Yang
dimaksud dengan unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang dapat
berubah dalam proses belajar. Perubahan unsur-unsur tersebut dapat berupa: dan
tidak ada menjadi ada atau sebaliknya, dari lemah menjadi kuat dan sebaliknya,
dari sedikit menjadi banyak dan sebaliknya. Unsur-unsur dinamis tersebut
meliputi: motivasi, bahan belajar, alat bantu belajar, suasana belajar dan
kondisi subjek pembelajar. Berikut ini akan dijelaskan tentang :
1)
Motivasi dan upaya memotivasi siswa untuk belajar.
2)
Bahan belajar dan upaya penyediaannya.
3)
Alat bantu belajar dan upaya penyediaanya.
4)
Suasana belajar dan upaya pengembangannya.
5)
Kondisi subjek belajar dan upaya penyiapan dan
peneguhannya.
1.
Motivasi dan Upaya Memotivasi Siswa Untuk Belajar
Motivasi
berasal dari kata Inggris motivation yang berarti dorongan, pengalasan dan
motivasi. Kata kerjanya adalah to motivate yang berarti mendorong,
menyebabkan merangsang. Slotive sendiri berarti alasan, sebab, dan daya
penggerak (echols, 1984). Motif adalah keadaan dalam diri seseorang yang
mendorong individu tersebut untuk melakukan aktivitas-aktivitas rertentu guna
mencapai tujuan yang diinginkan (suryabrata, 1984). Secara serupa Winkels
(1987) mengemukakan bahwa motif adalah adanya penggerak dalam diri seseorang
untuk melakukan alstivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu pula.
Dalam
kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya motivasi belajar, yaitu motivasi yang
diterapkan dalam kegiatan belajar. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya
penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar mengajar.
kelangsungan belajar itu demi mencapai suatu tujuan (Winkels, 1987).
Motivasi
belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa
senang dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi
yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Siswa yang mempunyai motivasi
tinggi sangat sedikit yang tertinggal belajarnya dan sangat sedikit pula
kesalahan dalam belajarnya (Palardi, 1975).
Secara
garis besar motivasi dapat dibedakan menjadi dua ialah intrinsik dan motivasi
ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam tanpa
ada rangsangan dari luar, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang
berasal dari luar.
Ada
beberapa ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Ini dapat
dikenali melalui proses belajar mengajar di kelas, sebagaimana dikemukakan
Brown (1981) sebagai berikut: menarik kepada guru, artinya tidak membenci atau
bersikap acuh tak acuh, tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan. mempunyai
antusias yang tinggi seta mengendalikan perhatiannya terutama kepada guru,
ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas, ingin identitas dirinya diakui
oleh orang lain, tindakan, kebiasaan, dan moraInya selalu dalanu kontrol diri,
selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali, dan selalu terkontrol
oleh lingkungannya.
Sardiman
(1986) mengemukakan bahwa ciri-ciri motivasi yang ada pada diri seseorang
adalah: tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus
dalam waktu lama, ulet, menghadapi kesulitan, dan tidak mudah putus asa, tidak
cepat puas atas prestasi yang diperoleh, menunjukkan minat yang besar terhadap
bermacam-macam masalah belajar, lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung
kepada orang lain, tidak cepat bosan dengan tugas-tugas yang rutin, dapat
mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan apa yang diyakini: senang
mencari dan memecahkan masalah.
Beberapa
upaya yang dapat ditempuh untuk memotivasi siswa agar belajar ialah :
a.
Kenalkan siswa pada kemampuan yang ada pada dirinya
sendiri. Dengan mengenal kemampuan dirinya, siswa akan tahu kelebihan dan
kekurangannya. Dengan mengetahui kelebihan dirmya, ia mengukuhkan dan memperkuat
kelebihan tersebut. Dengan mengetabui kekurangan yang ada pada dirinya, siswa
akan berusaha menyempurnakan melalui aktivitas belajar. Di sini siswa akan
timbul motivasi belajarnya.
b.
Bantulah siswa untuk merumuskan tujuan belajarnya.
Sebab, dengan merumuskan tujuan belajar ini, siswa akan mendapatkan jalan yang
jelas dalam melaksanakan aktivitas belajar. Siswa juga akan mempunyai
target-target belajar, dan ia berusaha untuk mencapainya.
c.
Tunjukkan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas
yang dapat mengarahkan bagi pencapaian tujuan belajar. Dengan ditunjukkannya
aktivitas-aktvitas yang dapat mencapai tujuan, siswa tersebut tidak melakukan
aktivitas lain yang tidak ada kaitannya dengan pencapaian tujuan dan target
belajar. Dengan cara demikian waktu dan tenaga siswa dapat secara efektif dan
efisien dipergunakan mencapai target belajarnya.
d.
Kenalkanlah siswa dengan hal-hal yang baru. Sebab
hal-hal baru ini dapat "menghidupkan kembali" hastat ingin tahu
siswa. Adanya rasa ingin tahu yang demikian besar, menimbulkan gairah bagi
siswa untu beraktifitas belajar.
e.
Buatlah variasi-variasi dalam kegiatan belajar
mengajar, supaya siswa tidak bosan. Sebab, kebosanan pada diri siswa, termasuk
dalam aktivitas belajar, hanya akan memperlemah motivasi saja.
f.
Adakan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh siswa. Sebab, evaluasi yang dilakukan terhadap keberhasilan
belajar siswa ini, akan mendorong siswa untuk belajar. karena ingin dikatakan
berhasil belajarnya.
g.
Berikan umpan balik terhadap tugas-tugas yang diberikan
dan evaluasi yang telah dilakukan. Dengan adanya umpan balik, siswa akan
mengetahui mana aktivitas belajarnya yang benar dan mana yang kurang benar,
mana pekerjaannya yang sesuai dan mana pekerjaannya yang tidak sesuai.
2. Bahan belajar
dan upaya penyediaannya
Bahan
belajar sangat penting bagi siswa yang melakukan aktivitas belajar. Tanpa ada
yang dipelajari, kemungkinan siswa bisa belajar dengan baik. Oleh karena itu,
supaya siswa dapat belajar dengan baik, maka bahan belajar ini harus tersedia.
Yang
dimaksud bahan belajar adalah sesuatu yang harus dipelajari oleh pembelajar
dalam melaksanakan aktivitas belajarnya. Bahan ini, bisa berasal dari guru,
bisa berasal dari buku-buku teks, paper, makalah, artikel, disamping dapat
berasal dari lapangan objek tertentu.
Penyediaan
bahan belajar ini sangat bergantung kepada tujuan belajar, karakteristik siswa,
siasat belajar yang harus ditempuh oleh siswa dan faktor ketersediaaan tidaknya
bahan belajar. Jika tujuan belajar yang ingin ditempuh diaksentuasikan pada
penguasaan pengetahuan, mungkin bahan belajarnya akan lain dengan tujuan
belajar yang diaksentuasikan pada penguasaan konsep-konsep, maka pertyediaan
bahan belajarnya lain sekali dengan tujuan belajar yang dimaksudkan untuk
memperoleh pengalaman langsung.
Karakteristik
siswa juga mempengaruhi penyediaan bahan belajar. Pada siswa yang bertipe
auditif, mungkin membutuhkan bahan belajar yang berlainan dengan siswa yang
bertipe visual.
Siasat
belajar yang harus ditempuh oleh siswa juga menentukan bahan belajarnya. Siasat
belajar dimana guru menjadi tokoh sentralnya, umumnya gurulah yang menjadi
penyedia bahan belajar. Bahkan dalam siasat belajar semacam ini siswa
menggantungkan bahan belajar yang dipelajari dari ceramah atau penyampaian yang
dilakukan oleh gurunya. Sementara siasat belajar di mana siswa diharapkan bisa
belajar secara mandiri, bahan belajar tersebut telah disediakan secara utuh
sekaligus beserta petunjuk atau cara mempelajarinya. Pengajaran dengan bahan
belajar modul dan balian belajar buku teks, adalah sekian dari banyak contoh
dan siasat belajar mandiri oleh siswa.
Apapun
faktor yang menentukan bahan belajar ini, akhirnya juga bergantung kepada
faktor ketersediaan tidaknya. Mudah didapatkan tidaknya bahan belajar ini,
sangat menentukan penyediaan baban belajar. Apalagi kalau sulit atau tidak
mudah didapatkan, maka penyediaan bahan belajar ini sangat repot.
Sungguhpun
demikian bahan belajar bagi siswa haruslah diupayakan penyediaannya. Dalam
penyediaan bahan belajar ini, faktor-faktor yang harus menjadi pertimbangan
adalah :
a.
Cukup menarik. Ini patut menjadi peninibangan, agar
bahan belajar tersebut menggugah rasa ingin tahu siswa dan menimbulkan hasrat
belajar. Eka bahannya sendiri tidak menarik, maka cara penyajiannya yang
menaiik. Jadi kalau bahan belajar tersebut terpaksa tidak menarik, haruslah
dikemas dengan menggunakan kemasan yang menarik.
b.
Isinya relefan. Relevan isi ini, lazimnnya dikaitkan
dengan tujuan belajar. Isi bahan belajar haruslah mendukung dan memberi
kontribusi bagi pencapain tujuan belajar. Relevan isi ini, juga berkaitan
dengan faktor kondisional dan situasional siswa.
c.
Mempunyai sekuensi yang tepat. Sekuensi atau urutan
penyajian ini sangat penting diperhatikan dalanu penyediaan bahan belajar.
Seharusuya sekuensi bahan ini dari yang sederhana menuju ke yang kompleks.
d.
Informasi yang dibutuhkan ada. Ini sangat penting,
agar bahan belajar yang akan dipelajari tersebut tidak kering,
e.
Ada soal latihan. Ini sangat penting, agar siswa dapat
menguji diri sendiri, seberapa banyak !a telah menguasai bahan yang dipelajari.
f.
Ada jawaban kunci untuk soal latihan. Kegunaan kunci
jawaban bagi soal latihan ini adalah siswa dapat mencocokkan hasil-hasil
latihannya dengan kunci.
g.
Ada tes yang sesuai. Tes yang sesuai ini, tentu
bergantung kepada bahan belajarnya.
h.
Terdapat petunjuk untuk mengadakan perbaikan. Baban
belajar harus dilengkapi dengan petunjuk bagaimana siswa harus memperbaiki
belajarnya, jika ada diantara bahan belajar yang belum terkuasai.
i.
Ada petunjuk lanjutan untuk mempelajari bahan selanjumya.
Setelah berhasil menguasai bahan belajar tertentu siswa tidak akan menungggu
petunjuk guru untuk mempelajari bahan selanjutnya.
3.
Alat bantu belajar dan upaya penyediaannya.
Alat
bantu belajar termasuk salah satu unsur dinamis dalam belajar, kesusukannya
juga penting, oleh karena dapat membantu terhadap belajar siswa. Dengan sebuah
alat bania bahan belajar yang abstrak bisa konkrit. Dengan alat bantu bahan
belajar yang tidak menarik bisa menjadi menarik. Dengan alat bantu bahan
belajar yang meragukan dapat diyakinkan karena dapat dibuktikan secara empirik
Alat
bantu belajar lazim juga disebut media belajar dan piranti Belajar, meskipun
tidak semua median belajar dapat berfungsi sebagai alat bantu. Alat bantu
belajar ada kalanya dibeli di toko-toko buku. atau stationary, tetapi
adakalanya dibuat sendiri oleh pembelajar bersama-sama dengan gurunya. Pada
kasus vang pertama pembelajar mendapatkan secara given.
Hal-hal
yang dapat dijadikan sebagai patokan dalam upaya menyediakan alat bantu belajar
adalah :
a.
Jenis kemampuan apa yang ditargetkan untuk dikuasai
oleh pembelajar.
b.
Faktor ketersediaan alat bantu tersebut
c.
Faktor keterjangkauannya
d.
Kepraktisan dan daya tahan alat bantu.
e.
Keefektifan dan keefisienan alat bantu
Contoh
alat bantu sederhana adalah pena. pensil, papan tulis, kapur tulis, penggaris,
penghapus. Contoh alat bantu yang penggunaannya membutuhkan keterampilan
tertentu adalah skala, rubrik, jangka, 0HP, video, tape recorder, dan media
audiovisual lainnya. Beherapa upaya penyediaan bahan antara lain adalab:
a.
Pembelian, jika mampu
b.
Pengajuan kepada pemerintah
c.
Permobonan bantuan melalui sponsor
d.
Membuat sendiri, jika bisa
e.
Menggerakkan dan mengajak para pembelajar untuk
menciptakan dengan memanfaatkan alam sekitar
4.
Suasana belajar dan upaya pengembangannya
Dalam
pandangan tradisional suasana belajar yang kondusif adalahh jika di dalam
sebuah kelas terasa tenang sementara para siswa bisa mendengarkan apa yang
diceramahkan gurunya. Oleh karena itu, pandangan tradisional tsb, maka kelas
yang baik dalam belajar mengajar adalah kelas yang siswanya duduk dengan
tenang, berdiam diri sambil mendengarkan pengajaran yang dilakukan guru.
Umumnya, siswa tidak berani mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang
deceermahkan guru, terkecuali guru telah memberikan kesempatan.
Dalam
pandangan sekarang suasana belajar yang kondusif adalah suasana yang mendukung
bagi terciptanya kegiatan belajar. Yaitu suasana yang interaktif dimana para
siswa giat belajar. suasana yang interaktif belajar di dalamnya, tentu tidak dibatasi ketika ditunggui oleh gurunya. Pada
saat guru sedang menunggui misalkan saja, siswa tetap aktif dan giat belajar.
