TRAUMA DAN NALURI UNTUK SEMBUH

Banyak sudah cara yang dikembangkan untuk mengatasi depresi, kecemasan dan trauma stress. Para ahli kesehatan yang mempelajari dampak trauma pada badan sekarang mengakui bahwa otak manusia terdiri dari bagian  “Kognitif/teori” yang tugasnya mengatur bahasa dan pemikiran abstrak dan bagian “limbic atau emosi” yang tugasnya mengatur emosi dan naluri  untuk mengontrol kelakuan. Otak emosi ini mengontrol banyak bagian fisiologi tubuh, reaksi otonomi dan kesejahteraan secara psikologis. Psikoterapi kognitif dan pemakaian obat-obatan adalah cara-cara yang sering dipakai untuk menstabilkan dan merawat orang yang mengalami trauma, tapi sering kali kedua cara ini dirasakan tidak cukup atau tidak sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku.

David Servan- Schreiber menyatakan  dalam bukunya “the Instinct to Heal” bahwa “ kelainan emosional adalah akibat dari bagian otak emosi yang tidak berfungsi….Tugas utama dari upaya penyembuhan adalah untuk me “reprogram” bagian otak ini untuk mengadaptasi kesituasi saat ini dan tidak bereaksi terhadap kejadian yang sudah lalu lagi…Pada umumnya akan lebih efektif untuk menggunakan cara penyembuhan melalui badan yang mempengaruhi otak emosi secara langsung daripada menggunakan cara penyembuhan yang menggunakan bahasa dan penalaran,  dimana bagian otak emosi ini tidak bisa menerima/mengerti. Otak emosi berisi mekanisme alami untuk penyembuhan diri sendiri – “naluri untuk sembuh” Naluri untuk sembuh ini adalah naluri kemampuan  untuk menemukan keseimbangan dan kesejahteraan  di dalam tubuh, pikiran dan jiwa.

CAPACITAR: Cara Pendidikan Populer untuk Penyembuhan Trauma

                Dalam merawat penderita trauma, Capacitar  melibatkan pembangkitan dan penguatan dari “ naluri untuk sembuh (instinct to heal) “ ini. Karena pengalaman trauma yang dialami rakyat bisa banyak sekali ragamnya, Capacitar menggunakan cara edukasi populer dan tidak menggunakan cara terapi perseorangan, yaitu dengan memberikan cara-cara penyembuhan badan yang mudah dipelajari ke tangan masyarakat umum yang kemudian bisa dipraktekkan sendiri untuk melepaskan ketegangan, menangani emosi dan hidup dan menjaga keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari yang memang sulit dihadapi.

Kunci dari cara ini adalah selalu adanya “naluri” atau kearifan didalam mahluk hidup untuk kembali kepada keseimbangan dan keutuhan. Penyembuhan atau healing terjadi melalui pelepasan dari energi yang tersumbat dan menguatkan aliran alami dari energi ini. Dengan aliran energi yang sudah diperbaharui, seseorang akan kembali ke keadaan yang seimbang dan sejahtera.

Hidup dalam Kesejahteraan

Hidup dalam kesejahteraan adalah pengalaman kesehatan yang berbeda dibandingkan dengan upaya menstabilkan gejala atau menyembuhkan penyakit badan atau jiwa. Kebalikan dari pandangan dunia sains tentang kesehatan yang melibatkan “ penyembuhan dan pembetulan”, kesejahteraan didunia Timur dan di lingkungan penduduk asli adalah berdasarkan pada keutuhan dan harmoni dari energi atau kekuatan tenaga hidup (life force) di badan, pikiran dan emosi. Jika energi di dalam tubuh mengalir dengan lancar tanpa hambatan melalui  aliran dan pusat energi, maka kita akan mendapat kesehatan yang baik, keseimbangan emosi, mental yang jernih, dan kesejahteraan yang menyeluruh.
Cara-cara atau gerakan–gerakan yang diberikan dalam “Alat perlengkapan keadaan darurat – Emergency Tool Kit” ini bertujuan untuk membangunkan kesejahteraan dalam diri, memberikan alat bantu untuk penyembuhan dari luka masa lalu,  dan untuk memulihkan  kekuatan dalam diri dan energi dari orang yang menggunakannya.
Cara-cara ini sudah dipraktekkan oleh beribu-ribu orang di 26 negara yang mempunyai beragam kultur, adat, kebiasaan dan sudah terbukti bahwa latihan-latihan ini berhasil membantu orang-orang yang mengalami ketegangan trauma dan juga sebagai perawatan diri bagi orang yang fungsinya membantu atau menolong orang lain.
Cara-cara atau gerakan-gerakan ini dimaksud untuk menjadi bagian hidup sehari-hari untuk  membantu mengimbangkan energi yang  menurun, tersumbat ataupun yang terlalu banyak, dan juga untuk menambah dan membangun enerji inti.
Mempraktekkan Tai Chi, akupresure dan pernapasan secara teratur membantu mengurangi gejala ketegangan trauma  yang muncul sebagai sakit kepala, sakit badan, kelainan di lambung, diare, insomnia, kecemasan, dan rasa lelah kronis. Upaya penyembuhan tidaklah cukup dengan hanya mengurangi gejala fisik dan emosi tapi harusjuga melibatkan sistem keseluruhan – dari perseorangan, hubungan/relasi dengan yang lain, dan dengan lingkungan, sampai ke tahapan sel dan energi.

Bagaimana kita menghadapi trauma bisa menjadi katalis untuk perkembangan dan transformasi. Luka-luka yang lama bisa dirubah menjadi kearifan untuk hidup secara utuh dan seimbang, yaitu keadaan hidup yang alami bagi perseorangan dan komunitas. Jika seseorang sudah sembuh dan seimbang, maka ia akan dapat mempengaruhi keluarga, komunitas dan lingkungan dunianya yang akhirnya akan membawa kesehatan dan keutuhan untuk sesama manusia.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Serba Ada Blog Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger