Pembelajaran adalah
berasal dari kata belajar. Sebelum kita mengartikan apa itu pembelajaran,
terlebih dahulu kita harus mengetahui apa arti belajar.
Drs.
Husdarta dan Drs. Yudha M. Saputra M.Ed menyatakan dalam bukunya
“Belajar dan Pembelajaran” (2000: 2) bahwa belajar itu dimaknai sebagai proses
perubahan tingkahlaku sebagai akibat adanya interaksi antara individu dengan
lingkungannya. Tingkahlaku itu menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan, dan
sikap. Tingkahlaku dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu yang dapat diamati
dan yang tidak. Tingkahlaku yang dapat diamati disebut dengan behavioral
performance, sedangkan yang tidak dapat diamati disebut behavioral
tendency.
Muhibbin Syah
M.Ed dalam bukunya “Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru” (1995:89)
menyatakan bahwa belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur
yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang
pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan
itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia
berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Beberapa
pendapat dari para pakar tentang belajar yang dikutip dari buku “Psikologi
Pendidikan Dengan Pendekatan Baru” (1995:90) karangan Muhibbin Syah,
M.Ed adalah sebagai berikut:
Skinner, seperti yang
dikutip Barlow (1985) dalam bukunyaEducational Psychology :The
Teaching-Learning Proces, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses
adaptasi atau penyesuaian tingkahlaku yang berlangsung secara progesif.
Pendapat ini diungkapkan dalam pernyataan ringkasnya, bahwa belajar
adalah. a process of progressive behavior adaptation. Berdasarkan
eksperimennya, B.F. Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan
mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguatan (reinforcer).
Skinner, seperti
juga Pavlov dan Guthrie, adalah seorang pakar teori belajar
berdasarkan proses conditioning yang pada prinsipnya memperkuat
dugaan bahwa timbulnya tingkah laku itu lantaran adanya hubungan antara
stimulus (rangsangan) dengan respons. Namun, patut dicatat bahwa definisi yang
bersifat behavioristik ini dibuat berdasarkan hasil eksperimen dengan
menggunakan hewan, sehingga tidak sedikit pakar yang menentangnya.
Chaplin dalam Dictionary
of Psychology membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama
berbunyi : "acquisition of any relatively permanent change in
behavior as a result of practice and experience." Belajar adalah perolehan
perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan
pengalaman. Rumusan keduanyaProcess of acquiring responses as a result of
special practice, belajar adalah proses memperoleh respons–respons sebagai
akibat adanya latihan khusus.
Hintzman dalam
bukunya The Psychology of Learning and
Memory berpendapat Learning is a change in organism due to experience
which can affect the organism’s behavior. Artinya, belajar adalah suatu
perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan
oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Jadi
dalam pandangan Hintzman, perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut
baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi organisme.
Dalam penjelasan
lanjutannya, pakar psikologi belajar itu menambahkan bahwa pengalaman
pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk apapun sangat memungkinkan untuk
diartikan sebagai belajar. Sebab, sampai batas tertentu pengalaman hidup juga
berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian organisme yang bersangkutan.
Mungkin, inilah dasar pemikiran yang mengilhami gagasan everyday
learning (belajar sehari–hari) yang dipopulerkan oleh Prof. John B. Biggs.
Witting dalam
bukunya Psychology of Learning mendefinisikan belajar
sebagai any relatively permanent change in an organism’s behavioral
repertoire that occurs as a result of experience. Belajar adalah perubahan
yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkahlaku
suatu organisme sebagai hasil pengalaman.
Bertolak dari berbagai
definisi yang telah diutarakan tadi, secara umum belajar dapat dipahami sebagai
tahapan perubahan seluruh tingkahlaku individu yang relatif menetap sebagai
hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif. Sehubungan dengan pengertian itu perlu diutarakan sekali lagi bahwa
perubahan tingkahlaku yang timbul akibat proses kematangan, keadaan gila,
mabuk, lelah dan jenuh, tidak dapat dipandang sebagai proses belajar.
Banyak sekali jenis
media yang sudah dikenal dan digunakan dalam penyampaian informasi dan
pesan–pesan pembelajaran. Setiap jenis atau bagian dapat pula dikelompokkan
sesuai dengan karakteristik dan sifat–sifat media tersebut. Sampai saat ini
belum ada kesepakatan yang baku dalam mengelompokkan media. Jadi banyak tenaga ahli
mengelompokkan atau membuat klasifikasi media akan tergantung dari sudut mana
mereka memandang dan menilai media tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar