Perkembangan teknologi informasi sedemikian pesat dan
menjangkau banyak sekali orang sehingga orangtua sekarang pun kadang kalah
cepat dalam mengakses media baru tersebut. Contohnya adalah Internet. Di
sekolah mereka mendapatkan Internet, namun pada kebanyakan siswa di rumah tidak
ada Internet. Bahkan orangtuanya pun mungkin tidak familiar dengan medium baru
itu.
Belakangan citra buruk Internet
sebagai sumber pornografi sudah mulai berkurang dan isyu-isyu seputar
pemanfaatan Internet untuk kepentingan yang lebih positif mulai tumbuh subur.
Namun jangan sampai seperti media lainnya yang lebih menonjol fungsinya adalah
sebagai media hiburan daripada sebagai media sumber informasi dan pendidikan.
Kalau diibaratkan dengan sebuah kota, maka Internet
adalah sebuah tempat yang sangat luas yang berisi macam-macam tempat dari yang
baik hingga yang buruk. Di sebuah kota misalnya, kita dengan pasti akan
mengatakan bahwa ada tempat-tempat tertentu yang tidak boleh dikunjungi oleh
anak kita karena masih di bawah umur, karena tempat itu rawan, karena biayanya
mahal, dsb.
Hal yang persis sama terjadi di
Internet. Itu sebabnya maka peran guru di sekolah menjadi sangat penting dalam
memberikan pemahaman tentang Internet yang memadai kepada siswa agar para siswa
tidak salah jalan. Apakah para guru sendiri sudah ‘get connected’ dan cukup
kritis dalam berinteraksi dengan Internet. Internet memang mulai marak. Di
tempat-tempat bergengsi seperti di ASIA Plaza, MAYASARI , ataupun warnet-warnet
sampai di sudut-sudut sekitar kampus, mudah didapatkan layanan Internet melalui
warnet. Harganya pun relatif terjangkau, paling murah sekitar Rp 3.000,- sejam.
hal lebih menitikberatkan pada potensi Internet
sebagai salah satu sumber belajar dalam konteks pendidikan di sekolah.
Diantaranya:
a. Pertama
Internet
hanya akan bertindak sebagai sumber dan alat bantu dalam P&P . Aktiviti
pembelajaran hendaklah dirancang dengan teliti oleh guru supaya internet dapat
digunakan dengan berkesan.
b. Kedua
Komputer
dan internet tidak mengubah peranan guru. Malah sebaliknya ,guru akan sentiasa
berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan kemahiran mereka, khususnya dalam
bidang IT. Ketrampilan dan keperibadian yang mulia akan tetap menjadi tunjang
dan ikutan utama.
c.
Ketiga
Penggunaan
komputer dan internet dapat mengurangkan beban tugas guru dan murid di samping
setiap kerja dapat dilakukan dengan kemas, teratur dan sistematik.
d. Keempat
Internet
sangat bermanfaat kepada guru dan murid khususnya dalam menghadapi IT dan era
globalisasi. Perhatian dalam pembelajaran oleh setiap ahli masyarakat,
khususnya warga pendidik.
Di tengah
canggihnya kemajuan internet di bidang
pendidikan negara-negara lain, ternyata Indonesia juga tetap mampu berkontribusi
untuk mentransformasi pendidikan di dalam kelas. Tantangan
dari pemanfaatan TIK di pendidikan ini justru bagaimana membuat
materi pelajaran di sekolah yang susah dan tidak disenangi siswa
menjadi menarik. Departemen Pendidikan seharusnya menekankan pemanfaatan
TIK di Indonesia itu ke arah content sehingga siswa Indonesia
menemukan kegembiraan dalam belajar.
Penggunaan ICT untuk pendidikan, bukanlah memindahkan
teks buku ke
internet atau media lain. Justru yang harus dilakukan bagaimana membuat
materi pelajaran itu sangat mudah dicerna. Ini bisa mudah
dikembangkan dengan menggunakan animasi yang benar-benar bisa disenangi
dan dipahami siswa.
0 komentar:
Posting Komentar