Teori Penerimaan dan Pemrosesan Pesan

Pembahasan tentang teori penerimaan dan pemrosesan pesan berada dalam tradisi kognitif. Kognisi adalah studi tentang pemikiran atau pemrosesan informasi. Kognisi menuntut dua elemen sentral; struktur-struktur pengetahuan dan proses-proses kognitif.

            Struktur pengetahuan terdiri dari organisasi informasi di dalam sistem kognitif seseorang, body of knowledge yang telah dikumpulkan oleh seseorang. Bahkan pesan yang sederhana pun membutuhkan banyak sekali informasi untuk bisa dipahami.  Sedangkan proses kognitif adalah mekanisme-mekanisme malalui mana informasi diolah dalam pikiran. Dalam praktek yang nyata, elemen-elemen dari struktur pengetahuan dan pemrosesan kognitif tidak dapat dipisahkan.

            Pembahasan teori penerimaan dan pemrosesan pesan dibagi dalam tiga segmen utama yang saling berinteraksi yaitu:
 Interpretasi Pesan
            Teori-teori pada bagian ini menyinggung tiga aspek interpretasi secara sentral terhadap komunikasi yaitu; arti-arti yang diberikan kepada
konsep, berkaitan dengan pemahaman terhadap maksud dari komunikator dan berhubungan dengan pemahaman akan penyebab dari munculnya perilaku.

            Charles Osgood adalah seorang psikolog yang meneliti bagaimana pengertian berkaitan dengan pemikiran dan perilaku. Ia mengikuti tradisi belajar klasik yang mengajarkan bahwa belajar adalah sebuah proses pengembangan asosiasi internal dan eksternal baru terhadap rangsangan seperti kata-kata. Teori Osgood juga berusaha untuk mempelajari terdiri dari apa konotasi-konotasi itu dan dari mana mereka berasal terhadap sebuah kata.

Teori belajar yang digunakan Osgood dimulai dengan asumsi bahwa individu memberi respon terhadap rangsangan di dalam lingkungan, sehingga membentuk sebuah hubungan stimulus respon (S-R). Osgood meyakini bahwa asumsi dasar S-R ini bertanggung jawab terhadap pembentukan arti yang merupakan respon mental internal terhadap sebuah rangsangan.

Teori Relevansi

            Dan Sperber dan Deidre Wison merupakan tokoh dari teori ini. Teori relevansi berusaha menjelaskan bagaimana pendengar menjadi paham maksud-maksud pembicara (komunikator). Model coding (pengkodean) dan model inferential (penarikan kesimpulan) adalah dua pendekatan pada teori ini.

Dalam model coding, pengartian adalah asosiasi yang sederhana antara sebuah symbol dan pengertian tentang sesuatu tetapi dalam komunikasi manusia pengertian lebih kompleks dari itu, karena ia melibatkan maksud-maksud dari komunikator. Orang menghasilkan pesan-pesan bukan sekedar untuk menggambarkan pengertian akan sesuatu, tapi juga untuk mencapai tujuan. Dalam komunikasi, masalah utama bagi pengirim pesan adalah untuk menyampaikan maksudnya dan masalah utama bagi penerima adalah untuk memahami maksud tersebut dengan tepat. Penerima dapat menafsirkan maksud hanya dengan menarik kesimpulan.

Konteks adalah kunci untuk menyimpulkan sebuah maksud. Konteks adalah rangkaian asumsi yang digunakan untuk memahami sebuah pesan. Masalahnya adalah bahwa orang memiliki asumsi-asumsi yang berbeda dan beroperasi di dalam konteks yang berbeda pula. Dengan kata lain, orang hidup dalam lingkungan kognitif yang berbada.

Relevansi jelas merupakan masalah tingkatan, tergantung pada besarnya pengaruh kontekstual dan upaya kognitif yang dibutuhkan untuk memproses informasi tersebut. Supaya efisien, orang berusaha memaksimalkan pengaruh informasi dan meminimalkan upaya yang diperlukan untuk pemrosesannya. Lebih jelasnya, relevansi digunakan untuk menentukan maksud yang sesungguhnya dari si pembicara. Jika pernyataan langsung tidak relevan, secara alamiah akan digali maksud-maksud tersirat  atau Implicature yang relevan.

Teori Penghubungan
            Teori ini berhubungan dengan cara-cara orang menyimpulkan penyebab-penyebab perilaku. Teori penghubungan mempunyai tiga asumsi dasar. Pertama, orang berusaha untuk menentukan penyebab perilaku. Kedua, orang membagi-bagi penyebab secara sistematis. Asumsi ketiga adalah penyebab yang dihubungkan mempunyai dampak terhadap perasaan dan perilaku orang yang memandangnya.

            Pencetus teori penghubungan, Fritz Heider menyampaikan pemikiran dasar, bahwa orang berusaha mencari apakah sebuah perilaku yang teramati disebabkan oleh ciri-ciri situasional atau personal. Sejumlah penyebab perilaku yang sering terlihat meliputi penyebab-penyebab situasional (dipengaruhi oleh lingkungan), pengaruh personal, kemampuan melakukan sesuatu, keinginan, sentimen, pemilikan, kewajiban, dan izin untuk melakukan sesuatu.


Salah satu temuan yang paling umum dari teori ini adalah bahwa penghubungan seringkali bias. Orang tidak begitu objektif saat melakukan penarikan kesimpulan oleh karena penilaian mereka hanya didominasi oleh faktor-faktor emosional. Penelitian juga menunjukkan bahwa penilaian awal orang sulit dihilangkan, tidak peduli bagaimana membuktikannya. Jadi, begitu seseorang membuat sebuah penghubungan, maka orang tersebut akan cenderung bertahan dengan penghubungan itu. 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Serba Ada Blog Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger