Penilaian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Belajar merupakan aktifitas yang bertujuan untuk mencapai kompetensi tertentu. Jika kompetensi itu sudah tercapai maka akan ditunjukkan oleh perubahan perilaku pada diri peserta didik baik pengetahuan sikap maupun kerampilan. Bukti-bukti ada tidaknya perubahan dapat dihimpun secara kuantitatif dan kualitatif untuk dijadikan dasar dalam menentukan sampai sejauh mana perubahan terjadi dan kemudian ditentukan kualifikasi apakah memenuhi kriteria keberhasilan sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan. Langkah pertama disebut pengukuran sedang langkah kedua disebut penilaian.

Pengukuran adalah upaya untuk mengumpulkan informasi, bukti, bagi pengambilan keputusan dalam proses pembelajaran apakah terjadi perubahan sebagai hasil belajar atau tidak. Alat ukur hasil belajar dapat berupa tes dan non tes.

1. Tes
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak anak lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan (Wayan 1986:25). Pada umumnya tes dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan.
a. Tes Tulis
Tes ini berupa tugas tertulis yang harus dikerjakan peserta didik dalam waktu yang sudah ditentukan. Tes tertulis dapat berbentuk subyektif (uraian) dan berbentuk obyektif. Tes subyektif adalah suatu bentuk tes yang terdiri dari suatu pertanyaan atau suatu perintah yang menghendaki jawaban berupa uraian-uraian yang relatif panjang. Bentuk pertanyaan meminta kepada siswa untuk menjelaskan, membandingkan, menginterpretasikan dan mencari perbedaan. Tes ini dimaksudkan agar siswa mampu mengungkapkan pendapat mereka secara bebas dengan menggunakan kata-kata sendiri dan untuk mengetahui seberapa jauh kedalaman dan keluasan mereka mengenai masalah yang diujikan.

Tes obyektif biasanya sudah disertai jawaban jawaban yang mungkin, dan hanya dipilih yang paling tepat. Tes obyektif terdiri dari :
(1) Jawaban bebas (free response item) yang terdiri dari melengkapi dan jawaban singkat dan
(2) Jawaban pasti (fixed response item) yang terdiri dari benar-salah (true-false), pilihan ganda (multiple choice), menjodohkan (matching) dan merangkai kalimat (rearragement exercise).

b. Tes Lisan
Tes ini biasanya dilaksanakan dalam bentuk tanya jawab. Pertanyaaan yang muncul pada jenjang rendah dimulai dengan kata-kata "apa, siapa, kapan dan di mana". Sedangkan pertanyaan yang lebih sukar diawali dengan katakata "mengapa, bagaimana"

c. Tes Perbuatan
Tes perbuatan menuntut peserta didik untuk melakukan suatu tindakan tertentu seperti berpidato, mengarang, laporan tugas, membuat model untuk mengungkapkan ketrampilan tertentu. Biasanya ada dua aspek yang diukur yaitu aspek proses dan aspek hasil. Contoh : seorang guru menyuruh peserta didik melakukan percobaan, guru dapat mengukur kemampuan peserta didik dalam melakukan percobaan mulai dari mempersiapkan alat, mengambil bahan, mencampur, melihat hasil campuran, mengembalikan alat ke tempatnya sampai membuat laporan. Dalam hal ini bisa saja peserta didik betul dalam melakukan proses mencampur, tetapi kurang memperhatikan pemeliharaan alat. Atau mungkin sebaliknya, peserta didik sangat berhati-hati dalam menggunakan alat, tetapi salah dalam melakukan percobaan.

2. Non Tes
Adalah cara pengukuran terhadap ada tidak adanya perubahan sebagai hasil belajar dapat dilakukan tanpa tes, antara lain melalui teknik wawancara, pengamatan dan angket.

  • Wawancara merupakan komunikasi langsung antara guru dengan siswa. Tujuannya ialah agar peserta didik dapat mengungkapkan hal-hal yang mungkin tidak atau sulit sekali digali melalui tes tertulis atau tes perbuatan, misalnya mengenai pendapat-pendapat pribadi.
  • Pengamatan (observasi) dimaksudkan untuk mengetahui perilaku yang wajar (tidak dibuat-buat), karena itu pengamatan dilakukan terhadap peserta didik secara sembunyi-sembunyi.
  • Angket (kuisener) dilakukan dalam bentuk pertanyaan tertulis. Bentuk pertanyaan dapat tertutup (sudah tersedia kemungkinan-kemungkinan jawabannya) atau terbuka (jawaban bebas).


Alat-alat bantu lain untuk melakukan pengukuran dengan teknik non tes antara lain : skala penilaian, daftar cek, catatan anekdot, sosiometri, catatan kumulatif dan studi kasus.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Serba Ada Blog Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger