Sifat Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik

Motivasi dapat di bedakan atas motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam individu.

Ausabel (1968) berpendapat babwa modyasi yang dikaitkan dengan motivasi sosial tidak begitu penting dibandingkan dengan motivasi yang bertalian dengan penguasaan tugas dan keberhasilan. Motivasi serupa ini bersifat intrinsik dan keberhasilannya akan memberi rasa kepuasan. Selain ini keberhasilan itu mempertinggi harga dirinya dan rasa kemampuannya.

Dalam hal pertama ia didorong oleh motivasi intrinsik yakni ia ingin mencapai tujuan yang terkandung didalam perbuatan belajar itu. Dalam belajar telah terkandung tujuan menambah pengetahuan "intrinsk motivations are inherent in the learning situasions and meet pupil needs and purposes". Demikian pula bila semang main badminton untuk menikmatinya, didorong oleh motivasi intrinsik, yakni 'for the pleasure of the activity".

Motivasi belajar secara intrinsik sebenamya memang telah ada. Ini sesuai dengan teori, yang memandang bahwa segala tindakan manusia, termasuk belajar, adalah karena terdapatnya tanggungjawab internal pada diri manusia itu. Manusia, dalam sudut pandang teori ini, memang termsuk makhluk yang baik: tinggi tanggungjawabnya, suka bekerja termasuk belajar, tinggi militansi kerja atau belajarnya, selaia ingin berprestasi. Berarti, dalam diri manusia sebenarnya terdapat dorongan-dorongan yang kuat untuk belajar.

Sungguhpun demikian, rekayasa lingkungan perlu diberikan agar seseorang tetap belajar. Rekayasa lingkungan antara lain dapat berupa motivasi ekstrinsik. Mengapa motivasi ekstrinsik perlu diberikan, tak lain karena seseorang tidak senantiasa bemda dalam keadaan menetap. Bisa terjadi, seseorang yang mempunyai motivasi belajar intrinsik yang demikian tinggi tiba-tiba melemah. Supaya melemahnya motivasi intrinsik ini tidak sampai berada pada tingkatan yang sangat rendah, perlu dikontrol dengan menggunakan motivasi ekstrinsik.

Pada orang yang tingleat motivasi intrinsiknya rendah, justru motivasi ekstrinsik ini sangat diperlukan. Motivasi ekstrinsik yang diberikan secara tepat, justru secara berlahan dapat mencangkokkan motivasi intrinsik mtuk belajar manakala belajar yang direkayasa dengan motivasi ekstrinsik tersebut telah menjadi kebiasaan bagi pembelajar. Bahkan kalau sudah sampai di tahap mempribadi, seseorang akan tinggi motivasi belajarnya secara intrinsik.

Adakah suatu kenyataan, bahwa anak manusia itu tidak sama, termasuk motivasinya. Ketidaksamaan dalam motivasi intrinsik yang dipunyai ini, dapat dikurangi dengan memberikan motivasi eksuinsik.

Bila seorang belajar untuk mencari penghargaan berupa angka, hadiah, diploma, dan sebagainya. Ini didorong oleh motivasi ekstrinsik, oleh sebab tujuan-tujuan itu terletak di luar perbuatan itu, yakni tidak terkandung didalam perbuatan itu sendiri. "The goal is artifkially introduced". Tujuan itu bukan sesuatu yang wajar dalam kegiatan. Anak-anak didorong oleh motivasi intrinsik, bila mereka belajar agar lebib sanggup mengatasi kesulitan kesulitan hidup, agar memperoleh pengertian, pengetahum, sikap yang baik, penguasaan kecakapan. Hasil-hasil itu sendiri telah merupakan hadiah.

"The reward of a thing well done is to have done it"(Emerson). Ganjarant bagi sesuatu yang dilakukan dengan baik ialah telah melakukannya. Jadi motivasi ekstrinsik disini tidak perlu.

Akan tetapi di sekolah sering digunakan motivasi ekstrinsik seperti angka-angka, pujian, ijazah, kenaikan tingkat, celaan, hukuman, dan sebagainya. Motivasi eksifinsik dipakai oleh sebab pelajaran-pelajaran sering tidak dengan sendirinya menarik dan guru sering kurang mampu untuk membangkitkan minat anak.


Membangkitkan motivasi tidak mudah. Untuk itu guru perlu mengenal murid, dan mempunyai kesanggupan Kreatif untuk menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan dan minat anak.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Serba Ada Blog Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger