Proses komunikasi pada awalnya dibagi menjadi dua
kategori, yakni komunikasi antarpesona dan komunikasi massa (Blake &
Haroldsen, 1979: 32). Sejalan dengan
perkembangan teknologi komunikasi, media komunikasi massa pun semakin canggih
dan kompleks, serta memiliki kekuatan yang lebih dari masa-masa sebelumnya,
terutama dalam hal menjangkau komunikan. Sebagaimana dikemukakan Marshall
Mcluhan, kita sekarang hidup dalam desa dunia (global village), karena
media massa modern memungkinkan berjuta-juta orang di seluruh dunia untuk
berkomunikasi ke hamper setiap pelosok dunia.
1.
Pengertian
Komunikasi Massa
Definisi
komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat, 2003:
188), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui
media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is message
communicated through a mass medium to a large number of people).
Menurut
Gerbner (1967) “Mass communication is the tehnologically and institutionally
based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of
messages in industrial societies”. (Komunikasi massa adalah produksi dan
distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang
kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industry (Rakhmat,
2003: 188). Dari definisi Gerbner tergambar bahwa komunikasi massa itu
menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan,
didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu
yang tetap. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan,
melainkan harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu,
sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat
industri.
2.
Media
Massa Modern
Seiring dengan perkembangan teknologi dan
sosial budaya, telah berkembang media-media lain yang kemudian dikelompokkan ke
dalam media massa seperti internet dan telepon selular. Media massa yang lebih
modern ini memiliki ciri-ciri seperti:
a. Sumber
dapat mentransmisikan pesannya kepada banyak penerima (misalnya melalui SMS
atau internet).
b. Isi
pesan tidak hanya disediakan oleh lembaga atau organisasi namun juga oleh
individual.
c. Tidak
ada perantara, interaksi terjadi pada individu.
d. Komunikasi
mengalir (berlangsung) ke dalam.
e. Penerima
yang menentukan waktu interaksi. (Bungin, 2008: 107-108)
Menurut Laquey (1997), internet merupakan
jaringan longgar dari ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh
dunia. Misi awalnya adalah menyediakan sarana bagi para peneliti untuk
mengakses data dari sejumlah sumber daya perangkat keras komputer yang mahal.
Namun, sekarang internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat
cepat dan efektif, sehingga telah menyimpang jauh dari misi awalnya. Dewasa
ini, internet telah tumbuh menjadi sedemikian besar dan berdaya sebagai alat
informasi dan komunikasi yang tak dapat diabaikan. Menurut Laquey, internet
adalah perkakas sempurna untuk menyiagakan dan mengumpulkan sejumlah besar
orang secara elektronis. Informasi mengenai suatu peristiwa tertentu dapat
ditransmisikan secara langsung, sehingga membuatnya menjadi suatu piranti
meriah yang sangat efektif. Banyak sekali forum yang tersedia untuk tujuan
istimewa ini.
3.
Fungsi
Komunikasi Massa
Fungsi komunikasi
massa menurut Dominick (2001) terdiri dari:
a.
Surveillance (Pengawasan)
Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk
utama: (a) warning or beware surveillance (pengawasan peringatan); (b) instrumental
surveillance (pengawasan instrumental). (Elvinaro, 2007: 15) Fungsi
pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang
ancaman dari angin topan, meletusnya gunung merapi, kondisi yang memprihatinkan,
tayangan inflasi atau adanya serangan militer. Fungsi pengawasan instrumental
adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat
membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. Berita tentang film apa yang
sedang dimainkan di bioskop, bagaimana harga-harga saham di bursa efek,
produk-produk baru, ide-ide tentang mode, resep masakan dan sebagainya, adalah
contoh-contoh pengawasan instrumental.
b.
Interpretation (Penafsiran)
Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan.
Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan
penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media
memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan. Tujuan
penafsiran media ingin mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas
wawasan dan membahasnya lebih lanjut
dalam komunikasi antarpersona atau komunikasi kelompok. (Elvinaro, 2007:
15-16)
c.
Linkage
(Pertalian)
Media
massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk
linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang
sesuatu. (Elvinaro, 2007: 16) Contoh kasus di indonesia adalah kasus Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) yang sebelumnya menjabat menko polkam dalam jajaran
kabinet gotong royong presiden Megawati Soekarnoputri. Ketika beliau jarang
diajak rapat kabinet dan kemudian mengundurkan diri, maka tayangan beritanya di
televisi, radio siaran dan surat kabar telah menaikkan pamor partai demokrat
yang mencalonkan sby sebagai presiden.
Dalam pemilu 2004 lalu, perolehan suara partai demokrat mencuat dan mengalahkan
partai besar sebelumnya. Masyarakat yang tersebar telah dipertalikan oleh media
massa untuk memilih partai demokrat. Kelompok-kelompok yang memiliki
kepentingan yang sama tetapi terpisah secara geografis dipertalikan atau
dihubungkan oleh media.
d.
Transmission of Value (Penyebaran
Nilai-Nilai)
Fungsi
penyebaran nilai tidak kentara. Fungsi ini juga disebut sosialization
(sosialisasi). Sosialisasi mengacu ke pada cara, di mana individu mengadopsi
perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu
ditonton, didengar dan dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana
mereka bertindak dan apa yang mereka harapkan. Dengan kata lain media mewakili
kita dengan model peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya. Sebuah
penelitian menunjukkan bahwa banyak remaja belajar tentang perilaku berpacaran
dari menonton film dan acara televisi yang mengisahkan tentang pacaran,
termasuk pacaran yang agak liberal atau bebas. (Elvinaro, 2007: 16-17)
e.
Entertainment (Hiburan)
Sulit
dibantah lagi bahwa pada kenyataannya hampir semua media menjalankan fungsi
hiburan. Televisi adalah media massa yang mengutamakan sajian hiburan. Hampir
tiga perempat bentuk siaran televisi setiap hari berupa tayangan hiburan.
Begitu pula radio siaran, siarannya banyak memuat acara hiburan. Memang ada
beberapa stasiun televisi dan radio siaran yang lebih mengutamakan tayangan
berita. Demikian pula halnya dengan majalah. Tetapi, ada beberapa majalah yang
lebih mengutamakan berita seperti Time, Tempo dan Gatra. (Elvinaro, 2007: 17)
0 komentar:
Posting Komentar