Ø Meningkatkan
ketidakmampuan mengganti.
Jika dalam suatu organisasi
hanya ada satu-satunya orang atau subunit yang mampu melakukan tugas yang
dibutuhkan oleh subunit atau organisasi, maka ia atau subunit tersebut
dikatakan sebagai memiliki ketidakmampuan mengganti.
Ø
Dekat dengan manajer yang berkuasa.
Cara lain
untuk memperoleh kekuasaan adalah dengan mengadakan pendekatan dengan manajer
yang sedang berkuasa.
Ø Membangun
koalisi.
Melakukan koalisi dengan
individu atau subunit lain yang memiliki kepentingan yang berbeda merupakan
taktik politik yang dipakai oleh manajer untuk memperoleh kekuasaan untuk
mengatasi konflik sesuai dengan keinginanya.
Ø Mempengaruhi
proses pengambilan keputusan.
Dua taktik untuk mengendalikan
proses pengambilan keputusan agar penggunaan kekuasaan nampaknya memiliki
legitimasi dan sesuai dengan kepentingan organisasi yaitu mengendalikan agenda
dan menghadirkan ahli dari luar.
Ø Menyalahkan
atau menyerang pihak lain.
Manajer biasanya melakukan ini jika ada
sesuatu yang tidak beres atau mereka tidak dapat menerima kegagalannya dengan
cara menyalahkan pihak lain yang mereka anggap sebagai pesaingnya.
Ø
Memanipulasi informasi.
Taktik
lain yang sering dilakukan adalah manipulasi informasi. Manajer menahan
informasi, menyampaikan informasi kepada pihak lain secara selektif, mengubah
informasi untuk melindungi dirinya.
Ø
Menciptakan dan menjaga image yang
baik.
Taktik
positif yang sering dilakukan adalah menjaga citra yang baik dalam organisasi
tersebut. Hal ini meliputi penampilan yang baik, sopan, berinteraksi dan
menjaga hubungan baik dengan semua orang, menciptakan kesan bahwa mereka dekat
dengan orang-orang penting dan hal yang sejenisnya.
Ø
Etika Berperilaku secara politis
Berperilaku
politik secara etis tidah ada standart-standart yang dapat membedakan apakah
kegiatan berpolitik yang kita jalankan itu etis atau tidak etis. Tetapi ada
beberapa pertanyaan yang dapat menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan etis
atau tidaknya berperilaku politis. Dan pertanyaan itu ditujukan kepada diri
sendiri. Pertanyaannya adalah apa guna berperilaku seperti itu? Selain itu
sebelum berbuat demikian hendaknya menimbang dan memikirkan apakah hal yang
dilakukan sepadan dengan resikonya. Dan yang terakhir adalah apakah kegiatan
politik selaras dengan standar kesetaraan dan keadilan. Tetapi, jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan tersebut sering diperdebatkan dengan berbagai cara agar
praktik-praktik yang tidak etis menjadi etis.
0 komentar:
Posting Komentar