Manusia adalah makhluk social, artinya
manusia hanya akan menjadi apa dan siapa bergantung ia bergaul dengan siapa.
Manusia tidak bisa hidup sendirian, sebab jika hanya sendirian ia tidak
“menjadi” manusia. Dalam pergaulan hidup, manusia menduduki fungsi
yangbermacam-macam. Di satu sisi ia menjadi anak buah, tetapi di sisi lain ia
adalah pemimpin. Di satu sisi ia adalah ayah atau ibu, tetapi di sisi lain ia
adalah anak. Di satu sisi ia adalah kakak, tetapi di sisi lain ia adalah adik.
Demikian juga dalam posisi guru dan murid, kawan dan lawan, buruh dan majikan,
besar dan kecil,mantu dan mertua dan seterusnya. Dalam hubungan antar manusia
(interpersonal), ada pemimpin yang sangat dipatuhi dan dihormati
Rakyatnya, ada juga yang hanya ditakuti
bukan dihormati, begitupunguru atau orang tua, ada yang dipatuhi dan dihormati
, ada juga orang tua dan guru yang tidak dipatuhi dan tidak pula dihormati.
Mengapa terjadi demikian ?
1. Teori Transaksional
(model Pertukaran Sosial)
Menurut teori ini, hubungan antar
manusia (interpersonal) itu berlangsung mengikuti kaidah transaksional, yaitu
apakah masing-masing merasa memperoleh keuntungan dalam transaksinya atau malah
merugi. Jika merasa memperoleh keuntungan maka hubungan itu pastimulus, tetapi
jika merasa rugi maka hubungan itu akan terganggu , putus, atau bahkan berubah
menjadi permusuhan.
Demikian juga rakyat dan pemimpin,
suami- isteri, mantu – mertua direktur-anak buah, guru-murid, mereka berfikir;
kontribusi mereka sebanding dengan keuntungan yang diperoleh atau malah rugi.
Demikian juga hubungan antara daerah dengan pusat, antara satu entitas dengan
entitas lain.
2. Teori Peran
Menurut teori ini, sebenarnya dalam
pergaulan sosial itu sudah ada skenari yang disusun oleh masyarakat, yang
mengatur apa dan bagaimana peran setiap orang dalam pergaulannya. Dalam
skenario itu sudah `tertulis” seorang Presiden harus bagaimana, seorang
gubernur harus bagaimana, seorang guru harus bagaimana, murid harusbagaimana.
Demikian juga sudah tertulis peran apa yang harus dilakukan oleh suami, isteri,
ayah, ibu, anak, mantu, mertua dan seterusnya. Menurut teori ini, jika
seseorang mematuhi skenario,maka hidupnya akan harmoni tetapi jika menyalahi
skenario, maka ia akan dicemooh oleh penonton dan ditegur sutradara. Dalam era
reformasi sekarang ini nampak sekali pemimpin yang menyalahi scenario sehingga
sering didemo public
Menurut teori ini, klassifikasi manusia
itu hanya terbagi tiga, yaitu anak-anak, orang dewasa dan orang tua. Anak-anak
itu manja, tidak ngerti tanggungjawab, dan jika permintaanya tidak segera
dipenuhi ia akan nangis terguling-guling atau ngambek. Sedangkan orang dewasa,
ia lugas dan sadar akan tanggungjawab, sadar akibat dan sadar resiko. Adapun
orang tua, ia selalu memaklumi kesalahan orang lain dan menyayangi mereka.
Tidak ada orang yang merasa aneh melihat anak kecil menangis terguling-guling
ketika minta eskrim tidak dipenuhi, tetapi orang akan heran jika ada orang tua
yang masih kekanak-kanakan. Suasana rumah tangga juga ditentukan oleh bagaimana
kesesuaian orang dewasa dan orang tua dengan sikap dan perilaku yang semestinya
ditunjukkan. Jika tidak maka suasana pasti runyam. Demikian juga hubungan
antara pusat dan daerah, antaraatasan dan bawahan. Aparat Pemerintah mestilah
bersikap dewasa, Presiden dan Ketua MPR mestilah jadi orang tua.
0 komentar:
Posting Komentar