Merupakan
komponen konstruksi yang saling memperteguh struktur/kerangka bangunan diatas
pondasi.
Ø Untuk Kolom dan Balok
:
a. Kayu
Kayu adalah
bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan).
Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel
berbagai jaringan di batang.
Salah satu kegunaan
kayu adalah untuk bahan bangunan yang dibedakan sebagai kayu struktural
(memikul beban) dan non struktural (tidak memikul beban). Baik untuk tujuan
struktural maupun non struktural, diperlukan dukungan data teknis diantaranya
sifat mekanis.
Sifat mekanis ada
beberapa macam yang berhubungan dengan macam penggunaannya antara lain sebagai
bahan bangunan, misalnya untuk tiang diperlukan data keteguhan tekan sejajar
serat, untuk kuda-kuda diperlukan data keteguhan lentur static, keteguhan tekan
sejajar serat, keteguhan geser.
Balai penyelidikan
Kehutanan Bogor telah mengklasifikasi kayu di Indonesia dalam 5 kelas keawetan
berdasarkan criteria :
* Pengaruh
kelembaban/kayu diletakkan di tempat yang lembab.
* Pengaruh iklim dan
panas matahari tetapi terlindung terhadap pengartuh air.
* Pengaruh iklim,
tetapi terlindung terhadap panas matahari.
* Terlindungi dan
terawat baik.
* Pengaruh rayap dan
serangga lainnya.
Klasifikasi Kayu berdasarkan kelas keawetan
dan kekuatan:
Kelas 1 dan 2 : Untuk
bangunan-bangunan heavyduty , yang selalu berhubungan dengan tanah yang lembab,
angin atau panas matahari. Kayu yang termasuk jenis antara lain : Jati, Merbau,
bangkirai (Meranti Telur)
Kelas 3 : Untuk
bangunan dan perabot dalam naungan atap yang tidak berhubungan dengan tanah dan
lembab. Antara lain :Kamfer, Keruing.
Kelas 4 : Untuk
bangunan dan perabot ringan dalam naungan atap. Misal:Meranti, Suren (Surian)
Kelas 5 : Untuk pekerjaan sementara / non
permanent, seperti untuk papan bekisting, perancah ataupun peti.
Jenis-jenis Kayu :
· Kayu
Jati : Karakteristiknya stabil, kuat dan tahan lama. Termasuk kayu
dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Kayu jati sudah terbukti tahan
terhadap jamur, rayap, dan serangga lainnya karena kandungan minyak di dalam
kayu itu sendiri.
· Kayu Merbau : Jika
dibandingkan dengan kayu jati, karakteristiknya cukup keras dan stabil.
Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II, dan Kelas Kuat I, II. Kayu Merbau sudah
terbukti tahan terhadap serangga.
· Kayu Mahoni
: Memiliki tekstur yang cukup halus, seratnya indah dan berwarna merah
muda sampai merah tua. Banyak digunakan sebagai elemen dekorasi ruangan.
Termasuk kayu dengan Kelas Awet III dan Kelas Kuat II, III.
· Kayu Bangkirai :
Karakteristiknya cukup awet dan kuat. Termasuk kayu dengan kelas Awet I, II,
III dan kelas kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai tingkat kegetasan yang
tinggi sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan. Karena kuatnya, kayu ini
sering digunakan untuk material konstruksi berat seperti atap kayu.
· Kayu Kamper : Memiliki
karakteristik tidak setahan kayu jati dan sekuat bangkirai, kamper memiliki
sert kayu yang yang halus dan indah
· Kayu Meranti Merah :
Termasuk jenis kayu keras, warnanya merah muda tua hingga merah muda pucat,
namun tidak sepucat meranti putih. Selain tidak bertekstur halus, kayu meranti
juga tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk dipakai
di luar ruangan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet III, IV.
· Kayu Sonokeling :
Memiliki serat kayu yang sangat indah, berwarna ungu, bercoret-coret hitam,
atau hitam keunguan berbelang dengan coklat kemerahan. Selain indah kayu ini
juga kuat dan awet. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I dan Kelas Kuat II.
· Kayu Sungkai :
Teksturnya cukup halus, seratnya indah dan berwarna kuning pucat. Kayu sungkai
sering digunakan sebagai bahan elemen dekoratif. Termasuk kayu dengan Kelas
Awet III dan Kelas Kuat II, III.
· Kayu Kelapa :
Merupakan salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari perkebunan
kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun ke atas) sehingga
harus ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang baru. Semua bagian dari
pohon kelapa adalah serat/fiber yaitu berbentuk garis pendek-pendek.
b. Besi/ logam lain (plat baja, baja strip,
aluminium)
c. Fasternes (Pengikat)
Ø Sekrup atau baut,
Baut atau sekrup adalah
suatu batang atau tabung dengan alur heliks pada permukaannya.
Penggunaan utamanya adalah sebagai pengikat (fastener)
untuk menahan dua obyek bersama, dan sebagai pesawat sederhana untuk mengubah torka (torque)
menjadi gaya linear. Baut dapat juga didefinisikan sebagai bidang miring yang membungkus suatu batang.
Ø alat-alat pelubang,
Ø paku (paku biasa, paku
beton)
Paku adalah logam keras berujung
runcing, umumnya terbuat dari baja, yang digunakan untuk melekatkan dua bahan dengan menembus
keduanya. Paku umumnya ditembuskan pada bahan dengan menggunakan palu atau nail gun yang digerakkan oleh udara
bertekanan atau dorongan ledakan kecil. Pelekatan oleh paku terjadi dengan
adanya gaya gesek pada arah vertikal dan gaya tegangan pada
arah lateral. Ujung paku kadang ditekuk untuk mencegah paku keluar.
d. Kawat
e. Beton bertulang (Besi
Beton)
Adalah suatu kombinasi
antara beton dan baja dimana tulangan baja berfungsi menyediakan kuat tarik
yang tidak dimiliki beton. Tulangan baja juga dapat menahan gaya tekan sehingga
digunakan pada kolom dan pada berbagai kondisi lain.
Ø Untuk Dinding :
a. Dinding Batu Bata
Material ini paling
banyak digunakan di Indonesia. Hampir di setiap tempat bahkan pelosok desa
terdapat pembuat batu bata. Bahan baku tanah liat yang mudah didapat dan proses
pembuatan yang sederhana membuat harganya menjadi relatif murah. Ukuran yang
biasa ada di pasaran adalah 25 x 12 x 5 cm atau kurang. Dinding dari pasangan
batu bata umumnya dibuat dengan ketebalan ½ batu dan minimal setiap jarak 3 m
diberi kolom praktis sebagai pengikat dan penyalur beban. Dinding batu bata
biasanya dipakai sebagai konstruksi non struktural yang tidak menahan beban.
b. Dinding Batako.
Untuk menghemat biaya
pembangunan rumah, alternatif pemakaian batako banyak digunakan di banyak
tempat. Selain harganya lebih murah per meternya, dimensi yang lebih besar dan
berlubang dapat menghemat 75% plesteran dan 50% beban dinding. Dan tentu saja
pelaksanaan pekerjaannya pun menjadi lebih cepat. Batako terbuat dari campuran
tras, kapur, pasir dan semen. Kekuatannya tentu lebih rendah dari pada batu
bata. Batako yang berkualitas rendah akan mudah pecah karena kadar semen yang
sedikit. Ukuran yang umum di pasaran adalah 40 x 20 x 10 atau kurang.
c. Dinding Bata Ringan
Bata ringan adalah
salah satu jenis beton ringan aerasi yang mulai dikenal di Indonesia pada tahun
1995. Kelebihannya adalah bobotnya yang jauh lebih ringan dari batu bata
ataupun batako. Biasa digunakan untuk bangunan bertingkat untuk mengurangi
pembebanan sehingga biaya pondasi menjadi lebih kecil. Dimensi yang besar yaitu
60 x 20 x 10/7,7 cm menjadikan pekerjaan dinding cepat selesai. Ukurannya yang
presisi juga hanya membutuhkan speci yang sangat tipis. Kelebihan yang lain
adalah kemamampuannya untuk menahan panas dan suara. Dari segi harga sampai
saat ini masih lebih mahal dari batu bata. Namun pekerjaan pemasangan yang
cepat dapat menghemat upah tukang.
d. Dinding Kayu
Karena langka dan
mahalnya kayu dewasa ini, mungkin jarang sekali rumah yang memakai dinding
jenis ini. Kecuali untuk rumah-rumah di pedesaan atau rumah-rumah yang sengaja
desainnya bergaya country. Dinding papan kayu juga bisa digunakan pada bangunan
konstruksi rangka kayu. Kelebihan dinding ini adalah untuk menciptakan suasana
yang hangat dan natural. Suasana di dalam rumah pun akan lebih sejuk. Namun
perawatannya lah yang sulit. Kayu lebih mudah lapuk jika terkena panas dan
hujan. Belum lagi serangan rayap untuk daerah tropis seperti negara kita ini.
e. Dinding kaca
Seiring dengan
meningkatnya produksi dan teknologi bahan kaca, penggunaan kaca sebagai bahan
konstruksi rumah pun meningkat dari tahun ke tahun. Dulu mungkin kita hanya
memakai kaca di rumah untuk jendela ataupun pintu. Namu sekarang kaca merupakan
bagian dari desain eksterior maupun interior rumah. Dinding kaca bisa membuat
rumah terlihat lebih luas dari aslinya. Halaman rumah yang hijau dan asri pun
dapat dilihat dari dalanm rumah yang menyebabkan suasana menjadi lebih alami
dan sejuk. Namun perlu dipertimbangkan juga jika dinding kaca langsung terkena
sinar matahari yang akan membuat udara dalam rumah menjadi panas.
f. Dinding lembaran
(Cladding)
Bila anda menginginkan
pembuatan dinding dengan cepat, anda bisa mengganti dinding konvensional dengan
dinding partisi lembaran. Macamnya juga banyak, contohnya, metal cladding, GRC
atau Fiber Cement ( Kalsiboard ) untuk dinding bagian luar, dan gypsum atau
multiplex untuk dinding bagian dalam. Rangkanya terbuat dari besi hollow atau
baja ringan. Karena bobotnya yang lebih ringan system dinding ini cocok
digunakan pada bangunan yang berdiri diatas tanah berdaya dukung rendah.
Keuntungan lainnya adalah tahan gempa dan harganya pun lebih murah dari dinding
konvensional.
g. Batu bata
Batu
bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat dinding. Batu bata terbuat
dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah
merahan. Seiring perkembangan teknologi, penggunaan batu bata semakin menurun.
Munculnya material-material baru seperti gipsum, bambu yang telah
diolah, cenderung lebih dipilih karena memiliki harga lebih murah dan
secara arsitektur lebih indah. Jenis-jenis bata,
yaitubata berongga, bata press, beton/bataco (spesifikasi bataco, conblock,
beta block, kansteen), bata berlubang/bataco berlubang (rooster) dan krawang.
h. Partisi {rangka partisi, penutup partisi
(plywood, formica, wall paper, tirai dll))
i. Pelengkap partisi
Ø pintu,
Ø jendela,
Ø Kaca, merupakan
materi bening dan transparan (tembus pandang) yang biasanya di hasilkan dari
campuran silikon atau bahan silikon dioksida (SiO2), yang secara kimia sama dengan kuarsa (bahasa Inggris:
kwarts). Biasanya dibuat dari pasir. Suhu lelehnya adalah
2000 derajat Celsius.
Ø kaca naco,
Ø kunci,
Ø alat penggantung
0 komentar:
Posting Komentar