Tidak syak lagi, para pengulas terdahulu, tidak mampu melihat adanya
gagasan, bahwa bentuk manusia bisa jadi telah mengalami transformasi. Meskipun
demikian, mereka berkehendak untuk mengakui bahwa perubahan-perubahan mungkin
saja benar-benar telah terjadi dan
mereka mengakui kemajuan tahapan-tahapan disepanjang perkembangan embrionik,
suatu gejala yang biasa teramati pada seluruh kurun waktu dalam sejarah.
Meskipun demikian hanya pada masa kita inilah, sains modern mengizinkan kita
untuk sepenuhnya memahami arti ayat-ayat al-qur’an yang menunjuk kepada
tahapan-tahapan berurutan dari perkembangan embrionik di dalam rahim.
Pada saat ini memang kita bisa bertaya-tanya apakah
perujukan-perujukan yang ditujukan kepada tahap-tahap berurutan dari
perkembangan manusia, paling ridak pada beberapa ayat, tidak melampaui sekadar
pertumbuhan embrionik sedemikian, sehingga mencakup transformasi-transformasi
morfologi manusia yang terjadi selama berabad-abad. Kemajuan
perubahan-perubahan itu telah secara resmi dibuktikan oleh palenteologi dan
buktinya sangat banyak sehingga tidak perlu lagi untuk mempertanyakannya.
Kemudian tibalah bom darwin
yang melalui pemuntiran terang-terangan teori darwin oleh para pengikut awalnya
mengekstrapolasikan pengertian tentang suatu evolusi yang bisa diterapkan atas
manusia, meskipun tingkat evolusinya belum lagi dibuktikan di dalam dunnia
hewan. Dalam hal darwin
teori tersebut di dorong sampai ke tingkat ekstrim sedemikian sehingga para
penelliti mengklaim sebagai telah memiliki bukti bahwa manusia berasal dari
kera suatu gagasan yang bahkan pada masa sekarang, tak seorang ahli
paleontologi terhormat sekalipun membktikannya. Meski demikian rerdapat satu
jurang yang sangat senjang di antara konsep tentang manusia yang berasal dari
kera.
0 komentar:
Posting Komentar