Pengambilan Keputusan Individu

Robin (1991) mengemukakan model-model pengambilan keputusan individual, dengan pendekatan contongency (model pengambilan keputusan yang dipilih dan diguanakan sesuai dengan situasi tertentu, antara lain sebagai berikut :
(1).The Satisficing Model
Esensi dari the satisficing model, pada saat dihadapkan pada masalah kompleks, pengambil keputusan berusaha menyederhanakan masalah-masalah pelik sampai pada tingkat dimana dia siap untuk memahaminya. Dalam model ini pembatasan proses pemikiran diarahkan pada pengambilan keputusan dengan bounded rationality (rasionalitas terbatas), yaitu proses penyederhanaan model dengan mengambil inti masalah yang paling esensial tanpa melibatkan seluruh permasalahan yang konkrit

Rasionalitas terbatas adalah batas-batas pemikiran yang memaksa orang membatasi pandangan mereka atas masalah dan situasi. Pemikiran itu terbatas, karena pikiran manusia tidak memiliki kemampuan untuk memisahkan dan mengolah informasi yang bertumpuk. Bagi para pengambil keputusan, daripada mempertimbangkan enam atau delapan alternatif, lebih baik cukup bekerja dengan dua atau tiga alternatif untuk mencegah kekacauan. Pada dasarnya, manusia sudah berpikir logis dan rasional, tetapi dalam batas-batas yang sempit.

Langkah-langkah model pengambilan keputusan ini (the satisficing model) adalah sebagai berikut :

  1. Penetapan tujuan pengambilan keputusan berkaitan dengan adanya masalah tertentu
  2. Menyederhanakan masalah
  3. Penetapan standar minimum dari serangkaian kriteria keputusan
  4. Mengidentifikasi serangkaian alternatif yang dibatasi
  5. Menganalisis dan membandingkan setiap alternatif, apakah memenuhi kendala, lebih besar atau sama dengan standar minimum dari serangkaian keputusan
  6. Apakah alternatif yang memenuhi syarat itu ada ?
  7. Jika ya, pilih salah satu alternatif yang dianggap terbaik
  8. Jika tidak, dilakukan kembali pencarian alternatif seperti pada langkah kelima


(2).The Optimizing Decision Making Model
Dalam model ini, decesion maker yang penuh keyakinan berusaha menyusun alternatif-alternatif, memperhitungkan untung rugi dari setiap alternatif itu terhadap tujuan organisasi. Setelah itu, diperkirakan kemungkinan timbulnya bermacam-macam kerjadian di kemudian hari, mempertimbangkan dampak dari kejadian-kejadian itu terhadap alternatif-alternatif yang telah dirumuskan, dan menyusun urut-urutannya secara sistematis sesuai prioritas. Barulah dibuat keputusan yang dianggap sudah optimal karena telah memperhitungkan semua faktor yang berkaitan dengan keputusan tersebut.

Model ini menggambarkan bagaimana individu harus memaksimalkan hasil dari keputusan yang diambilnya. Lima tahap/langkah yang harus diikuti, baik secara implisit maupun eksplisit dalam proses keputusan menurut model ini, yaitu :
  1. Tegaskan kebutuhan untuk suatu keputusan
  2. Identifikasi kriteria keputusan
  3. Alokasi bobot nilai pada kriteria
  4. Kembangkan berbagai alternatif
  5. Evaluasi alternatif-alternatif tersebut di atas
  6. Pilih alternatif terbaik

(3).The Implicit Favorite Model
Model ini dirancang dalam kaitan dengan keputusan kompleks dan tidak rutin. Model ini menyangkut proses penyederhanaan masalah yang kompleks oleh individu pembuat keputusan. Bedanya dengan satisficing model, bahwa model ini tidak memasuki tahap pengambilan keputusan melalui pengevaluasian alternatif yang cukup sulit karena perlu rasional dan obyektif.

(4).The Intuitive Model
The intuitive decesion making didefinisikan sebagai suatu proses bawah sadar/tidak sadar yang timbul atau tercipta akibat pengalaman yang terseleksi. Model ini tidak berarti sama sekali dilaksanakan tanpa analisis rasional. Irasional dan rasional saling melengkapi dalam proses keputusan. Terdapat dua pendekatan dalam menggunakan model ini, yaitu :
  • A  front end approach
Pengambil keputusan mencoba untuk menghindari menganalisis masalah secara sistematis. Di sini intuisi diberi kekuasaan penuh untuk mengembangkan suatu gagasan yang mencoba untuk memunculkan kemungkinan-kemungkinan yang luar biasa. Jadi keputusan tidak dibangun dari data yang lalu.
  • A back end approach
Pengambilan keputusan menggunakan intuisi dengan bersandar pad analisis, rasional, untuk mengidentifikan dan mengalikasi bobot nilai kriteria. Seperti halnya untuk mengambang dan mengevalusi berbagai alterantif. Pada saat tahap ini sudah dilaksanakan, si pengambil keputusan beristirahat  satu atau dua hari dari kegiatan keputusan ini, sebelum menentukan pilihan keputusan akhir (final).

0 komentar:

Posting Komentar

 

Serba Ada Blog Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger