Mengembangkan Cita-Cita / Aspirasi Dalam Belajar

Cita-cita adalah sesuatu yang dikejar oleh seseorang. Kegiatan-kegiatan seseorang, utamanya kegiatan belajar. Lebih banyak teraksentuasi pada pengejaran dan atau pencapaian cita-cita atau aspirasi tersebut. Maka dari itu cita-cita atau sapirasi tersebut harus senantiasa dikembangkan dalam pembelajaran.

Penjurusan yang ada disekolah-sekolah kita, tidak lain adalah demi penampungan aspirasi dan cita-cita yang berbeda dari masing-masing pembelajar. Demikian juga dengan adanya kurikulum muatan tokal, yang antara daerah yang satu dengan yang lain berbeda, adalah dalam rangka menampung aspirasi dan cita-cita yang berbeda antara, pembelajar didaerah satu dengan daerah lainnya. Persoalannya adalah, apakah memang benar bahwa dalam pemilihan jurusan tersebut memang benar-benar sesuai dengan cita-cita dan aspirasi pembelajar ? mengingat yang menjadi pertimbangan dalam penjurusan tersebut tidak semata-mata cita-cita dan aspirasi melainkan banyak hal lain seperti daya tampung masing-masing jurusan, tersedia tidaknya prasarana dan sarana.

Aspirasi / cita-cita dapat dikembangkan dalam belajar pembelajaran, dengan beberapa langkah sebagai berikut :
a.       Kenalilah aspirasi dan cita-cita pembelajar. Pengenalan ini dapat dilakukan dengan melalm penyebaran daftar isian yang dapat memuat sejumlah cita-cita atau aspirasi pembelajar. Dari sejumlah aspirasi atau cita-cita tersebut, pembelajar masih diliarapkan anak  merangking dari yang paling diminaati sampai dengan yang paling tidak diminati. Pengenalan aspirasi ini dapat dilakukan dengan mengadakan tes minat kepada pembelajar. Dengan tes minat, akan diketabui jenis-jenis pekerjaan apa dimasa depan yang paling diminati dan menjadi cita-cita pembelajar.
b.      Hasil pengenalan atas cita-cita aspirasi tersebut dapat dikomunikasikan kepada siswa dan orangmanya. Orang tua ini patut juga diberi tahu, agar tidak memaksakan kehendaknya kepada putra-putrinya, karena mungkin pembelajar tersebut mempunyai cita-cita atau aspirasi yang berbeda dengan orangtuanya.
c.       Sediakan program-program yang dapat mengembanglum aspirasi dan cita cita tersebut. Setelah program-program tersebut disediakan, barulah para pembelajar diberi kesempatan untuk mengambil program yang sesuai dengan aspirasi dan cita-citanya. Persoalannya hanyalah, apakah mungkin hat demikian dilakukan disekolah-sekolah kita mengingat kurikulum yang tersentralkan dari pusat ?

Jenis Motivasi Yang Didasarkan Motif Primer Dan Sekunder Motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :


1.      Motivasi Primer
Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. Manusia adalah makluk berjasmani, sehingga perilakunya terpengaruh oleh tasting atau kebutuhan jasmaninya.

Ahli lain, Freud berpendapat bahwa insting memiliki empat ciri, yaitu tekanan, sasaran, objek dan sumber.tekanan adalah kekuatan yang memotivasi individu amok bertingkah laku. Semakin besar energi dalana insting, maka tekanan terhadap individu semakin besar. Sasaran insting adalah kepuasan atau kesenangan. Kepuasan tercapai, bila tekanan energi dalam insting berkurang. Sebagai ilustrasi, keinginan makan berkurang bila individu masih kenyang. Objek insting adalah hal-hal yang mermaskan insting. Hal-hal yang memutuskan insting tersebut dapat berasal dari luar individu atau dari dalam individu. Adapun sumber insting adalah keadaan kejasmaniah individu. Segenap insting manusia dapat di bedakan menjadi dua jenis, yaitu insting kehidupan (life instinest ) dan insting kematian (death instinest ). Insting kehidupan terdiri dari insting yang bertujuan memelihara kelangsungan hidup. lnsting kehidupan tersebut berupa makan. minum, istirahat dan memelihara keturunan. Insting kematian tertuju pada penghancuran seperti, merusak, menganiaya, atau membunuh orang lain atau diri sendiri. Menurut Freud energi bekerja memelihara keseimbangan fisik. Insting bekerja seumur hidup. Yang mengalami perubahan adalah cara pemuasan atau objek pemuasan.

2.      Motivasi Sekunder
Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Hal ini berbeda dengan motivasi primer. Sebagai ilusirasi, orang yang  lapar akan tertarik pada makanan tanpa berpikir. Untuk memperoleh makanan tersebut orang harus bekerja terlebih dahulu. Agar dapat bekerja dengan baik, orang harus belajar bekerja. Bekerja dengan haik merupakan motivasi sekunder, bila orang bekerja dengan baik, maka ia memperoleh gaji berupa uang. Uang tersebut berupa penguat motivasi sekunder, Uang merupakan penguat unnum. Setelah in bekerja dengan baik maka ia dapat membeli makanan untuk menghilangkan rasa lapar.

Menurut beberapa ahli, manusia adalah makluk sosial. Perilakunya tidak hanya terpengaruh oleh faktor biologis saja. Tetapi juga faktor-faktor sosial. Perilaku manusia terpengaruh oleh tiga komponen penting seperti afektif, koqnitif, dan konatif.  Komponen afektif adalah aspek emosional. komponen ini terdiri dari motif sosial, sikap dan emosi. Komponen koqnitif adalah aspek intelektual yang terkait dengan pengetahuan. Komponan konatif adalah terkait dengan kemauan dan kebiasaan bertindak.

Perilaku motivasi sekunder juga terpengaruh oleh adanya sikap. Sikap adalah suatu motif yang dipelajari. Ciri-ciri sikap, yakni :
-          merupakan kecenderungan berpikir, merasa, kemudian bertindak
-          memiliki daya dorong bertindak
-          relatif bersikap tetap
-          kecenderungan melakukan penilaian
-          dapat timbul dari dari pengalaman, dapat dipelajari atau berubah.

Perilaku juga terpengaruh oleh emosi. Emosi menunjukkan adanya sejenis kegoncangan seseorang. Kegoncangan tersebut disertai proses jasmani, perilaku dan kesadaran. Emosi memiliki fungsi sebagai pembangkit tenaga, pemberi informasi pada oranglain, pembawa pesan dalam hubungan dengan orang lain, sumber informasi tentang diri seseorang.

Perilaku juga terpengaruh oleh adanya pengetahuan yang dipercaya. Pengetahuan yang dipercaya tersebut adakalanya berdasarkan akal, ataupun tak berdasar akal sehat pengetahuan tersebut dapat mendorong terjadinya perilaku.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Serba Ada Blog Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger