Motivasi
sangat krusial dalam belajar dan pembelajaran. pada hal, motivasi belajar
tersebut juga dipengaruhi oleh banyak unsur antara lain: cita-cita aspirasi
penubelajar, kemampuan pembelajar, kondisi pembelajar, kondisi lingkungan
belajar, unsur-unsur dinamis belajar. Pembelajaran dan upaya-upaya guru dalam
membelajarkan pembelajar. Oleh karena itu, unsur-unsur yang mempengaruhi
tersebut, perlu diketahui dan diperhatikan oleh guru yang membelajarkan
pembelajar. Agar dapat mendukung lebih optimal terhadap motivasi belajar. Jika
unsur-unsur yang mempenguuhi tersebut tidak diketahui dan tidak diperhatikan,
bisa menjadi penyebab rendahnya motivasi belajar para pembelajar.
Sebagai
konsekuensi atas perhatian guru terhadap unsurunsur yang mempengaruhi motivasi
belajar dan unsur-unsur yang mempengamhi tersebut, guru hendaknya senantiasa
berupaya meningkatkan motivasi belajar. Upaya meningkatkan motivasi belajar
tersebut dilakukan dengan cara mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip
belajar, mengoptimalkan unsur-unsur belajr / pembalajaran, mengoptimalkan
pemanfaatan pengalaman kemampuan yang di miliki oleh pembelajar dan
mengembangkan cita-cita dan aspirasi pembelajar.
Ausubel
mengatakan
adanya hubungan antara motivasi dan belajar. Motivasi bukan mempakan syarat
mutlak untuk belajar tak perlu lebih dahulu ditunggu adanya motivasi sebelum kita
mengajarkan sesuatu. Bahkan kita dapat mengabaikan motivasi dan memusatkan
perhatian kepada pengajaran itu sendiri. Bila belajar itu berhasil, maka akan
timbul motivasi itu dengn sendirinya dan keinginan untuk lebih banyak belajar.
Sukses dalam belajar akan membangkitkan motivasi untuk belaiar.
Menurut
Skinner(1968) masalah motivasi bukan soal memberikan motivasi, akan tetapi
mengatur kondisi belai sehingga memberikan reinforcement.
Motivasi
yang dianggap lebih tinggi tarafnya daripada penguasaan tugas ialah "achievement
motivation" yakni motivasi untuk mencapai atau menghasilkan sesuatu.
Motivasi ini lebib mantap dan memberikan dorongan kepada sejumlah besar
kegiatan, termasuk yang berkaitan dengan pelajari, di sekolah. McClelland
(1965) yang menyelidiki berbagai hal yang dapat mempertinggi motivasi ini,
misalnya dengan merumuskan tujum dengan jelas, mengetahui kemajuan yang
dicapai, merasa turut benanggungjawab, dan lingkungan sosial yang menyokong.
Peneliti
lain, White (1959) mengemukakan konsep kompetensi. Motivasi kompetensi
mempunyai dasar biologis, jadi juga terdapat pada binatang, antara lain
motivasi menyalidiki aktivitas manipulasi. Ada pula peneliti yang mencari
motiyasj positif yang dinyatakan dengan istilah "mastery”, "egoinvolvement"
(keterlibatan diri), dan lain-lain. White berpendapat bahwa kegiatan anak tak
dapat dijelaskan dengan dorongan untuk memuaskan kebutuhan makan, minum, dan
sebagainya. Akan tetapi karena kegiatan untuk berinteraksi secara efektif
dengan lingkungannya yang memberikan rasa mampu. Setiap orang ingin menguasai
lingkungannya.
Walaupun
teori-teori motivasi berbeda-beda, nanum dalam praktek pendidikan penerapannya
bersamaan. Pelajar harus diberikan ganjaran (reward) berupa pujian, angka ang
baik, rasa keberhasilan atas hasil belajarnya, sehingga ia lebih tertarik oleh
pelajaran. Keberhasilan dalam interaksi dengan lingkungan belajar, penguasaan
tujuan program pendidikan memberikan rasa kepuasan dan karena ini merupakan
sumber motivasi yang terus menerus bagi pelajar, sehingga ia sanggup belajar
sendiri sepanjang bidupnya, yang dapat dianggap sebagai salah samtu hasil
pendidikan yang paling penting.
Unsur-Unsur
Yang Mempengaruhi Motivasi
Ada
beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar. Unsur-unsur tersebut adalah
:
1.
Cita-cita / aspirasi pembelajar
2.
Kemampuan pembelajar
3.
Kondisi pembelajar
4.
Kondisi lingkungan belajar
5.
Unur-unsur dinamis belajar Ipembelajaran
6.
Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar
Unsur-unsur
tersebut dijelaskan sebagaimana pada uraian berikut :
a.
Cita-cita / aspirasi pembelajaran
Setiap
manusia senantiasa mempunyai cita-cita atau aspirasi tertentu didalam hidupnya
temasuk pembelajar. Cita-cita atau aspirasi ini senantiasa ia kejar dan ia
perjuangkan. Bahkan tidak juang, meskipun rintagan yang ditemui sangat banyak
dalam mengejar cita-cita dan aspirasi tersebut seseorang tetap berusaha
semaksimal mungkin karena hal tersebut berkaitan dengan cita-cita dan
aspirasinya. Oleh karena itu, cita-cita dan aspirasi sangat mempengaruhi
terhadap motivasi belajar seseorang.
Seseorang
yang bercita-cita menjadi dokter, pada saat masih sedang belajar dijenjang
pendidikan dasar, tentu menggemari terhadap mata pelajaran-mata pelajaran dan
bacaan-bacaan yang berkaitan erat dengan ilmu kesehatan. Meskipun mata
pelajaran tersebut masih terintegrasi dengan mata pelajaran IPA, ia akan lebih
bergairah dengan mata pelajaran tersebut. Oleh karena itu. ia akan lebih
temotivasi mempelajari mata pelajaran tersebut dibandingkan dengan mata
pelajaran yang lainnya.
Sebaliknya
seseorang yang kebetulan berstatus mahasisma dan dahulunya bercita-cita menjadi
ahli hukum tetapi ia dipaksa oleh orang tuanya mengambil jurusan teknik
elektro. Dapat dipastikan kesungguhan belajarnya akan berkurang karena apa yang
ia pelajari tidak sesuai dengan cita-cita dan aspirasinya. Ketidaksungguhan
dalam belajar demikian ini tentu lantaran jurusan yang dipaksakan oleh orang
tuanya tidak cocok dengan cita-cita dan aspirasinya. Ia kendor motivasinya,
bisa jadi, pada saat-saat masih disekolah menengah ia tinggi motivasi
belajarnya sebaliknya pada saat sudah menjadi mahasiswa motivasi yang tinggi
tersebut berubah menjadi rendah. Itulah sebabnya, maka cita-cita dan aspirasi
pembelajaran ini perlu diperhitungkan dalam rangka meningkatkan motivasi
belajar seseorang, karena cita-cita atau aspirasi ini mempengaruhi motivasi
belaiar.
Jika
kaitan antara cita-cita atau aspirasi pembelajar dengan motivasi dan perolehan
belajar ini diskemakan seperti tampak dibawah ini:
a.
Kemampuan Pembelajar
Kemampuan
manusia satu dengan yang lain tidaklah sama. Menuntut seseorang sebagaimana
orang lain dari bingkai penglihatan demikian tentulah tidak diberikan. Sebab,
orang yang mempunyai kemampuan rendah akan sangat susah menyerupai orang yang
mempunyai kemampuan tinggi; dan sebaliknya orang yang berkemampun tinggi, akan
menjadi malas jika dituntut sebagaimana mereka yang berkemampuan rendah.
Oleh
karena itu, kemampuan pembelajar ini haruslah diperhatikan dalam proses belajar
pembelajaran. Kemampuan pembelajar erat hubungannya dan bahkan mempengaruhi
motivasi belajar pembelajar. Bisa terjadi, seseorang menjadi rendah motivasi
belajarnya terhadap bidang tertentu oleh karena yang bersangkutan rendah
kemampuannya dibidang tersebut.
Jika
kaitan antara kemampunn pembelajar dengan motivasi dan perolehan belajar ini
diskemakan sebagai berikut:
a.
Kondisi pembelajar
Kondisi
pembelajar dapsat dibedakan atas kondisi fisiknya dan kondisi psikologisnya.
Dua macam kondisi ini, fisik dan psikologis, umumnya saling mempengamhi satu
sama lain. Jiwa yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat. Dalam realitasnya
juga berlaku kebalikannya. Bila seseorang kondisi psikologisnya tidak sehat,
bisa berpengaruh juga terhadap ketahanan dan kesehatan fisiknya.
Sangatlah
jelas dan sering dirasakan oleh siapapun jika kondisi fisik dalam keadaan
lelah, umumnya motivasi belajar seseorang akan menurun. Sebaliknya jika kondisi
fisik berada dalam keadaan bugar dan segar, motivasi belajar bisa meningkat.
Berarti, kondisi fisik seseorang mempengaruhi motivasi belajarnya. Orang yang
sudah sangat lelah tidak baik kalau belajar. Demikian juga kalau sedang sakit,
tidak bails untuk dipaksa belajar.
Dalam
kondisi psikologis terganggu, sebutlah misalnya stress, juga tidak bisa
mengkonsentrasikan diri terhadap hal-hal yang dipelajari. Kmena tidak bisa
konsentrasi, mka gairah belajarnya menurun. Keadaan demikian ini, bisa
menjadikan seseorang belajar merasa terpaksa dan tidak banyak bemotivasi.
Jelaslah
bahwa kondisi pembelajar, baik yang bersifat fisik maupun psikis, sama-sama
berpengaruh terhadap motivasi belajarnya. Ada kalanya seseorang yang pada
masa-masa sebelumnya bemotivasi belajar tinggi, tiba-tiba menjadi rendah hanya
karena kondisi fisik dan psikologisnya terganggu atau sakit. Tidak jarang,
seseorang yang motivasi belajarnya biasa-biasa saja, tiba-tiba berubah karena
kondisi fisik dan psikologisnya dalam keadaan prima.
Jika
diskemakan, kondisi pembelajar dalam kaitannya dengan motivasi dan perolehan
belajar adalah sebagai berikut:
a.
Kondisi lingkungan belajar
Sudah
umum diketahui bahwa yang menentukan motivasi belajar seseorang, selain faktor
individu juga faktor lingkungan. lebih-lebih lingkungan belajar. Sebab,
individu secara sadar ataukah tidak, senantiasa tersosialisasi oleb
lingkungannya. Lingkungan belajar ini meliputi : lingkungan fisik dan
lingkungan sosial.
Yang
dimaksud dengan lingkurigan fisik adalah tempat dimana pembelajar tersebut
belajar. Apakah tempat belajarnya nyaman ataukah tidak, apakah tempatnya segar
atau pengap. Hal-hal demikian ini berpengaruh terhadap motivasi belajar.
Demikian juga yang amburadul, tidak memberikan gairah bagi belajar seseorang.
Sebaiknya tempat yang teratur, yang tertata rapi, mendorong seseorang bergairah
belajar. Tempat belajar yang berisik oleh suara bisa menganggu belajar, yang
tenang, bisa menimbulkan gairah belajar. Jadi lingkungan fisik berpengaruh
terhadap motivasi belajar.
Lingkungan
sosial adalah suatu lingkungan seseorang dalm kaitannya dengan orang lain.
Contohnya berupa lingkungan sepermainan, lingkungan sebaya, kelompok belajar.
Sungphpun faktor pribadi pribadi seseorang lebih menentukan terhadap diri
sendiri tetapi harus diakui bahwa lingkungan sosial juga menentukan motivasi
belajar seseorang. Contohnya jika dalam lingkungan sosial seseorang tidak
terbiasa dengan aktivitas belajar maka bukan budaya belajar itu yang
dikembangkan oleh seseorang.
Dalam
lingkungan yang kompetitif untuk belajar, seseorang yang berada dilingkungan
tersebut akan terbawa serta untuk belajar seperti orang lain. Baik secara sadar
atau tidak. Kaitan antara kondisi lingkungan belajar dengan motivasi dan
perolehan belajar adalah sebagai berikut :
a.
Unsur-Unsur Dinamis belajar pembelajar
Unsur
dinmis belajar pembelajar meliputi hal-hal sebagai berikut :
a.
Motivasi
dan upaya memotivasi siswa untuk belaiar
b.
Bahan belajar dan upaya penyediannya
c.
Alat bantu belajar dan upaya penyediaannya
d.
Suasana belajar dan upaya pengembangannya
e.
Kondisi subjek belajar dan upaya penyiapan dan
peneguhannya
Oleh
karena itu, unsur- unsur dinamis dennkian ini patut diperhatikan agar motivasi
belajar pembelajar menjadi tinggi. tingginya motivasi belajar berimplikasi bagi
maksimainya perolehan belajar pembelajar.
Unsur
dinamis belajar dan pembalajar Motivasi belajar pembelajar Perolehan belajar
pembelajar jika kaitan antara unsur-unsur dinamis dalam belajar dengan motivasi
dan perolehan belajar adalah sebagai berikut :
a.
Upaya Guru dalam Membelajarkan pembelajar
Upaya
guru dalam membelajarkan pembelajar juga berpengaruh terhadap motivasi belajar.
Guru yang tinggi gairahnya dalam membelajarkan pembelajar, menjadikan
pembelajar juga bergairah belajar, guru yang sungguh-sunggub dalam membelajukan
pembelajar, menjadikan tingginya motivasi belajar pembelajar. Pada guru yang
demikian umumnya mempersiapkan diri dengan matang dan senantiasa memberikan
yang terbaru dan terbaik kepada pembelajar. Oleh karena yang di berikan
tersebut menarik. Terbaik dan mungkin terbaru. Maka tingkat aktualitasnya sangat tinggi dimata pembelajar. Sebagai
akibatnya, hal-hal yang disajikan oleh guru menjadi menarik dimata pembelajar.
Menariknya hal-hal yang diberikan ini hisa menjadikan tingginya motivasi
pembelajar.
Sebaliknya
pada guru yang tidak bergairah dalar membelajarkan pembelajar, umumnya
mengulang saja pelajaran yang di berikan dari tahun ketahun. Proses belajar
pembelajar terasa kering dan kehilangan nuansa. Akibat dari proses belajar
pembelajaran demikian ini, pembelajar tidak bergairah dan babkan mungkin
kehilangan motivasi. Hal demikian bisa lebib parah lagi. manakala guru yang
membelajarkan tersebut sudah puas dengan keadaan yang demikian ini.
Oleh
karena itu, upaya guru untuk membelajarkan pembelajar sangat krusial dalam
meningkatkan motivasi pembelajar. Jika di skemakan antara upaya guru untuk
membelajarkan pembelajar dengan motivasi dan perolehan belajar pembelajar
adalah sebagai berikut :
0 komentar:
Posting Komentar