Buah adalah salah satu jenis makanan
yang memiliki kandungan gizi, vitamin dan mineral yang pada umumnya sangat baik
untuk dikonsumsi setiap hari. Dibandingkan dengan suplemen obat-obatan kimia
yang dijual di toko-toko, buah jauh lebih aman tanpa efek samping yang
berbahaya serta dari sisi harga umumnya jauh lebih murah dibanding suplemen
yang memiliki fungsi yang sama. Buah jambu biji atau guava (Gambar 1) adalah
favorit banyak orang, dan dapat dimakan langsung atau dibuat jus. Buah ini
merupakan salah satu buah terbaik yang dapat dimakan sehari-hari karena buah
jambu Biji sangat kaya akan Vitamin C.
Kandungan Vitamin C pada buah jambu biji sangat tinggi, yaitu 87 mg per 100 g
buah Jambu Biji. Jumlah tersebut dua kali lipat dari jeruk manis (49 mg/100 g),
lima kali lipat dari orange, serta delapan kali lipat dari lemon (10,5
mg/100 g). Dibandingkan jambu air dan jambu bol, kadar vitamin C pada jambu
biji jauh lebih besar, yaitu 17 kali lipat dari jambu air (5 mg/100 g) dan
empat kali lipat dari jambu bol (22 mg/100 g). Untuk mengobati penyakit tertentu,
lebih disukai buah jambu biji yang daging buahnya berwarna merah.
Seperti
diketahui, vitamin C merupakan antioksidan yang baik, disamping itu vitamin C
memiliki fungsi menjaga dan memacu kesehatan pembuluh kapiler: mencegah anemia
gizi, sariawan, gusi yang bengkak dan berdarah (penyakit skorbut); serta
mencegah tanggalnya gigi. Vitamin C dosis tinggi dapat meningkatkan sistem
kekebalan tubuh dalam melawan berbagai infèksi. Dengan demikian, tubuh tidak
mudah menjadi sakit, seperti flu, batuk, demam, dan lain-lain.Vitamin C
membantu penyerapan zat besi dan dapat menghambat produksi nitrosamin, suatu
zat pemicu kanker. Vitamin C juga berperan untuk pembentukan kolagen yang
sangat bermanfaat untuk penyembuhan luka. Ketersediaan vitamin C, yang cukup
dalam darah dapat mendorong ke selenium dalam menghambat sel kanker, terutama
kanker paru-paru, prostat, payudara, usus besar, empedu, dan otak. Pada
intinya, jambu biji dapat dijadikan sebagai sumber utama bagi kebutuhan vitamin
C tubuh. Konsumsi jambu biji seberat 90 gram setiap hari sudah mampu memenuhi
kebutuhan vitamin harian orang dewasa, sehingga mampu menjaga kesehatan dan
kebugaran tubuh. Kandungan vitamin C pada jambu biji mencapai puncaknya
menjelang matang. Sebagian besar vitamin C jambu biji terkonsentrasi pada
bagian kulit serta daging bagian luarnya yang lunak dan tebal. Karena itu,
jambu biji sebaiknya dikonsumsi beserta kulitnya.
Selain
vitamin C, buah jambu biji juga mengandung banyak kalsium (jarang pada buah lainnya), Vitamin A, Vitamin B, zat besi,
fosfor, potasium, dan kaya akan serat. Untuk yang suka berdiet, buah jambu biji
hanya mengandung 25 kalori. Kandungan gizi dalam 100 gram jambu biji disajikan
pada Tabel 1. Kandungan potasium dalam jambu biji sekitar 14 mg/100 gram buah.
Potasium berfungsi meningkatkan keteraturan denyut jantung, mengaktifkan
kontraksi otot, mengatur pengiriman zat-zat gizi lainnya ke sel- sel tubuh,
mengendalikan keseimbangan cairan pada jaringan sel tubuh, serta menurunkan tekanan
darah tinggi (hipertensi).
Tabel 1. Kandungan Gizi Jambu Biji dalam 100 gram
BDD
Kandungan
|
Jumlah
|
Kandungan
|
Jumlah
|
Energi
|
49,00 kal
|
Vitamin B1
|
0,05 mg
|
Protein
|
0,90 g
|
Vitamin B2
|
0,04 mg
|
Lemak
|
0,30 g
|
Vitamin C
|
87,00 mg
|
Karbohidrat
|
12,20 g
|
Niacin
|
1,10 mg
|
Kalsium
|
14,00 mg
|
Serat
|
5,60 g
|
Fosfor
|
28,00 mg
|
Air
|
86 g
|
Besi
|
1,10 mg
|
Bagian yang dapat
dimakan
|
82%
|
Vitamin A
|
25 SI
|
|
|
Buah jambu biji juga mengandung asam
amino (triptofan, lisin), dan pektin. Serat
di dalam buah merupakan serat yang larut dalam air, terutama di bagian kulitnya
sehingga dapat mengganggu penyerapan glukosa dan lemak yang berasal dari
makanan dan membuangnya ke luar tubuh. Saat ini, buah jambu biji telah
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan jumlah trombosit pada penderita
demam berdarah. Kemungkinan besar, hal ini disebabkan buha jambu biji
berkhasiat untuk mengatasi hemostatis, antiradang dan antioksidan sehingga
dapat menghentikan proses agregasi (pengumpulan) trombosit dan perdarahan yang
terjadi sebelumnya, seperti mimisan, perdarahan kulit dan berak darah. Alhasil,
jumlah trombosit cepat meningkat disertai perbaikan kualitas trombosit yang
beru terbentuk sehingga dapat berfungsi kembali secara normal.
0 komentar:
Posting Komentar