Menurut
Robbins (2003:73) terdapat dua macam pendekatan yang secara luas dipergunakan
untuk melakukan pengukuran kepuasan kerja, yaitu sebagai berikut :
1.
Single Global Rating
Yaitu tidak lain dengan minta individu merespon atas satu pertanyaan
seperti : dengan mempertimbangkan semua hal, seberapa puas anda dengan
pekerjaan anda? Responden menjawab antara “Highly
Satisfied” dan “Highly Dissatisfied”.
2.
Summation Score
lebih canggih
Mengidentifikasi elemen kunci dalam pekerjaan dan menanyakan perasaan
pekerja tentang masing-masing elemen. Faktor spesifik yang diperhitungkan adalah sifat pekerjaan, supervisor, upah sekarang, kesempatan promosi dan hubungan dengan
kondisi kerja.
Sedangkan Greenberg dan Baron
(2003:151), menunjukkan adanya tiga cara untuk melakukan pengukuran kepuasan
kerja, yaitu sebagai berikut :
1.
Rating Scales dan
Kuesioner
Rating scales dan kuesioner merupakan pendekatan
pengukuran kepuasan kerja yang paling umum dipakai dengan menggunakan kuesioner dimana rating scales secara khusus disiapkan.
Dengan menggunakan metode ini, orang menjawab pertanyaan yang memungkinkan
mereka melaporkan reaksi mereka pada pekerjaan mereka.
2.
Critical Incidents
Disini individu menjelaskan kejadian yang menghubungkan pekerjaan mereka
yang mereka rasakan terutama memuaskan atau tidak memuaskan. Jawaban mereka
dipelajari untuk mengungkap tema yang mendasari. Sebagai contoh misalnya
apabila banyak pekerja menyebutkan
situasi di pekerjaan dimana mereka diperlakukan kasar oleh supervisor atau apabila pekerja memuji supervisor atas sensitifitas yang
ditunjukkan pada masa yang sulit, gaya
pengawasan memainkan peranan penting dalam kepuasan kerja mereka.
3.
Interviews
Interview merupakan prosedur pengukuran kepuasan kerja dengan melakukan
wawancara tatap muka dengan pekerja. Dengan menanyakan secara langsung tentang
sikap mereka, sering mungkin mengembangkan lebih mendalam dengan menggunakan
kuesioner yang sangat terstruktur. Dengan mengajukan pertanyaan secara
berhati-hati kepada pekerja dan mencatat jawabannya secara sistematis, hubungan
pekerjaan dengan sikap dapat dipelajari.
0 komentar:
Posting Komentar