Ada dua ciri umum pertahanan diri, yaitu:
- Mereka menyangkal, memalsukan dan mendistorsikan kenyataan.
- Mereka bekerja secara tidak sadar sehingga kadang orangnya tidak mengetahui yang sedang terjadi.
Ø REPRESI:
Menekan kemunculan dorongan dan pikiran-pikiran yang
tidak dapat diterima ego ke alam bawah sadar. Biasanya berhubungan dengan suatu
objek atau pengalaman yang menimbulkan ketidaknyamanan. Secara tidak sadar
melupakan pengalaman yang tidak menyenangkan untuk diingat.
Ø PROYEKSI:
Menganggap orang lain memiliki perasaan terhadap dirinya yang sebenarnya
merepresentasikan dari perasaan sesungguhnya yang dia miliki terhadap orang
tersebut. Misalnya untuk mengatakan “Saya membenci dia”, diubah menjadi “Dia
membenci saya”.
Ø REAKSI
FORMASI: Menganggap memiliki perasaan terhadap orang lain yang
sebaliknya dari perasaan dirinya terhadap orang tersebut. Misalnya untuk
mengatakan “Saya suka dia” merubahnya menjadi “Saya benci dia”.
Ø RASIONALISASI:
Mencoba mengungkapkan alasan rasional yang dapat diterima secara sosial dan
menjadi percaya bahwa suatu kondisi yang bertentangan dengan apa yang
diinginkan sesungguhnya adalah hal yang memang diinginkannya. Misalnya karena
tidak berhasil mendapatkan tiket nonton sepakbola, lalu mengatakan bahwa
sebenarnya dia tidak tertarik untuk pergi.
Ø REGRESI:
Kembali kepada tahap perkembangan yang lebih awal. Misalnya anak yang takut
masuk sekolah di hari pertama bisa melakukan perilaku infantil seperti
menangis, mengisap ibu jari, berpegangan pada guru atau duduk di pojok kelas.
Regresi biasanya akan kembali pada tahap perkembangan yang mengalami fiksasi.
Ø FIKSASI:
Berhenti pada satu tahap perkembangan karena menganggap tahap berikutnya penuh
kecemasan. Misalnya anak yang sangat tergantung pada orang lain, kecemasan
menghambat untuk mandiri.
0 komentar:
Posting Komentar