Suasana
belajar yang kondusif demikian tidak terjadi dengan sendirinya. la harus
dirancang oleh guru melalui sebuah rancangan pengajaran sebuah suasana belajar
dikatakan kondusif manakala :
a.
Siswa tekun mengerjakan sesuatu yang semestinya
dikerjakan.
b.
Siswa aktif berinteraksi tidak saja hanya dengan
gurunya melainkan aktif berinteraksi dengan siswa-siswa yang lain.
c.
Siswa secara bebas mengerjakan segala hal yang dapat
mencapai tujuan belajarnya.
d.
Kreativitas siswa mendapatkan penghargaan yang
sepantasnya, dan bakan sebaliknya.
Agar
suasana belajar tersebut kondusif, maka upaya-upaya yang dapat dilakukan adalah
:
a.
Buatlah kontak pengajaran dengan para siswa
b.
Rancanglah aktivitas belajar siswa
c.
Berikan kebebasan kepada siswa untuk mengemukakan
pendapatnya.
d.
Buatlah suasana yang demokratis. agar tidak menakutkan
bagi para siswa dalana beraktivitas.
e.
Rancanglah ruangan belajar sefleksibel mungkin hingga
mudah dirubah-ubah.
f.
Jangan gampang memberikan penghukumn terhadap siswa,
lebih-lebibh jika kepada siswa yang belum tentu bersalah.
g.
Hargailah siswa-siswa mencoba cara-cara dan
metede-metode baru
5.
Kondisi Subjek Belajar dan Upaya Penyiapan dan
Peneguhannya.
Kondisi
subjek belajar sebenamya berbeda-beda. Kondisi subjek belajar yang kelihatannya
samapun, manakala diteliti lebib dalam, akan kelibatan perbedaannya. Oleh
karena stu, dalam kclompok siswa yang homogen pun, sebenamya kalau dilihat
lebih dalam akan tampak heterogenitasnya.
Kondis
subjek belajar dapat dibedakan atas hal-hal yang bersifat lahiriah, dan hal-hal
yang bersifat batiniah atau hal-hal yang bersifat fisik dan hal-hal yang
hersifat psikologis. Dari segi lahiriah atau fisik, subjek belajar bisa
berbeda: ukuran tubuhnya, kekuatan tubuhnya, kesehatan fisiknya, daya tahan
fisiknya, kesegaran dan kebugam jasmaninya. Mereka yang berada pada kondisi
lebih, misalnya lebih besar/tingai. khib kuat lebih sehat lebih tinggi daya
tahannya dan khib segarIbLigar, umumnya tehih mendukung bagi aktivitas
belajarnya dibandingkan dengan mereka yang berada pada posisi kurang.
Dari
segi psikis, kondisi subjek belajar juga berbeda dari segi: intelegensinya,
bakatnya, militansi kerjanya, motivasi instrinsik atau motivasi berprestasinya,
kematangannya aspirasi dan punya, ambisi-ambisinya.
Mereka
yang mempunyai inteligensi tinggi umumnya lebih gampang berhasilnya
dibandingkan yang berintelegensi rendah. Demikian juga yang mempunyai bakat
khusus, yang tinggi militansi kerjanya, yang tinggi motivasi intrinsiknya, yang
besar ambisinya, dan yang lebih stabil emosinya.
Oleh
karena beragamnya kondisi subjek belajar tersebut, dan tidak senuttiasa
menetapnya kondisi belajar tersebut, maka hs ada upaya-upaya unruk menyiapkan
mereka dan sekaligus meneguhkannya. Dengan penyiapan yang terancang dan dengan
upaya-upaya peneguhan diharapkan mendukung aktivitas belajar.
Upaya
yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan kondisi objek belajar khususnya dari
segi fisiknya adalah:
a.
Memenuhi subjek belajar dengan gizi dan
nutrisi-nutrisi yang diperlukan.
b.
Penyegaran fisik subjek belajar dengan olahraga atau
latihan-latihan fisik seperti senam.
c.
Memeriksakan tubuh subjek belajar secara teratax
kepada dokter agar dapat dicegah timbulnya penyakit yang memungkinkan
terganggunya belajar mengajar.
Sementara
itu, upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan psikis subjek belajar
adalah :
a.
Memperkenalkan dengan lingkungan belajar yang mangkin
baru bagi mereka.
b.
Memelihara keseimbangan emosi mereka, agar secara psikologis
mereka merasa aman.
c.
Mengasah kondisi psikis mereka dengan latihan-latihan.
d.
Menerima mereka apa adanya dengan segala kelebihan dan
kekurangannya sehingga subjek belajar tidak merasa tertolak oleh lingkungannya.
0 komentar:
Posting Komentar