Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan
berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam
kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam
masyarakat atau di mana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan
terlibat dalam komunikasi.
1.
Pengertian
Komunikasi
Bermacam-macam definisi komunikasi yang dikemukakan
orang untuk memberikan batasan terhadap apa yang dimaksud dengan
komunikasi, sesuai dari sudut mana
mereka memandangnya. Tentu saja masing-masing definisi tersebut ada benarnya
dan tidak salah karena disesuaikan dengan bidang dan tujuan mereka
masing-masing. Hovland, Janis dan kelley mengatakan bahwa, “communication is
the process by which an individual transmits stimuli (usually verbal) to modify
the behavior of other individuals”. Dengan kata-kata lain komunikasi adalah
proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk
mengubah tingkah laku orang lain. Pada definisi ini mereka menganggap
komunikasi sebagai suatu proses, bukan suatu hal. (dalam Arni, 2007: 2) Menurut
Louis Forsdale (1981), ahli komunikasi dan pendidikan, “communication is the
process by which a system is established, maintained and altered by means of
shared signals that operate according to rules”. Komunikasi adalah suatu
proses memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini
suatu sistem dapat didirikan, dipelihara, dan diubah. Pada definisi ini
komunikasi juga dipandang sebagai suatu proses. Kata signal maksudnya adalah
signal yang berupa verbal dan nonverbal yang mempunyai aturan tertentu. Dengan
adanya aturan ini menjadikan orang yang menerima signal yang telah mengetahui
aturannya akan dapat memahami maksud dari signal yang diterimanya. Misalnya
setiap bahasa mempunyai aturan tertentu baik bahasa lisan, bahasa tulisan
maupun bahasa isyarat. Bila orang yang mengirim signal menggunakan bahasa yang
sama dengan orang yang menerima, maka si penerima akan dapat memahami maksud
dari signal tersebut, tetapi kalau tidak, mungkin dia tidak dapat memahami
maksudnya. Brent D. Ruben (1988) dalam Arni, 2007: 2-3, memberikan definisi
mengenai komunikasi manusia yang lebih komprehensif sebagai berikut: komunikasi
manusia adalah suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya, dalam
kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan, dan
menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain. Pada
definisi inipun, komunikasi juga dikatakan sebagai suatu proses yaitu suatu
aktivitas yang mempunyai beberapa tahan yang terpisah satu sama lain, tetapi
berhubungan. William J. Seller (1988) dalam Arni, 2007: 3-4, memberikan
definisi komunikasi yang lebih bersifat universal. Dia mengatakan komunikasi
adalah proses dengan mana simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima dan
diberi arti. Kelihatannya dari definisi ini proses komunikasi yang sangat
sederhana, yaitu mengirim dan menerima pesan tetapi sesungguhnya komunikasi
adalah suatu fenomena yang kompleks yang sulit dipahami tanpa mengetahui
prinsip dan komponen yang penting dari komunikasi tersebut. Menurut dr. Arni
Muhammad (1989) dalam Arni, 2007: 4-5, komunikasi adalah pertukaran pesan
verbal maupun nonverbal antara si pengirim dan si penerima pesan untuk mengubah
tingkah laku.
2.
Proses Komunikasi
Proses komunikasi ini dikategorikan dengan peninjauan
dari dua perspektif, antara lain:
a.
Proses Komunikasi
dalam Perspektif Psikologis.
Proses komunikasi
perspektif ini terjadi pada diri komunikator dan komunikan. Ketika seorang
komunikator berniat akan menyampaikan suatu pesan kepada komunikan, maka dalam
dirinya terjadi suatu proses. Pesan komunikasi terdiri dari dua aspek, yakni
isi pesan dan lambang. Isi pesan umumnya adalah pikiran, sedangkan lambang
umumnya adalah bahasa. Walter lippman menyebut isi pesan itu “picture in our
head”, sedangkan Walter Hagemann menamakan “das bewustseininhalle”. Proses
“mengemas” atau “membungkus” pikiran
dengan bahasa yang dilakukan komunikator itu dalam bahasa komunikasi dinamakan
encoding. Hasil encoding berupa pesan itu kemudian ia transmisikan atau operkan
atau kirimkan kepada komunikasi. Dalam Onong, 2003: 31-32, Kini giliran
komunikan terlibat dalam proses komunikasi interpersonal. Proses dalam diri
komunikan disebut decoding seolah-olah membuka kemasan atau bungkusan pesan
yang ia terima dari komunikator tadi. Isi bungkusan tadi adalah pikiran
komunikator, maka komunikasi terjadi. Sebaliknya bilamana komunikan tidak
mengerti, maka komunikasi pun tidak terjadi.
b.
Proses Komunikasi
dalam Perspektif Mekanistis
Proses ini berlangsung ketika komunikator mengoperkan atau “melemparkan”
dengan bibir, kalau lisan atau tangan jika tulisan pesannya sampai ditangkap
komunikan. Penangkapan pesan dari komunikator oleh komunikan itu dapat
dilakukan dengan indera telinga atau indera mata, atau indera-indera lainnya.
Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis dapat diklasifikasikan menjadi
proses komunikasi secara primer dan secara sekunder. (dalam Onong, 2003: 32)
· Proses Komunikasi secara Primer
Proses komunikasi secara primer adalah
proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada kepada komunikan dengan
menggunakan suatu lambang (symbol) sebagai media atau saluran. Lambang ini
umumnya bahasa, tetapi dalam situasi-situasi komunikasi tertentu
lambang-lambang yang dipergunakan dapat berupa kial (gesture), yakni gerak
angggota tubuh, gambar, warna, dan lain sebagainya. (dalam Onong, 2003: 33)
· Proses Komunikasi secara Sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media
kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Komunikator menggunakan
media kedua ini karena komunikan yang dijadikan sasaran komunikasinya jauh
tempatnya atau banyak jumlahnya atau kedua-duanya, jauh dan banyak. Kalau
komunikan jauh, dipergunakanlah surat atau telepon; jika banyak dipakailah
perangkat pengeras suara; apabila jauh dan banyak; dipergunakan surat kabar,
radio atau televisi. Komunikasi dalam proses secara sekunder ini semakin lama
semakin efektif dan efisien karena didukung oleh teknologi komunikasi yang
semakin canggih, yang ditopang pula oleh teknologi-teknologi lainnya yang bukan
teknologi komunikasi. (dalam Onong, 2003: 37-38)
0 komentar:
Posting Komentar