Pengertian dan Pentingnya Motivasi

Motivasi berasal dari kata Inggris motivation yang berarti dorongan, pengalasan dan motivasi. Kata kerjanya adalah to motivate yang berarti mendorong, menyebabkan dan merangsang. Motivate sendiri berarti alasan, sebab dan daya penggerak (Echols, 1984). Motif adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu tersebut amok melakukan aktifitas-aktifitas tertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan (Suryabrata, 1994). Secara serupa Winkels (1987) mengemukakan bahwa motif adalah penggerak dalam diri seseorang mau melakukan aktifitas-aktifitas tertentu dalam mencapai suatu tujun tertentu pula.

Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya motivasi belajar, yaitu motivasi yang diterapkan dalam kegiatan belajar. Motivasi belajar adalah keseluruhan dari penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar itu demi mencapai suatu tujuan (Winskel, 1987).

Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi linggi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Siswa yang mempunyai motiasi belajar tinggi sangat sedikit yang tertinggal belajarnya dan sangat sedikit putus kesalahan dalam belajarnya (Palardi, 1975).
Ada beberapa ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Ini dapat dikenali dalam proses belajar mengajar di kelas, sebagaimana dikemukakan Brown (1981) sebagai berikut: tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh ; tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan ; mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya


terutama kepada guru, ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas; ingin identitas dirinya diakui oleh orang lain; tindakan, kebiasaan, dan moralnya selalu dalam kontrol diri; selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali; dan selalu terkontrol oleh lingkungannya.

Sardiman (1986) mengemukakan bahwa ciri-ciri motivasi yang ada pada diri seseorang adalah: tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara. terus menerus dalam waktu lama; ulet dalam menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa, tidak cepat puas atas prestasi yang diperoleh; menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam masalah belajar; lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain; tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin; dapat mempertahankan pendapatnya; tidak mudah melepaskan apa yang diyakini; senang mencari dan memecahkan masalah.

Suatu hal yang penting adalah bahwa motivasi pada setiap tingkat yang diatas hanya dapat dibangkitkan apabila telah diperngaruhii tingkat motivasi di bawahnya. Bila kita ingin anak belajar dengan baik (tingkat 5), maka haruslah terpengaruh tingkat 1-4. Anak yang lapar, merasa tidak aman, yang tidak dikasihi, yang tidak diterima sebagai anggota masyarakat kelas, yang guncang harga dirinya, tidak akan dapat belajar dengan baik.

Motivasi kelakuan manusia merupakan topik yang sangat luas. Banyak macam motivasi dan para ahli meneliti tentang bagaimana asal dan perkembangannya dan menjadi suatu "daya" dalam mengarahkan kelainan seseorang. Motivasi diakui sebagai hal yang sangat penting bagi pelajaran di sekolah.

Ada sejumlah tokoh yang meneliti soal motivasi belajar ini. Hewitt (1968) mengemukakan bahwa "attentional set” merupakan dasar bagi perkembangan motivasi yakni yang bersifat sosial. artinya anak itu suka bekerja sama dengan anak-anak lain dan dengan guru, ia mengharapkan penghargaan dari teman-temannya dan mencegah celaan mereka, dan ingin mendapatkan harga dirinya di kalangan kawan sekelasnya. Selanjutnya anak itu memperoleh motivasi anak menguasai pelajaran (matery), termasuk penguasaan kemampuan intelektual. Dengan reinforcement yakni penghargaan atas keberhasilannya motivasi itu dapat dipupuk. Taraf motivasi tertinggi menurut hewitt ialah motivasi untak "achievemenf' atau keberhasilan yang merupakan syarat agar anak im didorong oleh kemauannya sendiri dan merasa kepuasan dalam mengatasi tugas-tugas yang kian bertambah sulit dan berat. Bila taraf ini tercapai, maka anak itu sanggup untuk belajar sendiri.

Juga peneliti lain mengemukakan pentingnya reinforcement berupa pujian, penghargaan yang diberikan bila hasil belajar anak mendekati bentuk kelakuan yang di inginkan, dan tidak perlu di tunggu sampai hasil belajarnya benar sepenuhnya. Siswa perlu diberitahukan tentang hasil pekerjaanya sehingga ia dapat menilai keberhasilannya dan kegagalannya. Akhirnya anak itu harus meningkat dalam bentuk penghargaan dari yang konkrit kepada rasa putas atas keberhasilannya menurut standar yang ditentukannya sendiri.

Pentingnya motivasi

Secara konseptual motivasi berkaitan erat dengan prestasi atau perolehan belajar. Pembelajaran yang tinggi motivasi, umumnya tinggi pula perolehan belajarnya. Sebaliknya, pembelajaran yang rendah motivasinya, rendah pula perolehan belajarnya. Demikin juga pembelajuan yang sedang-sedang saja motivasinya, umumnya perolehan belajannya juga sedang-sedang saja.

Banyak riset yang membuktikan bahwa tingginya motivasi dalam belajar berhubungan dengan tingginya prestasi belajar. Bahkan pada saat ini, kaitan antara motivasi dengan perolehan dan atau prestasi ini tidak hanya dalam belajar. Dalam kerjapun, motivasi mi juga sangat prating. Salah satu hasil peneliti juga menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai motivasi-berprestasi umumnya juga mempunyai prestasi yang lebih tinggi. Pegawai atau karyawan yang mempunyaj motivasi berprestasi tinggi juga menunjukkan performansi profesional yang diharapkan atau di atas rata-rata teman atau sejawatnya.

Bahkan dewasa ini, ada juga yangg mengembangkan motivasi berprestasi atau motivasi belajar ini menjadi motif berkompetensi yang dimaksud dengan berkompetensi adalah dorongan-dorongan untuk menguasai kompetensi keahliannya. Terbukti dengan jelas, bahwa mereka yang mempunyai motivasi kompetensi yang tinggi cenderung lebih mengusai bidang-bidangnya dibandingkan dengan mereka yang rendah motif kompetensinya.

Oleh karena itu, motivasi belajar sangat urgen dalam peningkatan perolehan belajar. Dalam khasanah kepustakaan kependidikan, motivasi sering-sering disebut secara berulang-ulang sebagai variabel yang banyak menentuk perolehan belajar. Bahkan, orang yang sukses disegala bidang, lebih banyak disebabkan oleh tingginya motivasi yang mereka punyai.

Juga untuk belajar diperlukan motivasi "motivation is dan essential condition of learning". Hasil belajarpun banyak ditentuk oleh motivasi. Makin tepat motivasi yang kita berikut, makin berhasil pelajaran itu. Motivasi menentukan intensitas usaha anak belajar.

Motivasi melepaskan energi atau tenaga yang ada pada seseorang.

Setiap motivasi bertalian erat dengan suatu tujuan. Tensing dan Hillary mungkin ingin membuktikan kesanggupan manusia. untuk menaklukan puncak tertinggi itu. Tukang becak menahankan panas dan hujan untuk meneari nafkah bagi anak istrinya

Motivasi mempunyai tiga fungsi:
  1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagal penggerak atau motor yang melepaskan energi.
  2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
  3. Menyeleksi perbuatan. yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan yang serasi guna mencapai Tujuan itu, dengan menyampingkan perbuatan-perbuatan yang tak bermanfaat bagi tujuan ini. Seorang yang betul-betul bertekad menang dalam pertandingan, tak akan menghabiskan waktunya bermain karena, sebab tidak serasi dengan tujuan.

Dalam bahasa schari-hari motivasi dinyatakan dengan; hasrat, keinginan, maksud, tekad, kenuman, dorongan, kebutahan, kehendak, cita-cita, keharusan, kesedihan dan sebagainya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Serba Ada Blog Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger