Perhatian
mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori
belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin
terjadi belajar (Gage n Berliner, 1984: 335 ). Perhatian terhadap belajar akan
timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya.
Apabila
bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk
belajar lebih Ianjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan
membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. Apabila perhatian alami ini tidak
ada maka siswa perlu dibangkitkan perhatiannya.
Di
samping perhatian, motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam
kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan
aktivitas seseorang. Motivasi dapat dibandingkan dengan mesin dan kemudi pada
mobil (gage dan Berliner, 1984 : 372).
"Motivation
is the concept we use when we ddescribe the force action on or whitin an
organism yo initiate and direct behavior"
Demikian
menurut H.L. Petri (Petri, Herbet L, 1986: 3). Motivasi dapat merupakan tujuan
dan alat dalam pembelajaran. Sebagai tujuan, motivasi merupakan salah satu
tujuan dalam mengajar. Guru berharap bahwa siswa tertarik dalam kegiatan
intelektual dan estetik sampai kegiatan belajar berakhir. Sebagai alat,
motivasi merupakan salah satu faktor seperti halnya intelegensi dan hasil
belajar sebelumnya yang dapat menentukan keberhasilan belajar siswa dalam
bidang pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan.
Motivasi
mempunyai kaitan yang crat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap
sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan
demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut. Motivasi
juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianggap penting dalan, kehidupannya.
Perubahan nilai-nilai yang dianut akan mengubah tingkah laku manusia dan
motivasinya. Karenanya, bahan-bahan pelajaran yang disajikan hendaknya
disesuaikan dengan minat siswa dan tridak bertentangan dengan nilai-nilai yang
berlaku dalam masyarakat.
Sikap
siswa, seperti haInya motif menimbulkan dan mengarahkan aktivitasnya. Siswa
yang menyukai matematika akan merasa senang belajar matematika dan terdorong
untulk belajar lebih giat, demikian pula sebaliknya. Karenanya adalah kewajiban
bagi guru untuk bisa menanamkan sikap positif pada diri siswa terhadap mata
pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
Insentif,
suatu hadiah yang diharapkan diperoleh sudah melakukan kegiatan, dapat
menimbulkan motif. Hal ini merupakan dasar teori belajar B.F. Skinner dengan
operant conditioning-nya' (Hal ini dibkarakan lebih lanjut dalam prinsip
balikan dan penguatan).
Motivasi
dapat bersifat internal, artinya datang dari dirinya sendiri, dapat juga
bersifat eksternal yakni datang dari orang lain, dari guru, orang tua, teman
dan sebagainya. Motivasi juga dibedakan atas motif intrinsik dan motif
ekstrinsik. Motif intrinsik adalah tenaga pendorong yang sesuai dengan
perbuatan yang dilakukan. Sebagai contoh, seorang siswa yang dengan
sungguh-sungguh mempelajari mata pelajaran di sekolah karena ingin memiliki
pengetahuan yang dipelajarinya. Sedangkan motil ekstrinsik adalah tenaga
pendorong yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya tetapi menjadi
penyertaanya. Sebagai contoh, siswa belajar sungguh-sungguh bukan disebabkan
ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya telapi didorong oleh keinginan
naik kelas atau mendapat ijazah. Naik kelas dan mendapat ijazah adalah penyerta
dari keberhasilan belajar.
Motif
intrinsik dapat bersifat internal, datang dari diri sendiri, dapat juga
bersifat eksternal, datang dari luar. Motif ekstrinsik bisa bersifat eksternal,
walaupun lebih banyak bersifat ekstemal. Motif ekstrinsik dapat juga berubah
menjadi motif intrinsik yang disebut 'Iransformasi motir'. Sebagai contoh.
seorang siswa belajar di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LIPTK) karena
menuruti keinginan orang tuanya yang menginginkan anaknya menjadi guru.
Mula-mula motifnya adalah ekstrinsik, yaitu ingin menyenangkan orang tuanya,
tetapi setelah belajar heberapa lama di LPTK ia menyenangi pelajaran-pelajaran
yang digelutinya dan senang belajar untuk menjadi guru. Jadi motif pada siswa
itu yang semula ekstrinsik menjadi intrinsik.
Perhatian
Perhatian
erat sekali kaitannya dengan motivasi bahkan tidak dapat dipisahkan. Perhatian
ialah pemusatan energi psikis (fikiran dan perasaan) terhadap suatu objek.
Makin terpusat perhatian pada pelajaran, proses belajar makin baik dan hasilnya
akan makin haik pula. Oleh karena itu guru harus selalu berusaha supaya perhatian
siswa terpusat pada pelajaran. Memunculkan perhatian seseorang pada suatu objek
dapat diakibatkan oleh dua hal.
Pertama, orang itu
merasa bahwa objek tersebut mempunyai kaitan dengan dirinya umpamanya dengan
kebutuhan, cita cita, pengalaman, bakat, minat.
Kedua, Objek itu
sendiri dipandang memiliki sesuatu yang lain dari yang lain, atau yang lain
dari yang biasa, lain dari yang pada umumnya muncul.
Perhatikan
contoh kasus dibawah ini
1.
Rukiah, salah seorang siswa disuatu sekolah dasar
sangat tertarik dengan penjelasan ibu gurunya tentang perpindahan penduduk.
sehingga ia sungguh-sungguh memperhatikan pelajaran tersebut, karena ia pernah
dibawa orang tuanya bertransmigrasi.
2.
Sekelompok siswa disuatu sekolah dasar pada sutu waku
mengikuti pelajaran dengan penuh perhatian karena guru mengajarkan pelajaran
tersebut dengan menggunakan alat peraga yang sebelumnya guru tersebut belum
pernah melakukannya.
3.
Sekelompok siswa sedang asyik mengerjakan tugas
kelompok, dalam pelajaran IPA. KeRhatannya mereka sangat sungguh-sungguh
menerjakan tugas tersebut. Biasanya mereka belajar cukup mendengarkan ceramah
dari guru.
Ketiga
contoh diatas menggambarkan siswa yang belajar dengan penuh perhatian akan
tetapi penyebabnya berbeda.
Contoh
pertama, Rukiah belajar dengan penuh perhatian. Karena pelajaran
tersebut memiliki kaitan dengan pengalamannya. Pelajaran tersebut ada kaitan
dengan diri siswa. Pada contoh kedua, siswa belajar dengan penuh
perhatian, karena guru mengajar dengan menggunakan alat peraga, (cara guru
mengajar lain dan kebiasaannya)
Demikian
pula contoh ketiga, siswa belajar dengan penuh perhatian Karena guru
menggunakan metode yang bervariasi tidak hanya ceramah).
Dari
uraian dan contoh diatas dapat disimpulkan, bahwa :
1.
Belajar dengan permh perhatian pada pelajaran yang
sedang dipelajari, proses dan hasilnya akan lebih baik.
2.
Upaya guru memumbuhkan dan meningkatkan perhatian
siswa terhadap pelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
a.
Mengaitkan pelajaran dengan pengalaman, kebutuhan,
cita-cita, bakat atau minat siswa.
b.
Menciptakan situasi pembelajaran yang tidak monoton.
Umpamanya penggunaan metode mengajar yang bervariasi, penggunaan media, tempat
belajar tidak terpaku hanya didalam kelas saja.
Coba
anda pilih salah satu pokok bahasan dari salah satu mata pelajaran yang biasa
anda ajarkan. Kemukakan upaya apa yang harus anda lakukan untuk:
1.
Menarik perhalian siswa dengan cara mengailkan
pelajaran tersebut dengan diri siswa (umpamanya dengan pengalaman mereka).
2.
Menarik perhatian siswa dengan cara menciptakan situasi
pembelajaran yang bervariasi (umpamanya dalam penggunaan metode mengajar)
0 komentar:
Posting Komentar