Generasi Inovasi Menurut Marinova dan Phillimore

Hampir sama dengan model Rothwell yaitu 5 generasi model inovasi maka dalam model Marinova dan Phillimore mengutarakan 6 tipologi inovasi yaitu:
(1)         Generasi Pertama – Model Black Box.
Tanpa memandang akan pentingnya pengakuan secara luas alokasi sumber daya dalam semua bidang kegiatan manusia, ilmu pengetahuan ekonomi, penelitian dan pengembangan dan inovasi, telah terbelakang selama puluhan tahun di bidang penelitian. Model Black Box dipinjam oleh cybernetics dan menyatakan bahwa proses inovasi itu sendiri tidak penting dan bahwa satu – satunya hal yang diperhitungkan adalah input dan output. Model ini menempatka inovasi sebagai aktivitas ekonomi perusahaan yang penting. Model inovasi Black Box ini muncul bersama dengan dan berdampingan dengan teori – teori sosiologis ilmu yang menekankan pentingnya otonomi ilmiah dan pentingnya kemerdekaan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Model Black Box dan keengganan para ekonom dan peneliti lainnya untuk mengatasi hubungan antara ilmu pengetahuan, teknologi dan pembangunan industri adalah karena adanya faktor utama pada kurangnya pada kebijakan publik yang mendorong inovasi.

(2)         Generasi Kedua - Model Linier (termasuk tarikan kebutuhan dan dorongan teknologi).
Pada tahun 1960 – an dan 1970 – an menjadi saksi atas terbuktinya bahwa Black Box dalam inovasi membuat para peneliti menjadi tertarik pada proses tertentu yang menghasilkan teknologi baru dan pembelajaran yang terlibat dalam perubahan teknologi. Gambaran inovasi linier pertama memfokuskan pada kebaruan teknologi sebagai sebuah kekuatan pendorong untuk inovasi. Model linier “tarikan kebutuhan” (need pull) atau model “dikendalikan pasar” dikembangkan tidak lama setelah diakuinya pentingnya pasar dan tuntutan konsumen potensial atas teknologi. Dikotomi technology - push/ need-pull  digunakan untuk  tidak hanya  menjelaskan berhasil apa tidaknya berbagai macam  teknologi baru  tetapi juga memperkenalkan sejumlah  kasus kegagalan. Sebuah konsep yang terkait dengan model linier adalah yang disebut”hambatan untuk inovasi” atau faktor yang telah menghambat adopti teknologi baru.. Meskipun sangat jelas dan mudah dimengerti, tetapi model linier juga terlalu banyak memiliki penyimpangan dari realitas. Dengan adanya penyimpangan atau kelemahan ini maka model linier ini segera diganti dengan model yang lebih canggih.

(3)     Generasi Ketiga – Model Interaktif (termasuk model coupling dan integrasi).
               Model linier dianggap sebagai gambaran yang sangat sederhana dari interaksi umumnya kompleks antara ilmu pengetahuan, teknologi dan pasar. Terdapat sebuah kebutuhan untuk memahami lebih dalam dan lebih deskripsi atas semua aspek dan para aktor dari proses sebuah inovasi. Rothwell dan Zegveld menyatakan bahwa “pola keseluruhan proses inovasi dapat dianggap sebagai sebuah jaringan yang kompleks atas jalur komunikasi baik intra organisasi dan ekstra organisasi yang menghubungkan berbagai fungsi dan menghubungkan berbagai perusahaan dengan komunitas nasyarakat ilmiah dan teknologi lebih luas ke pasar”. Beiji menekankan pada model interaktif, inovasi tidak lagi menjadi produk akhir dari tahap akhir kegiatan tetapi dapat terjadi di berbagai tempat seluruh proses tersebut. Hal ini dapat berulang (circular) disbanding berurutan.
               Kekuatan utama dari model interaktif adalah penjelasan dari beberapa interaksi yang diperlukan untuk keberhasilandari sebuah inovasi. Model interaktif menarik perhatian para peneliti terhadap jarak antara ide – ide teknologi baru dan hasil ekonomi. Model interaktif adalah upaya untuk membawa bersama – sama dorongan teknologi dan tarikan pendekatan pasar menjadi model inovasi komprehensif dan sebagai hasilnya meberikan pendekatan yang lebih lengkap dan bernuansa ke isu faktor dan pemain yang terlibat dalam inovasi.

(4)     Generasi Keempat – Model Sistem (termasuk jaringan kerja dan sistem inovasi nasional).
               Kompleksitas inovasi membutuhkan interaksi yang tidak hanya dari spectrum yang luas dari dalam perusahaan tetapi juga dari kerjasama antar perusahaan tersebut. Mekanisme hierarki yang mapan tampaknya berhenti dan di dalamnya banyak kasus yang digantikan oleh entitas baru yang saling bersilangan antara batas organisasi dengan entitas pasar. Fokus utama dari pendekatan model sistem ini adalah bahwa inovasi sebagai sebuah sistem yang mencakup penekanan pada interaksi, antar keterhubungan (inter connectedness) dan sinergi. Model sistem ini memberikan pendapat bahwa perusahaan – perusahaan yang tidak memiliki sumber daya besar untuk mengembangkan inovasi dalam perusahaan bias mendapatkan keuntungan dari membangun hubungan dengan jaringan perusahaan dan organisasi lain.
         Hobday merangkum mengenai keuntungan dari metode sistem yaitu:
a.       Kelompok perusahaan kecil dapat mempertahankan teknologi terdepan dengan menggunakan dukungan dari organisasi lain.
b.      Akumulasi keterampilan dan pembelajaran kolektif terjadi di dalam jaringan dan bermanfaat bagi semua peserta.
c.       Jaringan mempromosikan arus individu “kunci” antara perusahaan.
d.      Keterampilan dapat dikombinasikan dan dikembangkan kembali untuk mengatasi kemacetan.
e.       Inovasi waktu dan biaya dapat dapat dikurangi.
f.       Jaringan menyediakan pintu masuk ke industri bagi perusahaan kecil yang inovatif.
g.      Perusahaan individu dalam jaringan beroperasi dengan fleksibilitas tinggi dan dengan cara biaya rendah termasuk overhead yang kecil.
Model system yang paling terkenal adalah system nasional inovasi misalnya Freeman, Lundvall dan Nelson. Kekuatan utama dari model ini adalah dalam menjelaskan tempat dan peran perusahaan kecil dalam inovasi dan bagaimana mereka dapat bertahan dalam berkompetisi dan tekanan dari perusahaan besar. Efek sinergis dari jaringan inovasi menjelaskan kapasitas mereka untuk menghasilkan efek positif.

(5)     Generasi Kelima – Model Evolusi.
               Menurut Saviotti kebutuhan untuk pendekatan evolusi dalam ekonomi diusulkan atas dasar sejumlah kegagalan dalam neoklasik ekonomi termasuk ketidakmampuan untuk menangani dinamis perubahan kualitatif dan fitur internal inovasi teknologi. Hodgson berpendapat bahwa metafora mekanik yang diadopsi dalam pemikiran ekonomi ortodoks memiliki kekuatan penjelasan yang lemah.
               Saviotti menjelaskan konsep – konsep kunci dalam pendekatan evolusioner untuk inovasi adalah sebagai berikut:
a.       Generasi keragaman inovasi dianggap sebagai yang setara dengan mutasi.
b.      Seleksi proses seleksi dilakukan bersama – sama dengan mekanisme yang menghasilkan berbagai keragaman.
c.       Reproduksi dan pewarisan perusahaan yang dianggap sebagai organisasi yang memproduksi dan pewarisan dinyatakan dalam kesinambungan dimana organisasi membuat keputusan, mengembangkan produk dan umumnya dalam melakukan bisnis mereka.
d.      Daya tahan dan adaptasi. Prinsip Darwin “survival of the fittest” dicerminkan oleh kecenderungan unit ekonomi untuk menjadi sukses dalam suatu lingkungan tertentu.
e.       Perspektif populasi keragaman merupakan komponen penting untuk proses evolusi.
f.       Interaksi dasar ini terutama mencakup terutama kompetisi (antara produk atau perusahaan) dan merupakan interaksi paling banyak dipelajari dalam ilmu ekonomi.
g.      Lingkungan yang eksternal elemen kunci dalam pendekatan evolusi.
Model evolusi ini tertantang oleh konsep utama dari teori ekonomi yang secara tradisional berfokus pada keseimbangan pasar dan informasi lengkap. Pendekatan baru ini menjelaskan bahwa inovasi dengan definisi melibatkan perubahan dan keputusan yang dibuat tidak hanya pada harga.

(6)     Generasi Keenam – Innovation Milieux.
               Pentingnya lokasi geografis untukmelahirkan pengetahuan baru memunculkan model innovation milieux. Konsep ini adalah kontribusi utama bagi geografis, ekonomi regional dan perencanaan perkotaan dengan bidang yang secara tradisional telah dipelajari oleh ekonom dan sosiolog. Penjelasan dari Camagni mengenai innovation milieux terdapat komponen – komponen yaitu:
a.       Suatu system yang produktif, misalnya perusahaan yang inovatif.
b.      Hubungan teritorial yang aktif, misalnya antar perusahaan dan interaksi antar organisasi mendorong inovasi.
c.       Pelaku dari berbagai wilayah sosio-ekonomi, misalnya swasta lokal atau institusi publik mendukung inovasi.
d.      Kebudayaan tertentu dan proses representasi.
e.       Proses pembelajaran kolektif tingkat lokal yang dinamis.

Camagni dan Capello menekankan bahwa interaksi menciptakan lingkungan inovasi tidak harus didasarkan pada  mekanisme pasar tetapi juga mencakup gerakan dan pertukaran barang, jasa, informasi, orang dan ide. Selain komponen yang produktif lingkungan kerja baru – baru ini faktor lainnya yang telah mulai berdampak pada kapasitas lokasi agar perusahaan menghasilkan inovasi baru. Konsep innovation milieux membantu menjelaskan keberhasilan usaha kecil dan menengah yang pada umumnya kekurangan sumber daya untuk mempertahankan strategi. Model ini juga menjelaskan mengapa lokasi tertentu memberikan dan melahirkan sejumlah perusahaan kecil yang inovatif yang letaknya berdekatan dan berbagi budaya dan etos bisnis serupa.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Serba Ada Blog Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger