Rasional keterampilan proses dalam pembelajaran
Pembelajaran
adalah suatu proses interaksi (hubungan timbal balik) antara guru dengan siswa.
Dalam proses tersebut memberikan bimbingan dan menyediakan berbagai kesempatan
yang dapat mendorong siswa belajar dan untuk memperoleh pengalaman sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Tercapainya
tujuan pembelajaran ditandai oleh tingkat penguasaan kemampuan dan
pembentukan kepribadian.
Proses
pembelajaran melibatkan terbagi kegiatan dan tindakan yang perlu dilakukan oleh
siswa untuk memperoleh basil belajar yang baik. Kesempatan untuk melakukan kegiatan
dan perolehan hasil belajar ditentukan oleh pendekatan yang digunakan oleh
guru-siswa dalam proses pembelajaran tersebut.
Suatu
prinsip untuk memilih pendekatan pembelajaran ialah belajar melalui proses
mengalami secara langsung untuk memperoleh basil belajar yang bermakna. Proses
tersebut dilaksanakan melalui interaksi antara siswa dengan lingkungannya.
Dalam proses im siswa bermotivasi dan sering melakukan kegiatan belajar yang
menarik dan bermakna bagi dirinya. Ini berarti, peranan pendekatan belajar
mengajar sangat penting dalam kaitannya dengan keberhasilan belajar.
Dalam
kurikulum telah ditegaskan, bahwa penerapan pendekatan dalam proses belajar
mengajar diarahkan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan dasar dalam diri
siswa supaya mampu menemukan dan mengelola perolehannya. Pendekatan mi disebut
"pendekatan proses". Proses pembelajaran yang menerapkan
pendekatan ini mengacu kepada siswa agar belajar berorientasi pada belajar
bagaimana belajar (Depdikbud, 1980).
Pengertian
keterampilan proses dan kaitannya dengan CBSA
Pendekatan
dalam keterampilan proses ialah pendekatan pembelajaran yang bertujuan
mengembangkan sejumiah kemampuan fisik dan mental sebagai dasar untuk
mengembangkan kemampuan yang lebih tinggi pada diri siswa. Kemampuan-kemampun
fisik dan mental tersebut pada dasarnya leiah dimiliki oleh siswa meskipun
masih sederhana dan perlu dirangsang agar. Menunjukkan jati dirinya. Dengan
mengembangkan keterampilan-keterampilan memproses perolehan, anak akan mampu
menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep menumbuhkan dan
mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Keterampilan-keterampilan itu
sendiri menjadi roda penggerak dan penemuan dan pengembangan fakta dan konsep
serta pertumbuhan dan pengembangan sikap dan nilai. Seluruh gerak atau tindakan
dalan proses belajar mengajar akan menciptakan kondisi cara belajar siswa aktif
(Conny Se a 1990).
Pengertian
tersebut menunjukkan, bahwa dengan keterampilan proses siswa berupaya menemukan
mengembangkan konsep dalam materi ajaran. Konsep-konsep yang telah dikembangkan
int berguna untuk menunjang pengembangan kemampuan selanjutnya. Interaksi
antara kemampuan dan konsep melalui proses balajar mengajar selanjutnya
mengembangkan sikap dan nilai pada diri siswa misalnya kreativitas, kritis,
ketelitian, dan kemampu memecahkan masalah.
Pendapat
yang senada diungkapkan oleh Gagne yang merumuskan pengertian keterampilan
proses dalam bidang ilmu pengetahuan alam (sains): pengetahuan tentang
konsep-konsep dari prinsip-prinsip yang dapat diperoleh siswa bila dia memilhi
kemampum-kemampuan dasar tertentu, yaitu keterampilan proses sains yang
dibutuhkan untuk menggunakan sains. Keterampilan-keterampilan dalam bidang
sains itu meliputi: mengamati. menggolongkan, berkomunikasi, mengukur, mengenal
dengan menggunakan hubungan ruang/waktu, menarik kesimpulan menyusun definisi
operasional, mengendalikan variabel. menafsirkan data, dan bereksperimen.
Berdasarkan
konsep pemikiran di atas maka pendekatan keterampilan proses diartikan sebagai
pendekatan dalam perencanaan pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas
dan kreativitas. siswa untuk mengembangkan kemampuan fisik dan mental yang
sudah dimiliki ketingkat yang lebih tinggi dalam memproses perolehan belajamya.
Hal ini menunjukkan, babwa ketempilan proses erat kaitannya dengan CBSA.
Kemampuan
keterampilan dasar yang perlu dilatih dalam keterampilan proses
Keterampilan
proses sebagai suatu pendekatan proses pembelajaran mengarah pada pengembangan
kennampman fisik dan mental yang mendasar sebagai pendorong untuk mengembangkan
kemampman yang lebih tinggi pada diri siswa.
Ada
tujuh jenis kemampuan yang hendak dikembangkan melalui proses pembelajuan
berdasarkan pendekatan keterampilan proses, yakni:
- Mengamati ; Siswa harus mampu menggunakan alat-alat inderanya : melihat, mendengar, meraba, mencium dan merasa. Dengan kemampuan ini, dia dapat mengumpulkan data / informasi yang relevan dengan kepentingan belajarnya.
- Menggolongkan / mengklasifikasikan ; Siswa harus terampil mengenal perbedaan dan persaman atas hasil pengamatannya terhadap suatu objek, serta mengadakan klasifikasi berdasarkan ciri khusus, tujuan, atau kepentingan tertentu. Pembuatan klasifikasi memerlukan kecermatan dalam melakukan pengamatan.
- Menafsirkan (meginterpretasikan) ; Siswa harus memiliki keterampilan menafsirkan fakta, data, informasi, atau peristiwa. Keterampilan ini diperlukan untuk melakukan percobaan atau penelitian sederhana.
- Meramalkan ; Siswa harus memiliki keterampilan menghubungkan data, fakta, dan informasi. Siswa dituntut terampil mengantisipasi dan meramalkan kegiatan atau peristiwa yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang.
- Menerapkem; siswa harus mampu menerapkan konsep yang telah dipelajari dan dikuasai ke dalam situasi dan pengalaman baru. Keterampilan ini digunakan untuk menjelaskan tentang apa yang akan terjadi dan dialami oleh siswa dalam proses belajarnya.
- Merencanakan penelitian; siswa harus mampu menentukan masalah dan variabel-vatiabel yang akan diteliti, tujuan, dan ruang lingkup penelitian. Dia harus menentukan langkah-langkah kerja pengumpulan dan pengolahan data serta prosedur melakukan penelitian.
- Mengkomunikasikan; Siswa harus mampu menyusun dan menyampaikan laporan secara sistimatis dan menyampaikan perolehannya, baik proses maupun hasil belajarnya kepada siswa lain dan peminat lainnya.
Penerapan
keterampilan proses dalam pembelajaran
Siswa
bentuk penerapan keterampilan proses dalam pembelajaran adalah pemecahan
masalah atau inquiry (penemuan).
1)
Pengertian pemecahan masalah
Masalah pads. hakekatnya merupakan bagian dalam
kehidupan manusia. Tiap orang tidak pernah luput dari masalah, baik yang
bersifat sederhana maupun yang sulit. Masalah yang sederhana dapat dijawab
melalui proses berpikir yang sederhana, sedangkan masalah yang rumit memerlukan
langkah-langkah pemecahan yang rumit pula. Masalah pada hakekatnya adalah
mengundang jawaban. Suatu pertanyaan mempunyai peluang tertentu untuk dijawab
dengan tepat, bila pertanyaan iu dirumuskan dengan baik dan sistematis. lni
berarti, pemecahan suatu masalah menuntut kemampuan tertentu pada diri individu
yang hendak memecahkan masalah tersebut.
Pemecahan masalah adalah suatu proses mental dan
intelektual dalam menemukan suatu nasalah dan memecahkannya berdasarkan data
dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan
cermat. Proses penecahan masalah memberikan kesempatan peserta didik berperan
aktif dalam mempelajari, mencari dan menemukan sendiri informasil data untuk
diolah menjadi konsep, prinsip, read, atau kesimpulan. Dengan kata lain,
pemecahan masalah menuntut kemampuan memproses infomasi untuk membuat keputusan
tertentu.
Kemampuan memecahkan masalah harus ditunjang oleh
kemampuan penalaran, yakni kemampuan melihat hubungan sebab akibat. Kemampuan
penalaran memerlukam upaya peningkatan kemampuan dalam mengamati, bertanya,
berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan. Pemikiran terarah pada
hal-hal yang bertalian dengan upaya mencari jawaban terhadap persoalan yang
dibadapi. Upaya ini memerlukan berpikir kneatif dan kemampuan menjajaki
bidang-bidang baru serta menghasilkan temuan-temuan baru.
Para peserta didik harus dilatih tentang tata cara
memecahkan masalah dengan mengembangkan kemampun berpikir yang terarah untuk
menghasilkan gagasan mengenai berbagai kemungkinan memecahkan masalah, dalam
kaitannya dengan upaya mencapai tujuan.
2)
Langkah-langkah pemecahan masalah
Dalam proses pembelajaran, di samping perlunya
penalaran yang baik, tetapi juga penting menguasai lingkungan langkah-langkah
memecahkan masalah secara tepat.
Langkah-lmgkah
tersebut pada umumnya terdiri dari
- Siswa menghadapi masalah, artinya dia menyadari adanya suatu masalah tertentu;
- Siswa merumuskan masalah, artinya menjabarkan masalah dengan jelas dan spesifikasi;
- Siswa merumuskan hipotesis, artinya merumuskan kemungkinan-kemungkinan jawaban atas masalah tersebut, yang masih perlu diuji kebenarannya;
- Siswa mengumpulkan dan mengolah data / informasi dengan teknik dan prosedur tertentu;
0 komentar:
Posting Komentar