mineral baru terbentuk dan butir-butir mineralnya terkena geseran yang
kemudian membentuk tekstur batu metamorf yang berlapis-lapis. Granit, diorite
dan gabbro berubah menjadi slates dan phyllites pada peristiwa metamorf tingkat
rendah.
Schist
adalah sejenis batuan metamorf yang mempunyai tekstur berlapis-lapis dan dapat
dilihat pula pada teksturnya ada bentuk-bentuk kepingan atau
lempengan-lempengan dari mineral mika.
Batu pualam (marmer) terbentuk dari batuan calcite dan
dolomite yang mengalami proses kristalisasi ulang. Butiran mineral pada marmer
umumnya lebih besar dari pada yang terdapat pada batuan induknya.
Quartzite adalah sejenis batuan metamorf yang terbentuk
dari sandstone yang kaya akan mineral quatz. Bahan silika kemudian memasuki
pori-pori batuan dan ruang-ruang diantara butiran pasir dan quartz, dan menjadi
unsur-unsur sementasi antar butiran. Quartzite
merupakan salah satu dari batuan yang sangat keras. Pada tekanan dan panas yang
besar sekali, batuan metamorf mungkin mencair menjadi magma dan siklus batuan
berulang kembali.
0 komentar:
Posting Komentar