1. Unsur-unsur Motif Batik.
S.K. Sewan Susanto (1980:261)
berpendapat bahwa unsur-unsur motif batik dapat digolongkan menjadi tiga,
yaitu:
a. Ornamen
Utama.
Ornamen utama/pokok adalah suatu
ragam hias yang menentukan motif sebuah batik mempunyai makna, sehingga dalam pemberian
nama motif batik berdasarkan jiwa dan arti lambang yang ada pada motif
tersebut. (S.K. Sewan Susanto,1980:261). Contoh ornamen pokok/utama ini antara
lain :
b. Ornamen
tambahan
Ornamen tambahan/isian motif
yaitu ornamen yang tidak mempunyai arti dalam pembentukan motif dan berfungsi
sebagai pengisi bidang.
c. Isen-isen
motif batik
Isen-isen motif batik yaitu
unsur-unsur garis dan titik atau ornament tertentu yang berfungsi sebagai
pengisi untuk melengkapi motif secara keseluruhan sehingga menimbulkan
keindahan pada motif secara keseluruhan (S.K. Sewan Susanto,1980:231). Isen
dapat berbentuk titik dinamakan “cecek” dan garis yang dinamakan “sawut”.
Ornamen yang berfungsi sebagai isen berupa cabang-cabang tumbuh-tumbuhan yaitu
daun, bunga, dan batang.
2. Penggolongan Motif Batik.
Penggolongan motif batik menurut
S.K.Sewan Susanto (1980:215-231) dibagi menjadi tiga golonan yaitu :
a. Golongan
geometris.
Golongan geometris adalah
golongan motif yang mudah dibagibagi menjadi bagian-bagian yang disebut rapor
(S.K.Sewan Susanto,1980:215). Golongan geometris ini dibedakan menjadi dua macam,
yaitu pertama yang rapornya berbentuk seperti ilmu ukir biasa, dengan bentuk
segi empat, segi empat panjang dan lingkaran. Kedua tersusun dalam garis
miring, sehingga rapornya berbentuk belah ketupat. Motif batik yang tergolong
mepunyai rapor segi empat ialah :
1)
Golongan motif banji.
Golongan motif banji yaitu motif
yang berdasarkan ornament swastika. Batik banyumas adalah daerah yang masih
membuat motif banji ini, dengan proses bedesan sehingga hanya terdapat warna
hitam dan coklat. Motif ini tergolong motif klasik (S.K.Sewan Susanto, 1980:210)
2)
Golongan motif Ganggong.
Golongan motif ganggong sepintas
seperti motif ceplok, bedanya motif ganggong berupa garis yang tidak sama
panjang, sedang ujung garis yang paling panjang mirip bentuk salib .(S.K.Sewan
Susanto, 1980:218)
3)
Golongan motif Ceplok.
Golongan motif Ceplok adalah
motif batik yang didalamnya terdapat gambar-gambar segi empat, lingkaran dan
segala variasinya. (S.K.Sewan Susanto, 1980:221). Nama-nama pada motif ceplok
di ambil berdasarkan nama penciptanya, Isi ornamen yang di gambarkan dan berdasarkan
atas kedaerahan.
4)
Golongan motif nitik atau anyaman.
Golongan motif nitik adalah motif
yang tersusun atas garis-garis putus, titik-titik dan variasinya, sehingga
motif nitik disebut juga motif anyaman. Motif ini dianggap motif asli dan tergolong
motif tua. (S.K.Sewan Susanto,1980:224)
5)
Golongan motif kawung
Golongan motif kawung yaitu motif
yang tersusun dalam bentuk bundar, lonjong atau elips. Susunan memanjang
menurut garis diagonal miring kekiri dan kekanan secara berselang seling.
(S.K.Sewan Susanto,1980:226). Motif kawung digambarkan berupa
lingkaran-lingkaran yang saling berpotongan atau bentuk bulat lonjong yang
saling mengarah kesatu titik yang sama. Nama-nama dari motif kawung didasarkan
pada besar kecilnya kawung tersebut, misalnya :
- Kawung
bentuknya kecil-kecil disebut kawung pecis. Pecis adalah nama mata uang
dari logam yang paling kecil.
- Kawung
yang berukuran agak besar disebut kawung bribil. Bribil adalah mata uang
logam yang besarnya lebih besar dari picis.
- Kawung yang lebih besar dari kawung bribil disebut kawung sen.
6)
Golongan motif parang dan lereng
Golongan motif parang dan lereng
adalah motif-motif yang tersusun menurut garis miring atau diagonal. (S.K.Sewan
Susanto, 1980:226). Pada bidang miring antara dua deret parang yang bertolak
belakang digambar deretan segi empat yang disebut mlinjon. Jadi kalau tidak
terdapat mlinjon berarti bukan parang tetapi lereng atau liris. KRT.DR. (HC)
Kalinggo\ Honggopuro berpendapat bahwa batik parang dan batik lereng mempunyai ciri-ciri
tersendiri yaitu:
1.Ciri Batik Parang
- Bentuk
lereng diagonal 450
- Memakai
mlinjon
- Memakai
Sujen
- Ada
mata gareng
2. Ciri batik Lereng
- Bentuk
miring diagonal 450
- Tidak
slalu memakai mlinjon, sujen dan mata gareng.
- Hanya
dibatasi garis lurus
- Bisa memakai motif lung-lungan/diselingi dengan bentuk parangan yang disebut glabangan.
b. Golongan
non geometris.
Golongan non geometris yaitu
motif batik yang tersusun atas ornamen tumbuh-tumbuhan, meru, pohon hayat,
candi, binatang, burung, garuda ular atau naga, dalam susunan tidak teratur
menurut bidang geometris meskipun dalam satu kain batik akan terjadi
pengulangan motif tersebut, yang termasuk golongan motif non geometris adalah :
1.
Motif Semen.
Motif semen berasal dari bahasa
jawa “semi” yang berarti tumbuhnya bagian dari tanaman. Susunan ornamen semen
ini terdiri dari tumbuh-tumbuhan, burung, binatang, lar-laran yang disusun
dalam komposisi pembagian bidang yang harmonis.
2.
Motif buketan atau terang bulan.
Motif buketan adalah motif yang
mengambil tumbuh-tumbuhan atau bunga-bunga sebagai ornamen hias, digambar
secara realistis tanpa distilisasi, disusun meluas memenuhi bidang kain yang
terdapat pada kain sarung. Sedangkan motif terang bulan hampir sama dengan motif
buketan hanya penempatannya pada ujung kain berbentuk segitiga yang disebut “tumpal”.
Tumpal ini diberi isen-isen motif batik, sedangkan yang diluar bidang tumpal
diberi ornamen kecil-kecil yang bertebaran.
2 komentar:
Mana lebih luas pengertiannya, motif atau ornamen?
Dalam rujukan yg dikutip, motif batik memiliki unsur-unsur ornamen. Apakah konsep ini tidak terbalik?
Mestinya motif merupakan bagian dari ornamen.
Udah pada liat batik motif corona, belum?? kalau belum cus cek!
Posting Komentar